Jakarta (ANTARA) - PT Alessa Motors Nusantara mengenalkan sepeda motor listrik Alessa eX3000 yang mengusung teknologi smart battery dan dirakit langsung di Cikarang, Jawa Barat.
"eX3000 adalah produk dalam negeri, merek dalam negeri dan 100 persen dimiliki orang Indonesia. Perusahaannya berdiri dari tahun 2019, bukan dari penanaman modal asing (PMA),” kata President Director & Founder Alessa Motors Nusantara, Dr. Ing Tindjaja Soetadji dalam siaran resmi pada Sabtu.
Soetadji menjelaskan, pabrik Alessa Motors di Cikarang mampu memproduksi sepeda motor listrik sebanyak 200 unit per hari.
“Kapasitas produksi kami 200 unit per hari. Perusahaan kami mengadopsi strukturnya perusahaan startup, tidak punya karyawan dalam jumlah banyak tapi kami bermitra dengan perusahaan UKM lainnya," kata dia.
Baca juga: Imam Darto mulai naksir sepeda motor listrik karena memiliki keunggulan
Doktor bidang robotik lulusan Jerman itu menjelaskan, eX3000 menggunakan smart battery dengan daya 2 Kwh. Sementara sejumlah motor di kelas yang sama memiliki daya baterai di bawahnya yaitu 1,2 atau 1,5 Kwh.
"Dengan daya 2 Kwh tersebut, jarak tempuh baterai eX3000 bisa mencapai kecepatan rata-rata 70 km/jam," jelas dia. “Kami datang dengan konsep spesifikasi tinggi, harga terjangkau. Desain kita minimalis tapi bergaya anak muda," kata dia.
Ia menjelaskan, Alessa berencana menyediakan ekosistem kendaraan listrik lengkap mulai dari baterai, charging & swap station hingga aplikasi perangkat lunaknya.
Baca juga: Menhub Budi Karya jajal motor listrik buatan UKM dalam negeri
Guna memaksimalkan pelayanan, Alessa dalam enam bulan ke depan akan membangun 200 charging & swap station. Selain di Jabodetabek, Alessa juga akan membangun charging & swap station di beberapa daerah lain di Indonesia.
Soetadji berharap iklim industri otomotif berbasis listrik di Indonesia dapat semakin positif yang disertai kejelasan regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah.
Handojo Sutjipto selaku Commissioner & Co-Founder PT Alessa Motor Nusantara berharap pemerintah Indonesia yang telah menargetkan Net Zero Emissions di tahun 2060 akan mendukung industri otomotif berbasis listrik buatan dalam negeri.
Baca juga: Kementerian ESDM meluncurkan program konversi motor BBM ke listrik
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
"eX3000 adalah produk dalam negeri, merek dalam negeri dan 100 persen dimiliki orang Indonesia. Perusahaannya berdiri dari tahun 2019, bukan dari penanaman modal asing (PMA),” kata President Director & Founder Alessa Motors Nusantara, Dr. Ing Tindjaja Soetadji dalam siaran resmi pada Sabtu.
Soetadji menjelaskan, pabrik Alessa Motors di Cikarang mampu memproduksi sepeda motor listrik sebanyak 200 unit per hari.
“Kapasitas produksi kami 200 unit per hari. Perusahaan kami mengadopsi strukturnya perusahaan startup, tidak punya karyawan dalam jumlah banyak tapi kami bermitra dengan perusahaan UKM lainnya," kata dia.
Baca juga: Imam Darto mulai naksir sepeda motor listrik karena memiliki keunggulan
Doktor bidang robotik lulusan Jerman itu menjelaskan, eX3000 menggunakan smart battery dengan daya 2 Kwh. Sementara sejumlah motor di kelas yang sama memiliki daya baterai di bawahnya yaitu 1,2 atau 1,5 Kwh.
"Dengan daya 2 Kwh tersebut, jarak tempuh baterai eX3000 bisa mencapai kecepatan rata-rata 70 km/jam," jelas dia. “Kami datang dengan konsep spesifikasi tinggi, harga terjangkau. Desain kita minimalis tapi bergaya anak muda," kata dia.
Ia menjelaskan, Alessa berencana menyediakan ekosistem kendaraan listrik lengkap mulai dari baterai, charging & swap station hingga aplikasi perangkat lunaknya.
Baca juga: Menhub Budi Karya jajal motor listrik buatan UKM dalam negeri
Guna memaksimalkan pelayanan, Alessa dalam enam bulan ke depan akan membangun 200 charging & swap station. Selain di Jabodetabek, Alessa juga akan membangun charging & swap station di beberapa daerah lain di Indonesia.
Soetadji berharap iklim industri otomotif berbasis listrik di Indonesia dapat semakin positif yang disertai kejelasan regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah.
Handojo Sutjipto selaku Commissioner & Co-Founder PT Alessa Motor Nusantara berharap pemerintah Indonesia yang telah menargetkan Net Zero Emissions di tahun 2060 akan mendukung industri otomotif berbasis listrik buatan dalam negeri.
Baca juga: Kementerian ESDM meluncurkan program konversi motor BBM ke listrik
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022