Jambi (ANTARA) - Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi di Provinsi Jambi yang berdiri sejak abad 7 hingga 12 Masehi menjadi perguruan tinggi tertua di Indonesia dan terluas di Asia.
Kawasan itu memiliki luas 3.981 hektare, setara dengan delapan kali luas Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur tepian Sungai Batanghari, sebagai sungai terpanjang di Sumatera.
Kompleks Candi Muaro Jambi terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer timur Kota Jambi. Lokasinya mencakup delapan desa, yakni Muara Jambi, Dusun Baru, Dusun Mudo, Danau Lamo, Tebat Patah, Teluk Jambu, Kemingking Dalam, dan Kemingking Luar.
Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi Agus Widiatmoko mengatakan Candi Muaro Jambi disebut sebagai kompleks percandian karena terdapat puluhan menapo (tumpukan batu berstruktur candi) di kawasan itu.
Namun, hingga saat ini yang sudah dipugar sembilan candi, di antaranya Candi Gumpung, Kedaton, Koto Mahligai, Astano, Kembar Batu, Gedong Satu, Gedong Dua, dan Telago Rajo.
Di kompleks percandian itu juga terdapat kanal kuno, gundukan tanah yang di dalamnya terdapat susunan bata kuno dan kolam penampungan air. Terdapat pula temuan beberapa arca, di antaranya Prajaparamita, Gajahsimha, umpak batu, Dwarapala, dan lesung batu.
Pada masanya, Candi Muaro Jambi merupakan pusat pendidikan umat Hindu-Buddha. Hal tersebut terlihat dari bentuk bangunan yang dikelilingi pagar setinggi 1-1,5 meter.
Diketahui dari tulisan biksu yang dikenal dengan sebutan I Tsing. Dalam perjalanan menuju Nalanda (pusat pembelajaran agama Buddha) di India, ia sempat singgah di Melayu, yaitu di Jambi, untuk memperdalam bahasa Sansekerta.
Hingga saat ini, Candi Muaro Jambi masih kerap dikunjungi biksu dari berbagai negara, terutama saat perayaan Waisak.
Tidak hanya sebagai pusat pendidikan Hindu-Buddha, kompleks percandian itu juga pusat pendidikan berbagai disiplin ilmu pada masanya, di antaranya kedokteran, obat-obatan, filsafat, arsitektur, dan seni.
Agus Widiatmoko mengatakan awal mula Candi Borobudur dari Candi Muaro Jambi, karena corak pada Candi Borobudur menyerupai Candi Muaro Jambi. Dilihat dari tahun pembangunannya, Candi Borobudur dibangun pada abad kedelapan, sedangkan Candi Muaro Jambi abad ketujuh.
Kampus Merdeka
Dalam kunjungan ke KCBN Muaro Jambi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menjelaskan konsep pendidikan di Candi Muaro Jambi pada masanya sudah mengusung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Ia mengatakan purwarupa Kampus Merdeka ada di Candi Muaro Jambi, ditandai adanya murid-murid yang datang dari berbagai belahan dunia ke tempat itu untuk menuntut ilmu. Mereka, di antaranya dari Tiongkok, India, Tibet, dan negara-negara lainnya di Asia.
Para murid dari perguruan tinggi di negara masing-masing datang ke Candi Muaro Jambi untuk menekuni berbagai disiplin ilmu, untuk selanjutnya kembali ke kampus masing-masing. Hal itu menunjukkan bahwa kawasan Candi Muaro Jambi menjadi pusat pendidikan.
Saat ini banyak situs di kawasan Candi Muaro Jambi yang jika dikembangkan, bisa mengagumkan panggung dunia.
Candi Borobudur dan situs candi lainnya di Asia memiliki corak dan kekhasan yang menyerupai Candi Muaro Jambi. Interkoneksi antara situs percandian di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kawasan Candi Muaro Jambi. Begitu pula dengan situs percandian di Asia.
Nadiem mengatakan akan mendorong restorasi kompleks Candi Muaro Jambi menjadi situs warisan dunia.
Dalam proses restorasi tersebut, ia menginginkan konsep MBKM dapat kembali diimplementasikan di KCBN Muaro Jambi, di mana ribuan mahasiswa Indonesia yang mengambil program studi arkeologi, sejarah, dan lainnya dapat melaksanakan MBKM di Candi Muaro Jambi.
Tidak hanya mahasiswa lintas perguruan tinggi di Indonesia, namun mahasiswa dari luar negeri juga dapat melaksanakan MBKM di KCBN Muaro Jambi.
Pusat pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berencana membangun pusat pendidikan Swarnadwipa di KCBN Candi Muaro Jambi, yang dimulai dengan tahap persiapan pada 2022 dan pembangunan pada 2023, dengan harapan dapat dibuka pada 2024.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan pembangunan pusat pendidikan itu untuk mengembalikan eksistensi Candi Muaro Jambi sebagai pusat pendidikan tertua di Asia.
