Jakarta (ANTARA) - Kompetisi olahraga dan kejutan tak ubahnya dua sisi dari sebuah koin yang sama, tetapi hal itu agaknya tidak berlaku bagi Piala FIBA Asia jika melihat tradisi negara-negara yang menjadi tuan rumah yang selalu menang di partai pembuka.

Baik saat masih bernama Kejuaraan ABC (Konfederasi Bola Basket Asia), Kejuaraan FIBA Asia, hingga kini Piala FIBA Asia, tuan rumah punya tradisi mengawali penampilan mereka dengan kemenangan.

Dari 29 edisi kompetisi itu digelar, tercatat hanya satu kali saja tuan rumah menderita kekalahan di pertandingan pertama mereka. Hal itu dialami Malaysia saat jadi tuan rumah Kejuaraan ABC 1965.

Tercatat hanya tiga kali dari 28 edisi sebelumnya tim juara bertahan mengawali Piala FIBA Asia dengan kekalahan. Tiga-tiganya dialami China pada 2007, 2013, dan 2017.

Di sisi lain, Australia juga punya modal positif sebagai satu-satunya tim yang belum pernah menderita kekalahan dalam penampilan mereka di Piala FIBA Asia.

Tentu saja hal itu tidak lepas dari fakta bahwa Australia merupakan debutan Piala FIBA Asia pada 2017 sejak kejuaraan itu turut mengikutsertakan tim-tim FIBA Oseania.

Australia tentu berambisi melanjutkan catatan nirkalah tersebut ketika meladeni Yordania nanti.

Rangkaian pertandingan hari pembuka akan diawali dengan pertemuan antara Chinese Taipei melawan Bahrain di Grup B mulai pukul 11.00 WIB.

Sedangkan China akan menutup rangkaian jadwal hari pembuka dengan menghadapi Korea Selatan mulai pukul 20.00 WIB di Grup B.

Setelah lima tahun lalu dikudeta oleh Australia, China tentu berambisi mengawali Piala FIBA Asia 2022 dengan kemenangan untuk bisa merestorasi status mereka sebagai Raja Basket Asia.

Itu merupakan kali ketiga kompetisi bola basket antarnegara Asia digelar dan Malaysia harus mengakui keunggulan juara edisi inagurasi, Filipina, dengan skor 53-82 di Kuala Lumpur pada 28 November 1965.

Sesudah itu, semua negara tuan rumah tak pernah luput mengantungi kemenangan dalam laga pembuka mereka. Indonesia, yang menjadi tuan rumah Kejuaraan ABC 1993 juga menangguk hal serupa saat membuka penampilan di Grup C dengan menundukkan Hong Kong 71-62 di Senayan, Jakarta, 12 November 1993.

Tradisi apik tuan rumah itu tentu bisa menjadi sugesti dan bekal positif bagi Indonesia yang akan mengawali kiprah di Grup A Piala FIBA Asia 2022 dengan menantang Arab Saudi di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa sore.

Tradisi tersebut juga diharapkan bisa menjadi penyeimbang modal kurang meyakinkan Indonesia yang dua kali kalah melawan Arab Saudi dalam dua pertemuan terakhir di putaran kedua kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 zona Asia.

Dalam pertemuan pertama yang dimainkan di Jeddah pada 24 Februari 2022, Indonesia kalah telak 66-95 dari Arab Saudi. Namun, angin optimisme sedikit berhembus lantaran di pertemuan kedua tak sampai dua pekan lalu Indonesia memberi perlawanan sengit dan hanya kalah tipis 67-69 saat menjamu Arab Saudi di Istora GBK, pada 1 Juli.

Angin optimisme lain juga muncul berkat kehadiran pemain naturalisasi asal Amerika Serikat, Marques Bolden, dan talenta muda lokal Derrick Michael Xzavierro yang telah menimba ilmu di NBA Academy serta memperoleh program student-athlete di Universitas Grand Canyon, Arizona, Amerika Serikat.

Baca juga: Kimberley Pierre-Louis yakin perunggu FIBA Asia 3x3 2022 bakal jadi inspirasi Indonesia
Kondisi Abraham Damar Grahita, yang boleh dibilang merupakan salah satu pebasket terbaik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, juga tentunya menambah kadar optimisme Indonesia menyongsong laga pembuka kontra Arab Saudi.

Apapun itu, dalam jangka pendek, pertaruhan bagi Indonesia sudah jelas, yakni melanjutkan tradisi tuan rumah kompetisi untuk memetik kemenangan di laga pembuka.

