Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan penurunan laju penyuntikan vaksinasi COVID-19 di sejumlah kawasan padat penduduk disebabkan mayoritas masyarakat sasaran telah menerima vaksin.
"Jadi sekarang rata-rata (penyuntikan vaksin) sudah hampir 2,5 juta per hari di pekan terakhir Oktober, sekarang turun ke 1 juta per hari sejak November 2021," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang diikuti dari Youtube DPR RI di Jakarta, Selasa.
Budi mengatakan laju penyuntikan vaksin mulai terpantau melambat setelah mencapai angka 200 juta dosis. Saat ini hampir seluruh wilayah ibu kota provinsi yang memiliki daerah padat penduduk telah dijangkau vaksinator.
"Sasaran vaksinasi saat ini menyasar ke kota sekunder yang lebih sulit dan jumlah penduduknya lebih sedikit, sehingga dari sisi efisiensi vaksinasi tidak setinggi vaksinasi di kota besar," katanya.
Ia mengatakan Presiden Joko Widodo menargetkan seluruh provinsi mencapai 70 persen suntikan dosis pertama. Namun baru 13 provinsi yang sudah mencapai target tersebut.
Hingga Desember 2021, kata Budi, wilayah provinsi dengan populasi yang tinggi banyak yang belum bisa mencapai 70 persen suntikan pertama.
Provinsi yang dimaksud di antaranya Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau dan Sulawesi Selatan.
“Itu adalah provinsi-provinsi yang populasinya banyak, namun belum berhasil mencapai angka 70 persen vaksinasi dosis pertama yang diminta oleh Bapak Presiden kita kejar,” ujarnya.
Kemenkes terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta TNI-Polri untuk melakukan akselerasi bagi provinsi yang relatif rendah dalam cakupan dosis vaksinasi.
"Jadi sekarang rata-rata (penyuntikan vaksin) sudah hampir 2,5 juta per hari di pekan terakhir Oktober, sekarang turun ke 1 juta per hari sejak November 2021," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir secara virtual dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI yang diikuti dari Youtube DPR RI di Jakarta, Selasa.
Budi mengatakan laju penyuntikan vaksin mulai terpantau melambat setelah mencapai angka 200 juta dosis. Saat ini hampir seluruh wilayah ibu kota provinsi yang memiliki daerah padat penduduk telah dijangkau vaksinator.
"Sasaran vaksinasi saat ini menyasar ke kota sekunder yang lebih sulit dan jumlah penduduknya lebih sedikit, sehingga dari sisi efisiensi vaksinasi tidak setinggi vaksinasi di kota besar," katanya.
Ia mengatakan Presiden Joko Widodo menargetkan seluruh provinsi mencapai 70 persen suntikan dosis pertama. Namun baru 13 provinsi yang sudah mencapai target tersebut.
Hingga Desember 2021, kata Budi, wilayah provinsi dengan populasi yang tinggi banyak yang belum bisa mencapai 70 persen suntikan pertama.
Provinsi yang dimaksud di antaranya Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau dan Sulawesi Selatan.
“Itu adalah provinsi-provinsi yang populasinya banyak, namun belum berhasil mencapai angka 70 persen vaksinasi dosis pertama yang diminta oleh Bapak Presiden kita kejar,” ujarnya.
Kemenkes terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta TNI-Polri untuk melakukan akselerasi bagi provinsi yang relatif rendah dalam cakupan dosis vaksinasi.