Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung meragukan keaslian video penampakan harimau sumatera di jalan provinsi antara Kabupaten Lebong dengan Bengkulu Utara yang beredar di media sosial, Kamis sore (12/5).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu-Lampung, Said Jauhari saat dihubungi di kantornya yang berada di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan video tersebut sama persis dengan kejadian pada bulan 20 Februari 2022 lalu di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun wilayah Bukit Resam dan menduga ini di daur ulang yang di isi suara serta teks.

"Kalau yang asli videonya lama tidak ada menyebut gaes-gaes pula. Kalau ada ahli IT ini bisa di uji keaslian video tersebut, kalau posting hoax bisa dikenakan pidana," kata dia.

Dia menjelaskan, video penampakan harimau sumatera di perbatasan antara Kecamatan Padang Bano, Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kecamatan Tubei, Kabupaten Lebong yang terbaru ini dibagikan warga ke media sosial diragukan pihaknya lantaran hampir sama dengan video sebelumnya dan tidak menyebutkan kapan waktunya.

Pada video yang beredar ini, kata dia, harimaunya yang nampak tidak jelas dan hanya berdiri di pinggir jalan seperti foto dan diambil kembali gambarnya di lokasi yang sama sehingga harus diteliti kebenarannya.

Sejauh ini pihaknya belum menerima informasi di lapangan jika ada kejadian berulang, kendati demikian jajarannya dari KPHL Resort Bukit Daun di Danau Tes Lebong tetap mencari informasi kebenarannya kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Padang Bano, karena hanya heboh di dunia maya saja.

"Saya juga belum ada info kebenarannya di lapangan, teman-teman masih cari info di lapangan karena yang diposting itu tidak menyebutkan tanggal dan harinya kapan," demikian Said Jauhari.

Video kemunculan harimau sumatera di perbatasan antara Kabupaten Bengkulu Utara dan Lebong dengan durasi 50 detik ini viral di media sosial facebook aplikasi berbagi pesan WhatsApp setelah diunggah oleh warga.*
Baca juga: BKDSA Jambi segera lepasliarkan harimau sumatera di TNKS
Baca juga: Pembalakan liar ancam kepunahan harimau sumatera
 

Pewarta : Nur Muhamad
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024