Raihan positif kontra Arab Saudi juga punya nilai lebih bagi Indonesia untuk menjaga asa mereka memperoleh hak tampil sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia FIBA 2023 mendatang.

Sekadar mengingatkan, tak seperti Filipina dan Jepang yang langsung memperoleh hak tampil sebagai tuan rumah, Indonesia dibebani oleh FIBA untuk bisa mencapai delapan besar Piala FIBA Asia 2022 ini untuk mendapatkan hal serupa.

Maka sekali lagi, perihal menjaga tradisi tuan rumah Piala FIBA Asia memenangi laga pembuka berjalan seiring dengan kepentingan Indonesia untuk menjaga peluang tampil di Piala Dunia FIBA 2023.

Kejutan dari dalam

Meski dihadapkan pada urusan trivial menjaga tradisi tuan rumah Piala FIBA Asia memenangi laga pembukanya dan menjaga peluang tampil di Piala Dunia FIBA 2023, Indonesia justru menciptakan kejutan dari dalam sendiri.

Hanya satu hari sebelum Piala FIBA Asia 2022 bergulir, Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) mengumumkan bahwa Rajko Toroman tidak akan melanjutkan tugasnya sebagai pelatih kepala tim nasional Indonesia.

Padahal, juru taktik asal Serbia itu dulu digadang-gadang sebagai pelatih yang akan mengantarkan Indonesia tampil di Piala Dunia FIBA 2023 kala mulai dipekerjakan PP Perbasi pada pertengahan 2021.

Keputusan mendadak itu tentu diharapkan tidak akan menciptakan kekalutan di antara Abraham Damar dkk ketika menghadapi Arab Saudi di laga pembuka mereka Piala FIBA Asia 2022.

Baca juga: Milos Pelic jadi pelatih timnas Indonesia basket setelah Rajko mundur
Meski mendadak, Perbasi juga segera mengumumkan pengganti Toroman, yakni Milos Pejic.

Penunjukan Pejic tentu bukan tanpa alasan, sebab ia sudah mendampingi Indonesia dalam SEA Games 2021 di Vietnam pada Mei lalu. Kala itu Pejic bertindak sebagai pelatih kepala, dan Toroman bertugas menjadi Direktur Teknik.

Manajer timnas bola basket putra Indonesia Jeremy Santoso juga memastikan bahwa meski tampak mendadak, keputusan menyerahkan tongkat estafet dari Toroman ke Pejic sudah diramu sejak lama oleh Badan Tim Nasional PP Perbasi.

Boleh jadi pembicaraan itu juga mencuat lantaran Indonesia berhasil menciptakan sejarah dengan menyabet medali emas SEA Games 2021, yang merupakan kali pertama dari cabang olahraga bola basket sejak ambil bagian di pesta olahraga Asia Tenggara tersebut.

Perbasi juga meyakini baik Pejic maupun Toroman memiliki karakter kepelatihan yang sama, tapi nama pertama sudah membuahkan hasil ketika bertugas sebagai pelatih kepala.

"Kita melihat di mana ada kesamaan sistem cara melatih di antara Coach Milos dan Coach Toro. Coach Milos ini muridnya Coach Toro. Keputusan ini tidak akan mengubah sistem kami. Ini akan jadi tantangan sekaligus angin segar untuk tim kami,” ujarnya lagi.

Masyarakat penggemar bola basket Indonesia, tentu berharap angin segar yang dikatakan Jeremy betul-betul bisa berhembus dan menambah kadar optimisme Derrick dkk bukan saja untuk laga pembuka Piala FIBA Asia melawan Arab Saudi petang nanti.

Sajian juara bertahan dan Raja Basket Asia

Pertemuan Indonesia menghadapi Arab Saudi bukan satu-satunya sajian di hari pembuka Piala FIBA Asia 2022. Laga itu jadi gim ketiga yang akan dimainkan sepanjang Selasa ini, dijadwalkan dengan tepis mula pukul 17.30 WIB.

Sebelum itu, pada pukul 15.00 WIB publik Istora GBK akan dimanjakan dengan sajian penampilan dari juara bertahan Australia yang akan meladeni Yordania.

Sebagaimana tuan rumah, statistik kemenangan tim-tim juara bertahan dalam mengawali penampilan di Piala FIBA Asia juga relatif positif.
Baca juga: Jadwal lengkap FIBA Asia Cup 2022: Tim Indonesia awali laga hadapi Arab Saudi
Baca juga: Indonesia simpan Marques Bolden untuk FIBA Asia Cup 2022

 

Pewarta : Gilang Galiartha
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024