Jombang (ANTARA) - Keluarga memakamkan jenazah Nyai Lily Khodijah Wahid yang merupakan adik kandung mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid di pemakaman keluarga, area Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, satu tempat dengan makam kakek, ayah, dan saudaranya yang lain.
Gus Arif Rohman Wahid, salah satu kemenakan mengatakan selama hidup, Bu Lily mengajarkan banyak hal, termasuk untuk menjadi orang yang pemaaf. Hal itu dialaminya sendiri, saat dirinya bertemu dengan Bu Lily.
"Untuk memaafkan itu memang butuh suatu usaha yang luar biasa. Pada tahun 2006, saya bertemu dengan beliau di rumah di daerah Kemang Jakarta. Saat itu, hubungan saya memang kurang baik dengan beliau," katanya saat memberikan sambutan di lokasi makam, Selasa sore.
Ia mengatakan di pertemuan tersebut Bu Lily mengatakan, bahwa umurnya telah mencapai usia 60 tahun dan dirinya saat itu umur 31 tahun.
"Dan beliau berkata, mau sampai kapan hubungan yang tidak baik ini berlanjut. Bu Lily meminta maaf terlebih dahulu kepada saya dan saya memaafkan," kata dia.
Ia juga sangat dekat dekat tantenya itu, terlebih lagi tantenya sudah dianggap seperti ibu kandungnya sendiri. Dirinya bahkan tidak sungkan sekadar menyenderkan kepala di bahu Bu Lily.
Dirinya juga berterima kasih atas izin yang diberikan oleh Pengasuh PP Tebuireng, Kabupaten Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin. Atas izinnya, tantenya itu bisa dimakamkan di makam Pesantren Tebuireng tersebut.
Nyai Lily Khodijah Wahid yang merupakan adik kandung mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada Senin (9/5) jam 16:28 WIB di RSCM Jakarta.
Keluarga membawa jenazah setelah disemayamkan di West Covina Blok SH 6/31, Kota Wisata Cibubur, Bogor, menuju Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Rombongan berangkat jam 05.00 WIB menggunakan jalur darat menuju ke Jombang.
Rombongan tiba sekitar jam 15.40 WIB dibawa ke masjid area pondok untuk dishalatkan. Setelahnya, jenazah dibawa ke lokasi makam yang tempatnya juga di area pondok.
Sebelumnya, penggalian makam telah dilakukan. Posisi makamnya sebelah selatan dari arah joglo yang berdampingan dengan makam Ibu Nyai Hj. Nadhifa, istri dari K.H. Ahmad Baidowi Asro selaku Pengasuh ke-3 Pesantren Tebuireng, selatannya makam K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Jenazah dimakamkan sekitar pukul 16.00 WIB. Keluarga sangat berduka melepas kepergian almarhumah.
Hadir dalam kegiatan pemakaman itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan pentakziah dari berbagai daerah.
Selain itu, deretan karangan bunga juga memenuhi halaman Pesantren Tebuireng. Beberapa di antaranya dari Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden K.H. Makruf Amin, dan berbagai pihak lainnya. (*)
Gus Arif Rohman Wahid, salah satu kemenakan mengatakan selama hidup, Bu Lily mengajarkan banyak hal, termasuk untuk menjadi orang yang pemaaf. Hal itu dialaminya sendiri, saat dirinya bertemu dengan Bu Lily.
"Untuk memaafkan itu memang butuh suatu usaha yang luar biasa. Pada tahun 2006, saya bertemu dengan beliau di rumah di daerah Kemang Jakarta. Saat itu, hubungan saya memang kurang baik dengan beliau," katanya saat memberikan sambutan di lokasi makam, Selasa sore.
Ia mengatakan di pertemuan tersebut Bu Lily mengatakan, bahwa umurnya telah mencapai usia 60 tahun dan dirinya saat itu umur 31 tahun.
"Dan beliau berkata, mau sampai kapan hubungan yang tidak baik ini berlanjut. Bu Lily meminta maaf terlebih dahulu kepada saya dan saya memaafkan," kata dia.
Ia juga sangat dekat dekat tantenya itu, terlebih lagi tantenya sudah dianggap seperti ibu kandungnya sendiri. Dirinya bahkan tidak sungkan sekadar menyenderkan kepala di bahu Bu Lily.
Dirinya juga berterima kasih atas izin yang diberikan oleh Pengasuh PP Tebuireng, Kabupaten Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin. Atas izinnya, tantenya itu bisa dimakamkan di makam Pesantren Tebuireng tersebut.
Nyai Lily Khodijah Wahid yang merupakan adik kandung mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada Senin (9/5) jam 16:28 WIB di RSCM Jakarta.
Keluarga membawa jenazah setelah disemayamkan di West Covina Blok SH 6/31, Kota Wisata Cibubur, Bogor, menuju Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Rombongan berangkat jam 05.00 WIB menggunakan jalur darat menuju ke Jombang.
Rombongan tiba sekitar jam 15.40 WIB dibawa ke masjid area pondok untuk dishalatkan. Setelahnya, jenazah dibawa ke lokasi makam yang tempatnya juga di area pondok.
Sebelumnya, penggalian makam telah dilakukan. Posisi makamnya sebelah selatan dari arah joglo yang berdampingan dengan makam Ibu Nyai Hj. Nadhifa, istri dari K.H. Ahmad Baidowi Asro selaku Pengasuh ke-3 Pesantren Tebuireng, selatannya makam K.H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Jenazah dimakamkan sekitar pukul 16.00 WIB. Keluarga sangat berduka melepas kepergian almarhumah.
Hadir dalam kegiatan pemakaman itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan pentakziah dari berbagai daerah.
Selain itu, deretan karangan bunga juga memenuhi halaman Pesantren Tebuireng. Beberapa di antaranya dari Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden K.H. Makruf Amin, dan berbagai pihak lainnya. (*)