Temanggung, Jawa Tengah (ANTARA) - Pasar ekspor untuk komoditas vanili dari Indonesia masih terbuka, kata Direktur Utama PT Java Agro Spices Singgih Arie Pratomo (Tomy).
"Oleh karena itu kami mendorong petani untuk mengembangkan budi daya vanili karena pasar ekspor komoditas ini masih terbuka dan harganya menjanjikan," kata Tomy di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu.
Tommy yang telah mengekspor vanili sejak 2016 ini menuturkan wilayah Temanggung cocok untuk pengembangan vanili dan dulu Temanggung juga dikenal sebagai daerah penghasil vanili.
Menurut dia ekspor vanili dari Indonesia masih sangat kecil, sekitar lima persen dari total kebutuhan.
Selama ini dirinya mengekspor paling banyak ke Amerika Serikat kemudian ke negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Rusia, Spanyol, dan Belanda. Sedangkan tujuan ekspor untuk Asia ke Jepang dan Thailand.
Ia menyebutkan setiap tahun bisa mengekspor vanili sekitar 10 ton, dengan bahan baku yang didatangkan dari seluruh Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.
Sekarang yang masih banyak vanili di Sulawesi dan NTT, karena petani di sana konsisten artinya ketika harga jatuh mereka tetap menanam, sedangkan di daerah lain banyak dipangkasi diganti tanaman lain termasuk di Temanggung.
"Harga vanili pernah jatuh pada tahun 2003-2004, vanili kering waktu itu hanya dihargai Rp30.000 per kilogram sehingga banyak petani enggan menanamnya. Namun, pada tahun 2016-2017 harga vanili booming, di mana harga vanili petik basah mencapai Rp700 ribu per kilogram," katanya.
Dalam tiga tahun terakhir, katanya harganya cenderung stabil, vanili kering Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per kilogram.
Di tempat terpisah Bupati Temanggung M. AlKhadziq mengakui secara tradisional Temanggung ini dulu merupakan pusat pertanian vanili.
"Sampai vanili menjadi salah satu lambang dalam logo Kabupaten Temanggung karena memang dulu Temanggung penghasil vanili, namun satu dan lain hal vanili di Temanggung mengalami penurunan dan sekarang sudah mulai meningkat lagi kesadaran masyarakat untuk menanam vanili," katanya.
Ia menyampaikan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Pemkab Temanggung meminta petani mengembangkan vanili lagi karena harganya cukup menjanjikan.
Baca juga: Pesawat pengangkut lima ton vanili kembali ke PNG karena tidak kantongi ijin
Editor : Nusarina Yuliastuti
"Oleh karena itu kami mendorong petani untuk mengembangkan budi daya vanili karena pasar ekspor komoditas ini masih terbuka dan harganya menjanjikan," kata Tomy di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu.
Tommy yang telah mengekspor vanili sejak 2016 ini menuturkan wilayah Temanggung cocok untuk pengembangan vanili dan dulu Temanggung juga dikenal sebagai daerah penghasil vanili.
Menurut dia ekspor vanili dari Indonesia masih sangat kecil, sekitar lima persen dari total kebutuhan.
Selama ini dirinya mengekspor paling banyak ke Amerika Serikat kemudian ke negara-negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Rusia, Spanyol, dan Belanda. Sedangkan tujuan ekspor untuk Asia ke Jepang dan Thailand.
Ia menyebutkan setiap tahun bisa mengekspor vanili sekitar 10 ton, dengan bahan baku yang didatangkan dari seluruh Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.
Sekarang yang masih banyak vanili di Sulawesi dan NTT, karena petani di sana konsisten artinya ketika harga jatuh mereka tetap menanam, sedangkan di daerah lain banyak dipangkasi diganti tanaman lain termasuk di Temanggung.
"Harga vanili pernah jatuh pada tahun 2003-2004, vanili kering waktu itu hanya dihargai Rp30.000 per kilogram sehingga banyak petani enggan menanamnya. Namun, pada tahun 2016-2017 harga vanili booming, di mana harga vanili petik basah mencapai Rp700 ribu per kilogram," katanya.
Dalam tiga tahun terakhir, katanya harganya cenderung stabil, vanili kering Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per kilogram.
Di tempat terpisah Bupati Temanggung M. AlKhadziq mengakui secara tradisional Temanggung ini dulu merupakan pusat pertanian vanili.
"Sampai vanili menjadi salah satu lambang dalam logo Kabupaten Temanggung karena memang dulu Temanggung penghasil vanili, namun satu dan lain hal vanili di Temanggung mengalami penurunan dan sekarang sudah mulai meningkat lagi kesadaran masyarakat untuk menanam vanili," katanya.
Ia menyampaikan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Pemkab Temanggung meminta petani mengembangkan vanili lagi karena harganya cukup menjanjikan.
Baca juga: Pesawat pengangkut lima ton vanili kembali ke PNG karena tidak kantongi ijin
Editor : Nusarina Yuliastuti