Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengenakan busana adat bernama Paksian yang berasal dari Provinsi Bangka Belitung pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta, Selasa.
Di akhir Pidatonya, Presiden menjelaskan busana adat yang ia kenakan itu memiliki motif "pucuk rebung" yang melambangkan kerukunan.
Baca juga: Alasan Presiden pilih pakaian adat Baduy: Sederhana dan nyaman dipakai
"Warna hijau yang kita pilih karena mengandung filosofi kesejukan, harapan dan pertumbuhan. Terima kasih," kata Presiden mengakhiri pidatonya dalam Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta, Selasa.
Penjelasan Presiden atas busana adat yang ia kenakan itu pun mengundang sorak sorai serta tepuk tangan dari para undangan yang hadir.
Baca juga: 2.020 penari zapin buka Festival Budaya Melayu
Adapun busana Presiden Joko Widodo saat Sidang Tahunan MPR RI dari tahun ke tahun, yakni baju adat Sasak asal NTB pada 2019, baju adat Sabu dari Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2020, dan baju adat Baduy asal Provinsi Banten pada tahun lalu.
Presiden Joko Widodo tiba di kompleks parlemen sekitar pukul 09.00 WIB didampingi istri Iriana Joko Widodo.
Ibu Negara hadir mengenakan kebaya berwarna pink lengkap dengan hijab berwarna senada serta dilengkapi dengan kain batik berwarna cokelat.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin beserta Istri tiba lebih dulu sekitar pukul 08.48 WIB.
Tampak Wapres hadir mengenakan pakaian adat Solo dengan blankon, sementara Wury Ma’ruf Amin mengenakan kebaya berwarna hijau.
Wapres memilih pakaian atas berupa setelan Sikepan hitam dipadu dalaman putih dengan hiasan rantai arloji di dada menemani lambang kepresidenan, serta memakai Blangkon Trepes rata bagian belakang.
Untuk bawahan, Wapres memakai kain jarik batik cokelat motif Sidomukti dan selop berwarna emas.
Sementara Wury Ma’ruf Amin tampak mengenakan kebaya kartini bernuansa hijau dipadu dengan kerudung berwarna senada, yang dipasangkan dengan bawahan kain batik dan selendang berwarna gelap.
Di akhir Pidatonya, Presiden menjelaskan busana adat yang ia kenakan itu memiliki motif "pucuk rebung" yang melambangkan kerukunan.
Baca juga: Alasan Presiden pilih pakaian adat Baduy: Sederhana dan nyaman dipakai
"Warna hijau yang kita pilih karena mengandung filosofi kesejukan, harapan dan pertumbuhan. Terima kasih," kata Presiden mengakhiri pidatonya dalam Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Kompleks DPR/MPR Senayan, Jakarta, Selasa.
Penjelasan Presiden atas busana adat yang ia kenakan itu pun mengundang sorak sorai serta tepuk tangan dari para undangan yang hadir.
Baca juga: 2.020 penari zapin buka Festival Budaya Melayu
Adapun busana Presiden Joko Widodo saat Sidang Tahunan MPR RI dari tahun ke tahun, yakni baju adat Sasak asal NTB pada 2019, baju adat Sabu dari Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2020, dan baju adat Baduy asal Provinsi Banten pada tahun lalu.
Presiden Joko Widodo tiba di kompleks parlemen sekitar pukul 09.00 WIB didampingi istri Iriana Joko Widodo.
Ibu Negara hadir mengenakan kebaya berwarna pink lengkap dengan hijab berwarna senada serta dilengkapi dengan kain batik berwarna cokelat.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin beserta Istri tiba lebih dulu sekitar pukul 08.48 WIB.
Tampak Wapres hadir mengenakan pakaian adat Solo dengan blankon, sementara Wury Ma’ruf Amin mengenakan kebaya berwarna hijau.
Wapres memilih pakaian atas berupa setelan Sikepan hitam dipadu dalaman putih dengan hiasan rantai arloji di dada menemani lambang kepresidenan, serta memakai Blangkon Trepes rata bagian belakang.
Untuk bawahan, Wapres memakai kain jarik batik cokelat motif Sidomukti dan selop berwarna emas.
Sementara Wury Ma’ruf Amin tampak mengenakan kebaya kartini bernuansa hijau dipadu dengan kerudung berwarna senada, yang dipasangkan dengan bawahan kain batik dan selendang berwarna gelap.