Palembang (ANTARA) - PT PLN (Persero) menghubungkan sistem ketenagalistrikan Sumatera Selatan-Bangka Belitung setelah menuntaskan pembangunan jaringan kabel laut terpanjang di Indonesia sejauh 36 kilometer dari Tanjung Carat Kabupaten Banyuasin hingga Muntok Kabupaten Bangka Barat.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan Wiluyo Kusdwiharto mengatakan PLN sudah mengaktifkan jaringan interkoneksi antarprovinsi ini di Gardu Induk 150 KV di Muntok, Bangka Barat sejak 26 Maret 2022.
“Sejak itu, kami sudah menonaktifkan PLTD di Bangka dan di jaringan interkoneksi ini sudah masuk sumber energi dari Energi Baru Terbarukan asal Sumsel,” kata Wiluyo yang memberikan kata sambutan secara virtual pada acara peresmian sistem interkoneksi kabel bawah laut Sumsel-Bangka Belitung di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumsel, Selasa.
Ia mengatakan pekerjaan pembangunan sistem interkoneksi demi menyuplai kelebihan energi di Sumsel ke Bangka Belitung ini terbilang tidak mudah karena terbagi dalam tiga pekerjaan rumit.
Pekerjaan itu meliputi pembangunan jaringan kabel laut, saluran udara tegangan tinggi (SUTT), saluran kabel di bawah laut (SKTT) dan pembangunan Gardu Induk 150 KV di Tanjung Carat dan di Muntok.
Lokasi konstruksi SUTT 150 KV ini juga terbilang ekstrem karena merupakan kawasan rawa, berlumpur yang banyak dihuni buaya.
Kondisi ini memaksa tim teknik harus menggunakan kapal kecil hingga harus membuat jembatan kayu untuk mobilisasi tenaga kerja dan infrastruktur.
Pekerjaan yang dimulai sejak 2019 itu juga sangat tergantung dengan kondisi cuaca dan pasang surut air laut.
Akan tetapi, PLN menilai upaya ini tak sia-sia karena dapat meningkatkan keandalan dan pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung.
Selama ini daerah kepulauan itu hanya memiliki cadangan listrik 1,3 MW dari total daya terpasang 191,5 MW dan beban puncak 190,2 MW. Kondisi ini membuat rentan mengalami pemadaman terutama di saat PLN melakukan kegiatan pemeliharaan.
Namun, setelah dilakukan sistem interkoneksi ini yang menyuplai kelebihan energi Sumsel ke Bangka Belitung membuat daerah ini kemudian memiliki cadangan listrik 281 MW sehingga keandalan listrik jauh lebih meningkat.
Tak hanya itu, bagi PLN juga terjadi penghematan karena dengan dinonaktifkannya sejumlah PLTD di Bangka Belitung maka terjadi penghematan penggunaan BBM hingga 91,98 juta liter atau Rp1.03 triliun per tahun.
Sedangkan bagi masyarakat Bangka Belitung, peningkatan keandalan listrik ini dapat mendongkrak perekonomian daerah tersebut yang berkeinginan menggarap serius sektor perikanan, pertambangan pasir dan pariwisata.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang menghadiri acara peresmian tersebut mengatakan adanya interkoneksi sistem ketenagalistrikan yang menghubungkan Sumsel dan Bangka ini menjadi pelecut semangat baru bagi Sumsel untuk menggolkan rencana pembangunan pelabuhan samudera Pelabuhan Tanjung Carat.
“Setidaknya jika pelabuhan ini jalan, kita sudah memiliki Gardu Induk jadi tidak bangun baru lagi sudah dibangunkan oleh PLN,” kata dia.
Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan Wiluyo Kusdwiharto mengatakan PLN sudah mengaktifkan jaringan interkoneksi antarprovinsi ini di Gardu Induk 150 KV di Muntok, Bangka Barat sejak 26 Maret 2022.
“Sejak itu, kami sudah menonaktifkan PLTD di Bangka dan di jaringan interkoneksi ini sudah masuk sumber energi dari Energi Baru Terbarukan asal Sumsel,” kata Wiluyo yang memberikan kata sambutan secara virtual pada acara peresmian sistem interkoneksi kabel bawah laut Sumsel-Bangka Belitung di Tanjung Carat, Banyuasin, Sumsel, Selasa.
Ia mengatakan pekerjaan pembangunan sistem interkoneksi demi menyuplai kelebihan energi di Sumsel ke Bangka Belitung ini terbilang tidak mudah karena terbagi dalam tiga pekerjaan rumit.
Pekerjaan itu meliputi pembangunan jaringan kabel laut, saluran udara tegangan tinggi (SUTT), saluran kabel di bawah laut (SKTT) dan pembangunan Gardu Induk 150 KV di Tanjung Carat dan di Muntok.
Lokasi konstruksi SUTT 150 KV ini juga terbilang ekstrem karena merupakan kawasan rawa, berlumpur yang banyak dihuni buaya.
Kondisi ini memaksa tim teknik harus menggunakan kapal kecil hingga harus membuat jembatan kayu untuk mobilisasi tenaga kerja dan infrastruktur.
Pekerjaan yang dimulai sejak 2019 itu juga sangat tergantung dengan kondisi cuaca dan pasang surut air laut.
Akan tetapi, PLN menilai upaya ini tak sia-sia karena dapat meningkatkan keandalan dan pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung.
Selama ini daerah kepulauan itu hanya memiliki cadangan listrik 1,3 MW dari total daya terpasang 191,5 MW dan beban puncak 190,2 MW. Kondisi ini membuat rentan mengalami pemadaman terutama di saat PLN melakukan kegiatan pemeliharaan.
Namun, setelah dilakukan sistem interkoneksi ini yang menyuplai kelebihan energi Sumsel ke Bangka Belitung membuat daerah ini kemudian memiliki cadangan listrik 281 MW sehingga keandalan listrik jauh lebih meningkat.
Tak hanya itu, bagi PLN juga terjadi penghematan karena dengan dinonaktifkannya sejumlah PLTD di Bangka Belitung maka terjadi penghematan penggunaan BBM hingga 91,98 juta liter atau Rp1.03 triliun per tahun.
Sedangkan bagi masyarakat Bangka Belitung, peningkatan keandalan listrik ini dapat mendongkrak perekonomian daerah tersebut yang berkeinginan menggarap serius sektor perikanan, pertambangan pasir dan pariwisata.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru yang menghadiri acara peresmian tersebut mengatakan adanya interkoneksi sistem ketenagalistrikan yang menghubungkan Sumsel dan Bangka ini menjadi pelecut semangat baru bagi Sumsel untuk menggolkan rencana pembangunan pelabuhan samudera Pelabuhan Tanjung Carat.
“Setidaknya jika pelabuhan ini jalan, kita sudah memiliki Gardu Induk jadi tidak bangun baru lagi sudah dibangunkan oleh PLN,” kata dia.