Banda Aceh (ANTARA) - Lembaga Panglima Laot Aceh menyatakan bahwa para nelayan Aceh memantau adanya pergerakan kapal yang diduga kuat para imigran Rohingya di kawasan perairan Pulau Rondo Sabang, Aceh.
Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan bahwa berdasarkan informasi awal yang diterima dari Panglima Laot Ie Meulee Saiful Bahri, para nelayan telah menemukan imigran Rohingya.
"Bahwa telah ditemukan pengungsi Rohingya oleh nelayan yang berada Selatan Pulau Rondo yang berjarak lebih kurang tiga mil dari Pulau Rondo," kata Miftach.
Miftach menyampaikan keberadaan imigran Rohingya tersebut sebenarnya telah terpantau nelayan Aceh sejak beberapa waktu lalu. Tetapi saat itu mereka masih berada di wilayah perbatasan.
"Yang pasti dalam beberapa hari lalu nelayan kita ada melihat (imigran Rohingya), tapi masih di line perbatasan," ujar Miftach.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi I DPRA Iskandar Usman Al Farlaky. Ia membenarkan bahwa para imigran Rohingya itu terpantau di kawasan Pulau Rondo, sejauh ini terlihat ada tiga kapal.
"Iya (tiga kapal), posisinya tiga mil dari Pulau Rondo," katanya.
Terkait keberadaan mereka, lanjut Iskandar, dirinya belum dapat memastikan apakah mereka didaratkan atau dilakukan tindakan lainnya. Karena itu ia terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
"Sedang saya koordinasi dengan Danlanal Sabang," ujarnya.
Iskandar menambahkan, sebelumnya ia telah mendapatkan informasi dalam rapat koordinasi dua hari lalu bersama unsur pemerintah pusat, keamanan, hingga UNHCR, diketahui bahwa terdapat sekitar 16 kapal yang bergerak dari kamp pengungsian di Bangladesh, lalu bergerak di kawasan lepas pantai di atas Andaman dan Samudera Hindia.
"Kemarin sudah mendarat di Bireun, Aceh Besar dan Pidie, dan ini terpantau tiga lagi. Maka kita perkirakan masih ada 10 kapal etnis Rohingya lagi yang berada di zona Andaman dan Samudera Hindia itu," demikian Iskandar.
Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek di Banda Aceh, Sabtu, mengatakan bahwa berdasarkan informasi awal yang diterima dari Panglima Laot Ie Meulee Saiful Bahri, para nelayan telah menemukan imigran Rohingya.
"Bahwa telah ditemukan pengungsi Rohingya oleh nelayan yang berada Selatan Pulau Rondo yang berjarak lebih kurang tiga mil dari Pulau Rondo," kata Miftach.
Miftach menyampaikan keberadaan imigran Rohingya tersebut sebenarnya telah terpantau nelayan Aceh sejak beberapa waktu lalu. Tetapi saat itu mereka masih berada di wilayah perbatasan.
"Yang pasti dalam beberapa hari lalu nelayan kita ada melihat (imigran Rohingya), tapi masih di line perbatasan," ujar Miftach.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi I DPRA Iskandar Usman Al Farlaky. Ia membenarkan bahwa para imigran Rohingya itu terpantau di kawasan Pulau Rondo, sejauh ini terlihat ada tiga kapal.
"Iya (tiga kapal), posisinya tiga mil dari Pulau Rondo," katanya.
Terkait keberadaan mereka, lanjut Iskandar, dirinya belum dapat memastikan apakah mereka didaratkan atau dilakukan tindakan lainnya. Karena itu ia terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
"Sedang saya koordinasi dengan Danlanal Sabang," ujarnya.
Iskandar menambahkan, sebelumnya ia telah mendapatkan informasi dalam rapat koordinasi dua hari lalu bersama unsur pemerintah pusat, keamanan, hingga UNHCR, diketahui bahwa terdapat sekitar 16 kapal yang bergerak dari kamp pengungsian di Bangladesh, lalu bergerak di kawasan lepas pantai di atas Andaman dan Samudera Hindia.
"Kemarin sudah mendarat di Bireun, Aceh Besar dan Pidie, dan ini terpantau tiga lagi. Maka kita perkirakan masih ada 10 kapal etnis Rohingya lagi yang berada di zona Andaman dan Samudera Hindia itu," demikian Iskandar.