Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengakui beberapa kali dibuat terkejut saat menyaksikan film layar lebar “KKN Di Desa Penari” pada Sabtu malam.

“Beberapa kali tadi sebenarnya, tapi saya tahan agar tidak teriak, ya bahasa anak mudanya itu 'jaim' (jaga image) sedikit. Apalagi nontonnya sama anak-anak milenial,” ujarnya ditemui usai menonton film bersama komunitas “Gen Emil” (Generasi Emas Milenial) di XXI Tunjungan Plaza Surabaya.

Salah satu adegan yang membuat suami Arumi Bachsin teringat-ingat, bahkan menjadi paling favorit baginya adalah saat munculnya sosok “Mbah Dok”.

Dalam cerita tersebut, Mbah Dok adalah sesosok jin berwujud nenek yang menjaga dan melindungi Nur, salah seorang figur, dari gangguan jin lainnya.

Meski bergenre horor, Emil Dardak menilai tidak sedikit pelajaran yang dipetik dari film tersebut dan mengingatkan bahwa Indonesia memiliki beragam budaya, baik bahasa maupun budaya.

“Filmnya didominasi bahasa Jawa, menunjukkan beragam bahasa. Tapi tetap ada teks Bahasa Indonesia, termasuk Bahasa Inggris sehingga semua bisa tetap menikmati,” ucapnya.

Mantan Bupati Trenggalek itu juga mengaku tak kapok menyaksikan kembali film horor Indonesia, terlebih situasi perfilman Tanah Air sempat terhenti akibat pandemi COVID-19.

“Apalagi saya sudah lama tidak menonton film. Menurut saya, memang perfilman tidak bisa dilepaskan dari bioskop, dan Alhamdulillah sekarang sudah bisa didatangi lagi. Tentu dengan aturan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” katanya.

Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu menegaskan kebanggaannya terhadap sineas Tanah Air yang berhasil membuat film karya anak bangsa disukai masyarakat.

“Semoga ke depan semakin banyak film Idonesia yang dihasilkan dan menjadi tontonan masyarakat. Semoga juga ada film yang mengangkat dan memperkenalkan Jawa Timur,” tuturnya.

"KKN Di Desa Penari" merupakan film horor yang diadaptasi dari sebuah utas fenomenal karya Simple Man, bercerita tentang enam mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil.

Namun, desa yang mereka sambangi itu ternyata menyimpan banyak misteri mencekam.

Film tersebut dibintangi oleh Tissa Biani, Adinda Thomas, Aghniny Haque, Achmad Megantara, Calvin Jeremy, dan Fajar Nugraha, dan disutradarai oleh Avi Suryadi.

Sementara itu, Koordinator "Gen Emil" Puji Sri Lestari menjelaskan komunitasnya tersebut adalah wadah berkumpulnya para milenial dari berbagai macam latar belakang, seperti mahasiswa, pegiat sosial, pengusaha muda, pegiat budaya, konten kreator, dan lainnya.

"Kami berkumpul di sini karena mempunyai komitmen bersama dalam berkolaborasi untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan, sosial, budaya, ekonomi maupun politik di Jatim," kata dia.

"Menonton film karya anak bangsa ini juga bentuk dukungan terhadap sineas Indonesia. Terlepas dari pro kontra film ini, kami yakin dan memberi dukungan kepada sineas Tanah Air terus berkarya," tambah Puji.

Pewarta : Fiqih Arfani
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024