Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan hidrogen hijau sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang dapat menjadi solusi mencapai target netralitas karbon pada 2060.
"Pengembangan hidrogen hijau memberi kami alternatif segar untuk mencapai (target) pengurangan gas rumah kaca," kata Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas Yahya Rachmana Hidayat dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
Yahya menjelaskan pemerintah sedang mematangkan regulasi dan peraturan terkait pengembangan hidrogen hijau yang mengacu kepada standar internasional.
Walau belum diarahkan untuk berkembang ke skala komersial, pengembangan hidrogen di Indonesia terus dilakukan melalui beragam riset dan proyek-proyek percontohan.
Upaya untuk memperkenalkan hidrogen hijau kepada aktor dan pemangku kepentingan di sektor energi serta kepada masyarakat umum juga terus dilaksanakan melalui berbagai kegiatan dan forum komunikasi.
Manager Proyek dari World Energy Council (WEC) Jan Michalski mengatakan hidrogen hijau semakin banyak diperbincangkan oleh negara-negara di dunia, di antaranya bahkan telah berkomitmen dalam strategi dan regulasi terkait pengembangan hidrogen hijau.
Menurutnya, kebutuhan dan permintaan atas hidrogen hijau juga diproyeksikan meningkat di masa mendatang, seiring dengan banyaknya industri yang melakukan transisi.
Pengembangan hidrogen hijau dipandang tidak hanya berdampak terhadap akselerasi dekarbonisasi, tetapi juga sektor ekonomi melalui penambahan lapangan pekerjaan baru.
Saat ini pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman telah bekerja sama mengembangkan aneka potensi energi terbarukan dalam kerangka kerja proyek Strategic Exploration of Economic Mitigation Potential through Renewables (ExploRE).
Principal Advisor ExploRE Dody Setiawan mengatakan hidrogen bisa jadi opsi yang tidak ekonomis dan bahkan tidak ramah lingkungan, jika pengembangannya tidak dilakukan dengan tepat.
"Kita harus mendukung pengembangan hidrogen hijau di Indonesia karena dengan cara demikian kita bisa memastikan bahwa hidrogen dikembangkan dengan menggunakan sumber daya terbarukan dan emisi karbonnya rendah atau bahkan nol," ujarnya.
Lebih lanjut Dody menambahkan pengembangan hidrogen hijau di dalam negeri mensyaratkan kemitraan internasional, baik dengan penyedia teknologi, industri, maupun pemerintah negara-negara lain dengan pengalaman dan teknologi hidrogen hijau yang lebih maju, serta kebutuhan hidrogen hijau di masa depan.
Kemitraan banyak pihak ini juga yang menjadi pendekatan utama proyek ExploRE dalam mendukung upaya-upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi serta target pengurangan emisi.
ExploRE mendorong pengembangan hidrogen hijau di Indonesia melalui berbagai aktivitas, salah satunya adalah kajian bersama PT Pertamina (Persero) untuk mengeksplorasi peluang pengembangan hidrogen hijau dari panas bumi untuk kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.
Selain itu, ExploRE juga bekerja sama dengan HDF Energy untuk melakukan pre-feasibility study proyek percontohan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hybrid dengan hidrogen hijau di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Saat ini, pemerintah Indonesia juga berada dalam tahap awal studi pengembangan dan akselerasi investasi hidrogen hijau yang rencananya akan dilaksanakan di Kalimantan Utara dan Sumatera Utara.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendorong realisasi pemanfaatan hidrogen hijau dan berkontribusi signifikan dalam upaya mencapai target pengurangan emisi.
"Pengembangan hidrogen hijau memberi kami alternatif segar untuk mencapai (target) pengurangan gas rumah kaca," kata Direktur Sumber Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan Bappenas Yahya Rachmana Hidayat dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.
Yahya menjelaskan pemerintah sedang mematangkan regulasi dan peraturan terkait pengembangan hidrogen hijau yang mengacu kepada standar internasional.
Walau belum diarahkan untuk berkembang ke skala komersial, pengembangan hidrogen di Indonesia terus dilakukan melalui beragam riset dan proyek-proyek percontohan.
Upaya untuk memperkenalkan hidrogen hijau kepada aktor dan pemangku kepentingan di sektor energi serta kepada masyarakat umum juga terus dilaksanakan melalui berbagai kegiatan dan forum komunikasi.
Manager Proyek dari World Energy Council (WEC) Jan Michalski mengatakan hidrogen hijau semakin banyak diperbincangkan oleh negara-negara di dunia, di antaranya bahkan telah berkomitmen dalam strategi dan regulasi terkait pengembangan hidrogen hijau.
Menurutnya, kebutuhan dan permintaan atas hidrogen hijau juga diproyeksikan meningkat di masa mendatang, seiring dengan banyaknya industri yang melakukan transisi.
Pengembangan hidrogen hijau dipandang tidak hanya berdampak terhadap akselerasi dekarbonisasi, tetapi juga sektor ekonomi melalui penambahan lapangan pekerjaan baru.
Saat ini pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman telah bekerja sama mengembangkan aneka potensi energi terbarukan dalam kerangka kerja proyek Strategic Exploration of Economic Mitigation Potential through Renewables (ExploRE).
Principal Advisor ExploRE Dody Setiawan mengatakan hidrogen bisa jadi opsi yang tidak ekonomis dan bahkan tidak ramah lingkungan, jika pengembangannya tidak dilakukan dengan tepat.
"Kita harus mendukung pengembangan hidrogen hijau di Indonesia karena dengan cara demikian kita bisa memastikan bahwa hidrogen dikembangkan dengan menggunakan sumber daya terbarukan dan emisi karbonnya rendah atau bahkan nol," ujarnya.
Lebih lanjut Dody menambahkan pengembangan hidrogen hijau di dalam negeri mensyaratkan kemitraan internasional, baik dengan penyedia teknologi, industri, maupun pemerintah negara-negara lain dengan pengalaman dan teknologi hidrogen hijau yang lebih maju, serta kebutuhan hidrogen hijau di masa depan.
Kemitraan banyak pihak ini juga yang menjadi pendekatan utama proyek ExploRE dalam mendukung upaya-upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi serta target pengurangan emisi.
ExploRE mendorong pengembangan hidrogen hijau di Indonesia melalui berbagai aktivitas, salah satunya adalah kajian bersama PT Pertamina (Persero) untuk mengeksplorasi peluang pengembangan hidrogen hijau dari panas bumi untuk kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.
Selain itu, ExploRE juga bekerja sama dengan HDF Energy untuk melakukan pre-feasibility study proyek percontohan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hybrid dengan hidrogen hijau di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Saat ini, pemerintah Indonesia juga berada dalam tahap awal studi pengembangan dan akselerasi investasi hidrogen hijau yang rencananya akan dilaksanakan di Kalimantan Utara dan Sumatera Utara.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendorong realisasi pemanfaatan hidrogen hijau dan berkontribusi signifikan dalam upaya mencapai target pengurangan emisi.