Palembang (ANTARA) - Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Palembang mengalami penurunan dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp16.000 per kilogram, Jumat.
Penurunan harga ini dipengaruhi oleh berlimpahnya pasokan dari sejumlah daerah, seperti Pagaralam (Sumsel) dan sejumlah provinsi di Jawa.
Umar, pedagang cabai merah di Pasar Perumnas Palembang mengatakan sebenarnya harga cabai ini sudah turun sejak pertengahan bulan lalu.
“Harga berkisar Rp15.000 per kg, sementara di saat sedang mahal bisa Rp30.000 per kg,” kata dia.
Senada, Amin, pedagang cabai merah di Pasar Lemabang Palembang, mengatakan dirinya mendapatkan pasokan yang cukup melimpah dari agen.
Penurunan harga cabai ini juga mempengaruhi omsetnya, yang relatif naik 20 persen.
“Biasa beli seperempat kg, ini bisa beli 1 kg, biasanya ibu-ibu begitu,” kata dia.
Sementara itu, penurunan harga cabai merah, cabe rawit, perhiasan emas , beras dan ikan gabus membuat Sumsel mengalami deflasi selama Agustus 2021.
Deflasi selama Agustus 2021 mencapai 0,05 persen di Sumsel, sedangkan Kota Palembang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Selatan Zulkipli menjelaskanberbagai komoditas secara umum menunjukkan mengalami penurunan harga, yang mana terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,40 pada bulan Agustus 2021 dibandingkan periode sebelumnya bulan Juli 2021, yaitu 105,46.
Kelompok pengeluaran yang dominan menyumbang andil deflasi secara signifikan pada bulan Agustus 2021, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau, mengalami deflasi sebesar 0,23 persen.
Sedangkan komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya deflasi pada kelompok ini, adalah cabai merah turun harganya rata-rata sebesar 17,53 persen menyumbang inflasi sebesar -0,12 persen, cabai rawit turun harganya rata-rata sebesar 22,65 persen menyumbang inflasi sebesar -0,02 persen, ikan gabus mengalami penurunan harga rata-rata sebesar 4,92 persen menyumbang inflasi sebesar -0,02 persen, dan beras turun harganya rata-rata sebesar 0,41 persen menyumbang inflasi sebesar -0,01 persen.
Penurunan harga ini dipengaruhi oleh berlimpahnya pasokan dari sejumlah daerah, seperti Pagaralam (Sumsel) dan sejumlah provinsi di Jawa.
Umar, pedagang cabai merah di Pasar Perumnas Palembang mengatakan sebenarnya harga cabai ini sudah turun sejak pertengahan bulan lalu.
“Harga berkisar Rp15.000 per kg, sementara di saat sedang mahal bisa Rp30.000 per kg,” kata dia.
Senada, Amin, pedagang cabai merah di Pasar Lemabang Palembang, mengatakan dirinya mendapatkan pasokan yang cukup melimpah dari agen.
Penurunan harga cabai ini juga mempengaruhi omsetnya, yang relatif naik 20 persen.
“Biasa beli seperempat kg, ini bisa beli 1 kg, biasanya ibu-ibu begitu,” kata dia.
Sementara itu, penurunan harga cabai merah, cabe rawit, perhiasan emas , beras dan ikan gabus membuat Sumsel mengalami deflasi selama Agustus 2021.
Deflasi selama Agustus 2021 mencapai 0,05 persen di Sumsel, sedangkan Kota Palembang mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Selatan Zulkipli menjelaskanberbagai komoditas secara umum menunjukkan mengalami penurunan harga, yang mana terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,40 pada bulan Agustus 2021 dibandingkan periode sebelumnya bulan Juli 2021, yaitu 105,46.
Kelompok pengeluaran yang dominan menyumbang andil deflasi secara signifikan pada bulan Agustus 2021, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau, mengalami deflasi sebesar 0,23 persen.
Sedangkan komoditas dominan yang menyebabkan terjadinya deflasi pada kelompok ini, adalah cabai merah turun harganya rata-rata sebesar 17,53 persen menyumbang inflasi sebesar -0,12 persen, cabai rawit turun harganya rata-rata sebesar 22,65 persen menyumbang inflasi sebesar -0,02 persen, ikan gabus mengalami penurunan harga rata-rata sebesar 4,92 persen menyumbang inflasi sebesar -0,02 persen, dan beras turun harganya rata-rata sebesar 0,41 persen menyumbang inflasi sebesar -0,01 persen.