Hanoi, Vietnam (ANTARA) - Hampir seluruh negara di dunia memiliki pakaian tradisional yang menggambarkan karakter penduduknya, tak terkecuali Vietnam.
Negara bekas jajahan Prancis yang berada paling utara di kawasan Asia Tenggara ini juga memiliki pakaian tradisional khusus untuk dipakai kaum perempuan, Ao Dai.
Baju terusan hingga ke mata kaki berwarna pastel, mulai dari merah, putih, ungu, pink ini demikian cocok untuk perempuan Vietnam yang berkulit putih.
Model bajunya yang berlengan panjang dan memiliki belahan di sisi kanan dan kiri mulai dari bagian pinggang ini harus dipadukan dengan celana panjang.
Saat mengenakannya, umumnya mereka menggunakan sandal heels (hak tinggi) sehingga semakin menyempurnakan sisi keanggunan perempuan.
Sekilas baju adat asal Vietnam ini mirip dengan baju adat China, mulai dari model hingga aksesoris yang digunakan. Ini karena bahan pakaian ini biasanya terbuat dari sutra.
ANTARA yang mengunjungi Hanoi untuk keperluan peliputan SEA Games Vietnam 2021 sejak 11 Mei 2022 mengamati perempuan-perempuan Vietnam terbiasa mengenakan Ao Dai dalam berbagai kesempatan.
Tentunya tak ada masalah untuk menampilkan lekuk tubuh melalui baju terusan ini karena sebagian besar perempuan Vietnam bertubuh langsing.
Bukti bahwa perempuan Vietnam sebagian bertumbuh langsing yakni hanya dua ukuran yang disediakan di pasar tradisional.
Saat ANTARA berkunjung ke pasar tradisional Xung Xuân di Hoàn Kim, Hanoi, Vietnam, hanya ada dua ukuran yakni 1XL dan 2XL.
Jika dikonversikan ke ukuran Indonesia, rata-rata pedagang hanya menjual ukuran baju S dan L, sementara untuk XL, bisa dikatakan hampir tidak ada untuk baju perempuan.
Sementara untuk Ao Dai terdiri atas baju dan celana dijual dengan harga berkisar 250.000 VND hingga 330.000 VND atau berkisar 200.000 IDR hingga 150.000 IDR.
Catatan SEA Games (serba-serbi) - Keanggunan perempuan Vietnam berbalutkan Ao Dai
Ilustrasi - Sejumlah perempuan berpose mengenakan pakaian tradisional Vietnam, Ao Dai, saat berfoto dengan bunga-bunga di sebuah ladang di Hanoi, Vietnam, pada 22 Januari 2017, jelang Tet yakni festival perayaan Tahun Baru Imlek. (ANTARA/REUTERS/Nguyen Huy Kham)