Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan penghematan hingga Rp58,4 miliar per tahun berkat menjalankan digitalisasi dan elektronifikasi.
Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie di Muara Enim, Jumat, mengatakan, digitalisasi dan elektronifikasi ini terus dijalankan PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.
Sejumlah program dilakukan untuk mencapai visi tersebut, di antaranya adalah Eco-Mechanized Mining (e-MM) dan E-Mining Reporting System.
Eco-Mechanized Mining (e-MM) adalah program konversi alat-alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbasis listrik. Alat-alat pertambangan tersebut mulai dari untuk proses penggalian, transportasi, dan peralatan pendukung lainnya.
Baca juga: PTBA raih penghargaan Saham Terbaik 2022
PTBA dapat menghemat bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel hingga 7 juta liter per tahun berkat program ini dan mereduksi emisi sebesar 19.777 tCO2e. Program ini menciptakan penghematan sebesar Rp 47,7 miliar per tahun, kata dia.
Sedangkan E-Mining Reporting System adalah program yang berkaitan dengan pelaporan online dan real time untuk operasional pertambangan. Sistem berbasis online ini bisa diakses melalui aplikasi CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application), menggantikan sistem pelaporan manual.
Berkat program ini, PTBA dapat menghemat konsumsi BBM (diesel) sebanyak 1,2 juta liter per tahun dan menekan emisi karbon hingga 1.677 tCO2e per tahun. Program ini mampu menciptakan penghematan hingga Rp 10,78 miliar per tahun.
Total efisiensi yang dihasilkan program e-MM dan E-Mining Reporting mencapai Rp 58,48 miliar.
Baca juga: Bukit Asam bahas peran industri batu bara dalam transisi energi
Ia menjelaskan elektrifikasi dan digitalisasi pertambangan juga merupakan langkah PTBA untuk mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Program-program PTBA lainnya untuk menekan emisi karbon adalah beralih ke kendaraan berbasis listrik untuk operasional pertambangan, melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang.
Kemudian, mengganti bahan perusak ozon dengan bahan lain yang ramah lingkungan, kerja sama dengan lembaga internasional CDP (Climate Disclosure Project) dalam bentuk pendampingan laporan CDP Climate Change PTBA.
PTBA pun terus meningkatkan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 241 kWp di Bandara Soekarno-Hatta dan PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali Mandara.
Baca juga: Laba PT Bukit Asam naik 246 persen pada semester I-2022
Corporate Secretary PTBA, Apollonius Andwie di Muara Enim, Jumat, mengatakan, digitalisasi dan elektronifikasi ini terus dijalankan PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.
Sejumlah program dilakukan untuk mencapai visi tersebut, di antaranya adalah Eco-Mechanized Mining (e-MM) dan E-Mining Reporting System.
Eco-Mechanized Mining (e-MM) adalah program konversi alat-alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbasis listrik. Alat-alat pertambangan tersebut mulai dari untuk proses penggalian, transportasi, dan peralatan pendukung lainnya.
Baca juga: PTBA raih penghargaan Saham Terbaik 2022
PTBA dapat menghemat bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel hingga 7 juta liter per tahun berkat program ini dan mereduksi emisi sebesar 19.777 tCO2e. Program ini menciptakan penghematan sebesar Rp 47,7 miliar per tahun, kata dia.
Sedangkan E-Mining Reporting System adalah program yang berkaitan dengan pelaporan online dan real time untuk operasional pertambangan. Sistem berbasis online ini bisa diakses melalui aplikasi CISEA (Corporate Information System and Enterprise Application), menggantikan sistem pelaporan manual.
Berkat program ini, PTBA dapat menghemat konsumsi BBM (diesel) sebanyak 1,2 juta liter per tahun dan menekan emisi karbon hingga 1.677 tCO2e per tahun. Program ini mampu menciptakan penghematan hingga Rp 10,78 miliar per tahun.
Total efisiensi yang dihasilkan program e-MM dan E-Mining Reporting mencapai Rp 58,48 miliar.
Baca juga: Bukit Asam bahas peran industri batu bara dalam transisi energi
Ia menjelaskan elektrifikasi dan digitalisasi pertambangan juga merupakan langkah PTBA untuk mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Program-program PTBA lainnya untuk menekan emisi karbon adalah beralih ke kendaraan berbasis listrik untuk operasional pertambangan, melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang.
Kemudian, mengganti bahan perusak ozon dengan bahan lain yang ramah lingkungan, kerja sama dengan lembaga internasional CDP (Climate Disclosure Project) dalam bentuk pendampingan laporan CDP Climate Change PTBA.
PTBA pun terus meningkatkan portofolio pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 241 kWp di Bandara Soekarno-Hatta dan PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali Mandara.
Baca juga: Laba PT Bukit Asam naik 246 persen pada semester I-2022