Palembang (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional II Palembang menargetkan kinerja bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Boom Baru mencapai 139,8 TEUS pada 2022 atau mengalami pertumbuhan 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Palembang Imam Rahmiyadi di Palembang, Selasa, mengatakan, target tersebut diperkirakan tercapai karena adanya perbaikan ekonomi global setelah dua tahun tergerus oleh pandemi COVID-19.
“Arus peti kemas pada 2021 jika dibandingkan 2020 memang belum reborn (balik arah), bukan hanya karena pandemi tapi juga kelangkaan kapal dan kontainer. Tapi, tahun 2022 ini diharapkan bisa reborn,” kata Imam yang dijumpai setelah acara peringatan Bulan K3 di kantor Pelindo Palembang.
Pada 2021, Pelindo Regional II Palembang yang mengelola terminal kontainer Pelabuhan Boom Baru mencatat kinerja bongkar muat peti kemas sebanyak 121.590 TEUs atau menurun dibandingkan 2020 yang mampu merealisasikan 129.408 TEUs.
Capaian ini justru berbanding terbalik dengan kegiatan non peti kemas, yang mana pada 2021 terjadi peningkatan signifikan untuk curah cair karena didongkrak oleh kinerja positif ekspor minyak sawit (CPO).
Secara keseluruhan kegiatan non peti kemas pada 2021, meliputi general cargo mencapai 447.878 ton, bag cargo 317.420 ton, curah cair (CPO) 1.122.902 ton dan curah kering (bungkil, kopi, karet, kelapa, pupuk) 229.230 ton.
Sementara pada 2020, kegiatan non peti kemas meliputi general cargo mencapai 404.749 ton, bag cargo 376.058 ton, curah cair 935.493 ton dan curah kering 222.727 ton.
Walau dari sisi kinerja bongkar muat peti kemas pada 2021 mengalami penurunan 7.818 TEUs jika dibandingkan 2020, tapi untuk jasa kapal tunda (tug boat) justru melonjak signifikan karena dipengaruhi tingginya aktivitas ekspor batu bara di Sumsel.
Jasa kapal tunda ini dibutuhkan oleh eksportir batu bara Sumsel untuk menarik kapal tongkang ketika melintasi Jembatan Ampera, Jembatan Musi IV dan Jembatan VI.
Ke depan, untuk meningkatkan performa pada 2022, Pelindo II yang mengelola pelabuhan sungai Boom Baru akan menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan pelayaran internasional, terkait untuk jasa pengiriman komoditas karet. Pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah pengusaha karet terkait hal ini.
“Sebenarnya untuk ekspor tetap ada peluang tapi kemarin sempat ada masalah kontainer kosong dan kapal kosong (tidak tersedia), serta kesulitan sewa peti kemas. Tapi ini isu nasional dan internasional (pengaruh pandemi),” kata dia.
Kerja sama dengan perusahaan pelayaran internasional itu sangat dimungkinkan karena penumpukan peti kemas di Pelabuhan Boom Baru hanya 25-35 persen dari kapasitas yang ada.
Peningkatan diharapkan juga terjadi pada arus kapal pada 2022, karena pada 2021 hanya 638 unit yang berlabuh di Pelabuhan Boom Baru dan 4.706 unit kapal dari dalam negeri. Sedangkan kapal rakyat berjumlah 127 unit dan kapal negara (tamu) 9 unit.
Padahal pada 2020, untuk kapal luar negeri yang berlabuh di Boom Baru berjumlah 671 unit, kapal dalam negeri 4.268 unit, kapal rakyat 185 unit, dan kapal negara (tamu) 14 unit.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Palembang Imam Rahmiyadi di Palembang, Selasa, mengatakan, target tersebut diperkirakan tercapai karena adanya perbaikan ekonomi global setelah dua tahun tergerus oleh pandemi COVID-19.
“Arus peti kemas pada 2021 jika dibandingkan 2020 memang belum reborn (balik arah), bukan hanya karena pandemi tapi juga kelangkaan kapal dan kontainer. Tapi, tahun 2022 ini diharapkan bisa reborn,” kata Imam yang dijumpai setelah acara peringatan Bulan K3 di kantor Pelindo Palembang.
Pada 2021, Pelindo Regional II Palembang yang mengelola terminal kontainer Pelabuhan Boom Baru mencatat kinerja bongkar muat peti kemas sebanyak 121.590 TEUs atau menurun dibandingkan 2020 yang mampu merealisasikan 129.408 TEUs.
Capaian ini justru berbanding terbalik dengan kegiatan non peti kemas, yang mana pada 2021 terjadi peningkatan signifikan untuk curah cair karena didongkrak oleh kinerja positif ekspor minyak sawit (CPO).
Secara keseluruhan kegiatan non peti kemas pada 2021, meliputi general cargo mencapai 447.878 ton, bag cargo 317.420 ton, curah cair (CPO) 1.122.902 ton dan curah kering (bungkil, kopi, karet, kelapa, pupuk) 229.230 ton.
Sementara pada 2020, kegiatan non peti kemas meliputi general cargo mencapai 404.749 ton, bag cargo 376.058 ton, curah cair 935.493 ton dan curah kering 222.727 ton.
Walau dari sisi kinerja bongkar muat peti kemas pada 2021 mengalami penurunan 7.818 TEUs jika dibandingkan 2020, tapi untuk jasa kapal tunda (tug boat) justru melonjak signifikan karena dipengaruhi tingginya aktivitas ekspor batu bara di Sumsel.
Jasa kapal tunda ini dibutuhkan oleh eksportir batu bara Sumsel untuk menarik kapal tongkang ketika melintasi Jembatan Ampera, Jembatan Musi IV dan Jembatan VI.
Ke depan, untuk meningkatkan performa pada 2022, Pelindo II yang mengelola pelabuhan sungai Boom Baru akan menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan pelayaran internasional, terkait untuk jasa pengiriman komoditas karet. Pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah pengusaha karet terkait hal ini.
“Sebenarnya untuk ekspor tetap ada peluang tapi kemarin sempat ada masalah kontainer kosong dan kapal kosong (tidak tersedia), serta kesulitan sewa peti kemas. Tapi ini isu nasional dan internasional (pengaruh pandemi),” kata dia.
Kerja sama dengan perusahaan pelayaran internasional itu sangat dimungkinkan karena penumpukan peti kemas di Pelabuhan Boom Baru hanya 25-35 persen dari kapasitas yang ada.
Peningkatan diharapkan juga terjadi pada arus kapal pada 2022, karena pada 2021 hanya 638 unit yang berlabuh di Pelabuhan Boom Baru dan 4.706 unit kapal dari dalam negeri. Sedangkan kapal rakyat berjumlah 127 unit dan kapal negara (tamu) 9 unit.
Padahal pada 2020, untuk kapal luar negeri yang berlabuh di Boom Baru berjumlah 671 unit, kapal dalam negeri 4.268 unit, kapal rakyat 185 unit, dan kapal negara (tamu) 14 unit.