Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata konsultan vitreoretina Andi Arus Victor mengatakan kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan pada retina mata atau retinopati diabetik.
"Kalau diperiksa glukosa darahnya itu tidak terkontrol dan sudah berlangsung lama biasanya lima sampai sepuluh tahun, sehingga timbul kelainan retina berupa pendarahan dan pembengkakan yang kita sebut retinopati diabetik," ucapnya dalam diskusi mengenai retinopati diabetik dalam rangka HUT RSCM 103 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Kelainan pada retina mata ini akibat dari komplikasi diabetes melitus mikrovaskular, yang menyerang pembuluh darah halus pada retina.
Andi menjelaskan jika sudah ditemukan adanya kelainan retinopati diabetik harus ditangani lebih lanjut untuk mencegah jangan sampai terjadi kebutaan.
"Kalau ditangani dengan seksama dari awal biasanya tidak sampai pada tingkat kebutaan," ucap Andi.
Lebih lanjut, Andi mengatakan selain kadar gula yang tinggi, ada faktor lain yang berpengaruh pada kejadian retinopati diabetik ini, seperti adanya tekanan darah yang tinggi, kadar lemak dan kolesterol tinggi, dan kebiasaan kurang baik seperti merokok.
"Mengenai faktor keturunan memang ada, terutama pada kejadian diabetes melitusnya. Jadi, kejadian retinopati diabetik meningkat seiring dengan jumlah atau insiden dari diabetes melitus," ucapnya.
Andi menjelaskan tanda yang muncul ketika seseorang mengalami kelainan mata akibat diabetes melitus ini adalah berkurangnya adaptasi terhadap sinar cahaya dan pemulihan yang lebih panjang.
"Kalau seseorang yang normal pemulihan terhadap silaunya cahaya itu lebih cepat, pada orang-orang yang diabetes ini lebih lambat atau pemulihan bayangannya setelah dikenai sinar cahaya, pada penderita diabetes lebih panjang," ucap dokter RSCM ini.
Penanganan utama pada masalah retinopati diabetilk ini, kata Andi, harus mengontrol kadar glukosa darahnya agar proses perjalanan penyakit dan komplikasinya bisa dihambat. Apabila sudah terjadi pada kelainan mata, penglihatan akan terganggu, karena ada perubahan pada pembuluh darah di retina yang bocor.
Jika berlangsung terus menerus, fungsi penglihatan akan menurun atau kabur dan harus segera melakukan tindakan di bidang mata.
"Jadi, sepanjang menderita diabetes kita harus melakukan tata laksana kontrol pada gula darahnya, apa yang ada di matanya itu dikontrol, diawasi juga oleh dokter mata untuk penanganan sesuai dengan level-level penyakitnya," ucap Andi.
"Kalau diperiksa glukosa darahnya itu tidak terkontrol dan sudah berlangsung lama biasanya lima sampai sepuluh tahun, sehingga timbul kelainan retina berupa pendarahan dan pembengkakan yang kita sebut retinopati diabetik," ucapnya dalam diskusi mengenai retinopati diabetik dalam rangka HUT RSCM 103 yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Kelainan pada retina mata ini akibat dari komplikasi diabetes melitus mikrovaskular, yang menyerang pembuluh darah halus pada retina.
Andi menjelaskan jika sudah ditemukan adanya kelainan retinopati diabetik harus ditangani lebih lanjut untuk mencegah jangan sampai terjadi kebutaan.
"Kalau ditangani dengan seksama dari awal biasanya tidak sampai pada tingkat kebutaan," ucap Andi.
Lebih lanjut, Andi mengatakan selain kadar gula yang tinggi, ada faktor lain yang berpengaruh pada kejadian retinopati diabetik ini, seperti adanya tekanan darah yang tinggi, kadar lemak dan kolesterol tinggi, dan kebiasaan kurang baik seperti merokok.
"Mengenai faktor keturunan memang ada, terutama pada kejadian diabetes melitusnya. Jadi, kejadian retinopati diabetik meningkat seiring dengan jumlah atau insiden dari diabetes melitus," ucapnya.
Andi menjelaskan tanda yang muncul ketika seseorang mengalami kelainan mata akibat diabetes melitus ini adalah berkurangnya adaptasi terhadap sinar cahaya dan pemulihan yang lebih panjang.
"Kalau seseorang yang normal pemulihan terhadap silaunya cahaya itu lebih cepat, pada orang-orang yang diabetes ini lebih lambat atau pemulihan bayangannya setelah dikenai sinar cahaya, pada penderita diabetes lebih panjang," ucap dokter RSCM ini.
Penanganan utama pada masalah retinopati diabetilk ini, kata Andi, harus mengontrol kadar glukosa darahnya agar proses perjalanan penyakit dan komplikasinya bisa dihambat. Apabila sudah terjadi pada kelainan mata, penglihatan akan terganggu, karena ada perubahan pada pembuluh darah di retina yang bocor.
Jika berlangsung terus menerus, fungsi penglihatan akan menurun atau kabur dan harus segera melakukan tindakan di bidang mata.
"Jadi, sepanjang menderita diabetes kita harus melakukan tata laksana kontrol pada gula darahnya, apa yang ada di matanya itu dikontrol, diawasi juga oleh dokter mata untuk penanganan sesuai dengan level-level penyakitnya," ucap Andi.