Jakarta (ANTARA) - Platform digital Ruangguru mengatakan perbedaan karakteristik Generasi Alpha dengan Generasi Milenial dan Z adalah menyenangi pembelajaran instan yang memiliki perspektif informasi luas.
Dilansir dari Forbes, karakteristik Generasi Alpha antara lain mereka sangat cakap dalam menggunakan teknologi dan akan menjadi generasi yang paling terdidik akibat banyaknya informasi yang tersedia secara instan untuk mereka.
Karakteristik Generasi Alpha dalam belajar itu yang membedakannya dari Generasi Milenial dan Z, yakni memerlukan ruang belajar instan dengan perspektif tidak terbatas, demikian dalam rilis Ruangguru yang diterima di Jakarta, Rabu.
Generasi kelahiran 2010-2025 yang sudah mulai duduk di bangku sekolah itu memiliki perkembangan populasi sekitar 2,5 juta setiap minggu di seluruh dunia perlu pendekatan pendidikan yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Generasi Alpha cenderung dinamis dan tidak dibatasi oleh aturan karena dunia digital menghubungkan mereka dengan perspektif yang tak terbatas. Sehingga cara mereka belajar akan berbeda dari cara orang tua mereka yang dapat dikategorikan generasi milenial.
"Generasi Alpha lahir ke dunia yang sudah sangat terdigitalisasi dan berbeda dengan masa generasi milenial, sehingga mereka juga perlu metode belajar yang khas."
Salah satu kesuksesan pembelajaran instan haruslah menarik metode visual. Kebanyakan dari generasi Alpha terlahir sudah memiliki akun media sosial, dan dalam keseharian lekat dengan berbagai konten menarik yang bisa mereka saksikan melalui gawai.
Sehingga, metode belajar yang diterapkan kepada generasi Alpha haruslah menarik secara visual, karena mereka memang terbiasa melihat hal-hal yang menarik di dunia maya.
Kedua, aktif dan senang bereksperimen. Metode belajar yang konservatif (hanya dengan buku) tidak cocok dengan anak generasi Alpha . Sebab mereka adalah tipe yang aktif dan tidak senang hanya duduk diam saat belajar.
Metode belajar untuk generasi Alpha harus memberikan banyak kesempatan bagi mereka untuk bereksperimen dan mengeksplorasi materi pelajaran.
Ketiga, pembelajaran yang terpersonalisasi. Generasi Alpha lebih senang belajar dengan kecepatan mereka sendiri dengan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Maka, platform dan metode pembelajaran daring dapat menjadi opsi memfasilitasi pendekatan ini.
Untuk itu, platform Ruangguru dapat menjadi solusi dengan menawarkan Ruang Belajar yang cocok untuk generasi alpha.
Ruangbelajar adalah platform bimbingan belajar daring mandiri yang dilengkapi dengan video belajar full animasi, latihan soal, pembahasan, serta rangkuman materi pelajaran yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun secara fleksibel.
Platform ini memuat lebih dari 26.500 video belajar animasi yang mencakup video konsep dan juga video pembahasan soal yang dijelaskan oleh Master Teacher/tutor kompeten.
Video pembelajaran di Ruangbelajar menerapkan metode problem-based learning, yaitu pembelajaran yang menekankan penerapan solusi dari masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah dipahami untuk anak.
Ruangbelajar juga dilengkapi dengan Adapto, fitur adaptif di aplikasi Ruangguru. Fitur ini membuat pengalaman belajar jadi terpersonalisasi sesuai kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa.
Di tengah video belajar, guru akan mengecek pemahaman siswa melalui beberapa pertanyaan. Pilihan jawaban yang diambil akan menentukan arah kelanjutan dari video pembelajaran. Apabila ia memilih “Paham”, maka guru akan melanjutkan penjelasan ke topik selanjutnya. Namun, apabila siswa memilih “Bingung”, maka guru akan kembali mengulang materi yang belum dipahami siswa.
Begitu pula dengan kuis-kuis seputar pelajaran yang muncul sepanjang video, ketika siswa memilih jawaban yang salah, maka secara otomatis guru akan memberi pembahasan mengenai jawaban yang benar.
Selain itu, siswa juga bisa memilih ingin video belajar dijelaskan secara “Cepat” atau “Detail” tergantung pada kebutuhan dan gaya belajar masing-masing. Fitur adaptif ini menjadi keunggulan Ruangguru dan belum ditemukan di aplikasi belajar serupa di Indonesia.
