Palembang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) siap mengekspor bahan bakar kapal laut ramah lingkungan Marine Fuel Oil (MFO) rendah sulfur ke Singapura.
General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju Edy Januari Utama dalam siaran pers yang diterima ANTARA Selasa, mengatakan Kilang Pertamina Internasional menargetkan ekspor perdana akan dilakukan akhir Maret 2022.
BBM ini nantinya akan digunakan industri perkapalan yang menggunakan mesin diesel dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum 0,5 persen.
Ekspor MFO rendah sulfur ini merupakan salah satu langkah strategis Kilang Pertamina Plaju untuk menjaga laporan laba dan rugi yang tetap positif hingga akhir 2022 atau sebagaimana yang telah dicapai pada tahun lalu.
Inisiatif peningkatan produksi MFO rendah sulfur ini diharapkan dapat menyumbang hingga 80 persen dari target inisiatif strategis Kilang Pertamina Plaju pada 2022 ke Direktorat Operasi PT KPI.
Langkah pengoptimalisasian produk ini dianggap pilihan yang menguntungkan karena dinilai akan mendongkrak pendapatan perseroan.
“Ini merupakan salah satu salah satu inisiatif strategis yang akan mencetak penerimaan paling besar di 2022,” ujar Edy.
Dengan kualitas produk yang telah memenuhi standar International Maritime Organization (IMO), produk MFO Low Sulphur 180 centistoke (cSt) ini, PT KPI optimistis mampu bersaing untuk memasuki pasar internasional.
Selain itu, kehadiran produk ini juga mendukung keberlangsungan sistem distribusi energi, jasa dan komoditi dalam sektor maritim Indonesia.
Sejauh ini, Kilang Pertamina Plaju menargetkan ekspor MFO Low Sulphur 180 cSt sebanyak 200 MB/bulan.
Pjs VP PPM PT KPI Hendri Agustian yang menghadiri acara peluncuran ekspor perdana MFO Low Sulphur di Jetty (Dermaga) 11 Kilang Pertamina Plaju, Palembang, Jumat (18/3), menambahkan upaya ekspor ini merupakan wujud dari sinergi dan kolaborasi di dalam perseroan dan berbagai pihak lainnya.
Sejak dibangun pada 1904, Kilang Pertamina Plaju telah memberikan sumbangan nyata dalam perkembangan dan kemajuan daerah khususnya di Sumbagsel. Kilang ini memberikan andil yang besar bagi pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional.
Berbagai produk bahan bakar minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) telah dihasilkan dari Kilang Pertamina Plaju dan telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air hingga mancanegara.
“Di tengah situasi ketidakpastian seperti saat ini, Kilang Pertamina Plaju masih bisa menemukan peluang untuk dapat meningkatkan margin perusahaan. Ini patut diapreasiasi, dan saya harap produksi dan kualitasnya dijaga terus,” kata dia.
General Manager (GM) Kilang Pertamina Plaju Edy Januari Utama dalam siaran pers yang diterima ANTARA Selasa, mengatakan Kilang Pertamina Internasional menargetkan ekspor perdana akan dilakukan akhir Maret 2022.
BBM ini nantinya akan digunakan industri perkapalan yang menggunakan mesin diesel dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum 0,5 persen.
Ekspor MFO rendah sulfur ini merupakan salah satu langkah strategis Kilang Pertamina Plaju untuk menjaga laporan laba dan rugi yang tetap positif hingga akhir 2022 atau sebagaimana yang telah dicapai pada tahun lalu.
Inisiatif peningkatan produksi MFO rendah sulfur ini diharapkan dapat menyumbang hingga 80 persen dari target inisiatif strategis Kilang Pertamina Plaju pada 2022 ke Direktorat Operasi PT KPI.
Langkah pengoptimalisasian produk ini dianggap pilihan yang menguntungkan karena dinilai akan mendongkrak pendapatan perseroan.
“Ini merupakan salah satu salah satu inisiatif strategis yang akan mencetak penerimaan paling besar di 2022,” ujar Edy.
Dengan kualitas produk yang telah memenuhi standar International Maritime Organization (IMO), produk MFO Low Sulphur 180 centistoke (cSt) ini, PT KPI optimistis mampu bersaing untuk memasuki pasar internasional.
Selain itu, kehadiran produk ini juga mendukung keberlangsungan sistem distribusi energi, jasa dan komoditi dalam sektor maritim Indonesia.
Sejauh ini, Kilang Pertamina Plaju menargetkan ekspor MFO Low Sulphur 180 cSt sebanyak 200 MB/bulan.
Pjs VP PPM PT KPI Hendri Agustian yang menghadiri acara peluncuran ekspor perdana MFO Low Sulphur di Jetty (Dermaga) 11 Kilang Pertamina Plaju, Palembang, Jumat (18/3), menambahkan upaya ekspor ini merupakan wujud dari sinergi dan kolaborasi di dalam perseroan dan berbagai pihak lainnya.
Sejak dibangun pada 1904, Kilang Pertamina Plaju telah memberikan sumbangan nyata dalam perkembangan dan kemajuan daerah khususnya di Sumbagsel. Kilang ini memberikan andil yang besar bagi pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional.
Berbagai produk bahan bakar minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) telah dihasilkan dari Kilang Pertamina Plaju dan telah didistribusikan ke berbagai pelosok tanah air hingga mancanegara.
“Di tengah situasi ketidakpastian seperti saat ini, Kilang Pertamina Plaju masih bisa menemukan peluang untuk dapat meningkatkan margin perusahaan. Ini patut diapreasiasi, dan saya harap produksi dan kualitasnya dijaga terus,” kata dia.