KCBN Muaro Jambi juga merupakan pusat peradaban Bangsa Indonesia yang membuktikan bahwa bangsa ini sudah terlibat dengan pergaulan dunia sejak ratusan tahun yang lalu.
Revitalisasi KCBN Muaro Jambi dilakukan di bawah Badan Layanan Umum Cagar Budaya Kemendikbudristekdikti sehingga diharapkan dapat dilakukan dengan lebih baik.
Sebagai langkah awal mengembalikan eksistensi KCBN Muaro Jambi sebagai pusat pendidikan, BPCB Jambi akan membuka sekolah lapangan dengan cara mengundang pelajar SMA dan mahasiswa dari daerah itu maupun luar daerah, untuk melakukan pembelajaran lapangan di KCBN Muaro Jambi.
Banyak hal dapat dipelajari di KCBN Muaro Jambi, tidak semata-mata tentang peradaban di masa lalu karena di kawasan itu juga banyak terdapat berbagai flora dan fauna.
Keberadaan kanal tua bisa menjadi bahan pembelajaran tentang tata bina air. Seiring dengan proses pemugarannya, pelajar dan dan mahasiswa dapat mempelajari arkeologi, arsitektur, dan sejarah.
Warisan dunia
Budayawan Jambi Ja'far Rasyu menyatakan berdasarkan nilai kesejarahan, Candi Muaro Jambi bisa sebagai situs warisan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
KCBN Muaro Jambi sudah diusulkan menjadi situs warisan budaya dunia UNESCO sejak tahun 2009. Namun, hingga saat ini belum diakui sebagai salah satu situs peninggalan dunia.
Ia mengemukakan bahwa terdapat beberapa syarat yang secara teknis belum dipenuhi oleh pemerintah untuk menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai situs warisan dunia.
Pemerintah diharapkan dapat lebih teliti dalam mempersiapkan dokumen pengajuan KCBN Candi Muaro Jambi sebagai situs warisan dunia karena sangat disayangkan jika candi yang memiliki nilai sejarah besar itu tidak menjadi situs warisan dunia.
Hilmar Farid mengatakan KCBN Muaro Jambi sudah masuk dalam usulan sebagai warisan dunia.
Dengan upaya revitalisasi dan pemugaran, harapannya KCBN Muaro Jambi segera menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Jika status itu diperoleh, Indonesia tidak hanya memiliki Candi Borobudur sebagai salah satu ikon bangsa, namun juga Candi Muaro Jambi dengan nilai kesejarahan yang besar.
Kawasan itu memiliki luas 3.981 hektare, setara dengan delapan kali luas Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur tepian Sungai Batanghari, sebagai sungai terpanjang di Sumatera.
Kompleks Candi Muaro Jambi terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di tepi Sungai Batanghari, sekitar 26 kilometer timur Kota Jambi. Lokasinya mencakup delapan desa, yakni Muara Jambi, Dusun Baru, Dusun Mudo, Danau Lamo, Tebat Patah, Teluk Jambu, Kemingking Dalam, dan Kemingking Luar.
Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi Agus Widiatmoko mengatakan Candi Muaro Jambi disebut sebagai kompleks percandian karena terdapat puluhan menapo (tumpukan batu berstruktur candi) di kawasan itu.
Namun, hingga saat ini yang sudah dipugar sembilan candi, di antaranya Candi Gumpung, Kedaton, Koto Mahligai, Astano, Kembar Batu, Gedong Satu, Gedong Dua, dan Telago Rajo.
Di kompleks percandian itu juga terdapat kanal kuno, gundukan tanah yang di dalamnya terdapat susunan bata kuno dan kolam penampungan air. Terdapat pula temuan beberapa arca, di antaranya Prajaparamita, Gajahsimha, umpak batu, Dwarapala, dan lesung batu.
Pada masanya, Candi Muaro Jambi merupakan pusat pendidikan umat Hindu-Buddha. Hal tersebut terlihat dari bentuk bangunan yang dikelilingi pagar setinggi 1-1,5 meter.
Diketahui dari tulisan biksu yang dikenal dengan sebutan I Tsing. Dalam perjalanan menuju Nalanda (pusat pembelajaran agama Buddha) di India, ia sempat singgah di Melayu, yaitu di Jambi, untuk memperdalam bahasa Sansekerta.
Hingga saat ini, Candi Muaro Jambi masih kerap dikunjungi biksu dari berbagai negara, terutama saat perayaan Waisak.
Tidak hanya sebagai pusat pendidikan Hindu-Buddha, kompleks percandian itu juga pusat pendidikan berbagai disiplin ilmu pada masanya, di antaranya kedokteran, obat-obatan, filsafat, arsitektur, dan seni.
Agus Widiatmoko mengatakan awal mula Candi Borobudur dari Candi Muaro Jambi, karena corak pada Candi Borobudur menyerupai Candi Muaro Jambi. Dilihat dari tahun pembangunannya, Candi Borobudur dibangun pada abad kedelapan, sedangkan Candi Muaro Jambi abad ketujuh.