Dilansir dari Forbes, karakteristik Generasi Alpha antara lain mereka sangat cakap dalam menggunakan teknologi dan akan menjadi generasi yang paling terdidik akibat banyaknya informasi yang tersedia secara instan untuk mereka.
Karakteristik Generasi Alpha dalam belajar itu yang membedakannya dari Generasi Milenial dan Z, yakni memerlukan ruang belajar instan dengan perspektif tidak terbatas, demikian dalam rilis Ruangguru yang diterima di Jakarta, Rabu.
Generasi kelahiran 2010-2025 yang sudah mulai duduk di bangku sekolah itu memiliki perkembangan populasi sekitar 2,5 juta setiap minggu di seluruh dunia perlu pendekatan pendidikan yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Generasi Alpha cenderung dinamis dan tidak dibatasi oleh aturan karena dunia digital menghubungkan mereka dengan perspektif yang tak terbatas. Sehingga cara mereka belajar akan berbeda dari cara orang tua mereka yang dapat dikategorikan generasi milenial.
"Generasi Alpha lahir ke dunia yang sudah sangat terdigitalisasi dan berbeda dengan masa generasi milenial, sehingga mereka juga perlu metode belajar yang khas."
Salah satu kesuksesan pembelajaran instan haruslah menarik metode visual. Kebanyakan dari generasi Alpha terlahir sudah memiliki akun media sosial, dan dalam keseharian lekat dengan berbagai konten menarik yang bisa mereka saksikan melalui gawai.
Sehingga, metode belajar yang diterapkan kepada generasi Alpha haruslah menarik secara visual, karena mereka memang terbiasa melihat hal-hal yang menarik di dunia maya.
Kedua, aktif dan senang bereksperimen. Metode belajar yang konservatif (hanya dengan buku) tidak cocok dengan anak generasi Alpha . Sebab mereka adalah tipe yang aktif dan tidak senang hanya duduk diam saat belajar.
Metode belajar untuk generasi Alpha harus memberikan banyak kesempatan bagi mereka untuk bereksperimen dan mengeksplorasi materi pelajaran.
Ketiga, pembelajaran yang terpersonalisasi. Generasi Alpha lebih senang belajar dengan kecepatan mereka sendiri dengan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Maka, platform dan metode pembelajaran daring dapat menjadi opsi memfasilitasi pendekatan ini.
Untuk itu, platform Ruangguru dapat menjadi solusi dengan menawarkan Ruang Belajar yang cocok untuk generasi alpha.
Ruangbelajar adalah platform bimbingan belajar daring mandiri yang dilengkapi dengan video belajar full animasi, latihan soal, pembahasan, serta rangkuman materi pelajaran yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun secara fleksibel.
Platform ini memuat lebih dari 26.500 video belajar animasi yang mencakup video konsep dan juga video pembahasan soal yang dijelaskan oleh Master Teacher/tutor kompeten.
Video pembelajaran di Ruangbelajar menerapkan metode problem-based learning, yaitu pembelajaran yang menekankan penerapan solusi dari masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah dipahami untuk anak.
Ruangbelajar juga dilengkapi dengan Adapto, fitur adaptif di aplikasi Ruangguru. Fitur ini membuat pengalaman belajar jadi terpersonalisasi sesuai kebutuhan dan gaya belajar masing-masing siswa.
Di tengah video belajar, guru akan mengecek pemahaman siswa melalui beberapa pertanyaan. Pilihan jawaban yang diambil akan menentukan arah kelanjutan dari video pembelajaran. Apabila ia memilih “Paham”, maka guru akan melanjutkan penjelasan ke topik selanjutnya. Namun, apabila siswa memilih “Bingung”, maka guru akan kembali mengulang materi yang belum dipahami siswa.
Begitu pula dengan kuis-kuis seputar pelajaran yang muncul sepanjang video, ketika siswa memilih jawaban yang salah, maka secara otomatis guru akan memberi pembahasan mengenai jawaban yang benar.
Selain itu, siswa juga bisa memilih ingin video belajar dijelaskan secara “Cepat” atau “Detail” tergantung pada kebutuhan dan gaya belajar masing-masing. Fitur adaptif ini menjadi keunggulan Ruangguru dan belum ditemukan di aplikasi belajar serupa di Indonesia.