Kampus Merdeka
Dalam kunjungan ke KCBN Muaro Jambi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menjelaskan konsep pendidikan di Candi Muaro Jambi pada masanya sudah mengusung Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Ia mengatakan purwarupa Kampus Merdeka ada di Candi Muaro Jambi, ditandai adanya murid-murid yang datang dari berbagai belahan dunia ke tempat itu untuk menuntut ilmu. Mereka, di antaranya dari Tiongkok, India, Tibet, dan negara-negara lainnya di Asia.
Para murid dari perguruan tinggi di negara masing-masing datang ke Candi Muaro Jambi untuk menekuni berbagai disiplin ilmu, untuk selanjutnya kembali ke kampus masing-masing. Hal itu menunjukkan bahwa kawasan Candi Muaro Jambi menjadi pusat pendidikan.
Saat ini banyak situs di kawasan Candi Muaro Jambi yang jika dikembangkan, bisa mengagumkan panggung dunia.
Candi Borobudur dan situs candi lainnya di Asia memiliki corak dan kekhasan yang menyerupai Candi Muaro Jambi. Interkoneksi antara situs percandian di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kawasan Candi Muaro Jambi. Begitu pula dengan situs percandian di Asia.
Nadiem mengatakan akan mendorong restorasi kompleks Candi Muaro Jambi menjadi situs warisan dunia.
Dalam proses restorasi tersebut, ia menginginkan konsep MBKM dapat kembali diimplementasikan di KCBN Muaro Jambi, di mana ribuan mahasiswa Indonesia yang mengambil program studi arkeologi, sejarah, dan lainnya dapat melaksanakan MBKM di Candi Muaro Jambi.
Tidak hanya mahasiswa lintas perguruan tinggi di Indonesia, namun mahasiswa dari luar negeri juga dapat melaksanakan MBKM di KCBN Muaro Jambi.
Pusat pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berencana membangun pusat pendidikan Swarnadwipa di KCBN Candi Muaro Jambi, yang dimulai dengan tahap persiapan pada 2022 dan pembangunan pada 2023, dengan harapan dapat dibuka pada 2024.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan pembangunan pusat pendidikan itu untuk mengembalikan eksistensi Candi Muaro Jambi sebagai pusat pendidikan tertua di Asia.
KCBN Muaro Jambi juga merupakan pusat peradaban Bangsa Indonesia yang membuktikan bahwa bangsa ini sudah terlibat dengan pergaulan dunia sejak ratusan tahun yang lalu.
Revitalisasi KCBN Muaro Jambi dilakukan di bawah Badan Layanan Umum Cagar Budaya Kemendikbudristekdikti sehingga diharapkan dapat dilakukan dengan lebih baik.
Sebagai langkah awal mengembalikan eksistensi KCBN Muaro Jambi sebagai pusat pendidikan, BPCB Jambi akan membuka sekolah lapangan dengan cara mengundang pelajar SMA dan mahasiswa dari daerah itu maupun luar daerah, untuk melakukan pembelajaran lapangan di KCBN Muaro Jambi.
Banyak hal dapat dipelajari di KCBN Muaro Jambi, tidak semata-mata tentang peradaban di masa lalu karena di kawasan itu juga banyak terdapat berbagai flora dan fauna.
Keberadaan kanal tua bisa menjadi bahan pembelajaran tentang tata bina air. Seiring dengan proses pemugarannya, pelajar dan dan mahasiswa dapat mempelajari arkeologi, arsitektur, dan sejarah.
Warisan dunia
Budayawan Jambi Ja'far Rasyu menyatakan berdasarkan nilai kesejarahan, Candi Muaro Jambi bisa sebagai situs warisan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
KCBN Muaro Jambi sudah diusulkan menjadi situs warisan budaya dunia UNESCO sejak tahun 2009. Namun, hingga saat ini belum diakui sebagai salah satu situs peninggalan dunia.
Ia mengemukakan bahwa terdapat beberapa syarat yang secara teknis belum dipenuhi oleh pemerintah untuk menjadikan Candi Muaro Jambi sebagai situs warisan dunia.
Pemerintah diharapkan dapat lebih teliti dalam mempersiapkan dokumen pengajuan KCBN Candi Muaro Jambi sebagai situs warisan dunia karena sangat disayangkan jika candi yang memiliki nilai sejarah besar itu tidak menjadi situs warisan dunia.
Hilmar Farid mengatakan KCBN Muaro Jambi sudah masuk dalam usulan sebagai warisan dunia.
Dengan upaya revitalisasi dan pemugaran, harapannya KCBN Muaro Jambi segera menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Jika status itu diperoleh, Indonesia tidak hanya memiliki Candi Borobudur sebagai salah satu ikon bangsa, namun juga Candi Muaro Jambi dengan nilai kesejarahan yang besar.