Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama BRI Insurance Fankar Umran menekankan pentingnya proteksi atau perlindungan bagi para pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar tidak gulung tikar jika terpapar risiko.
Menurut Fankar, selain pertumbuhan dan ekspansi, proteksi usaha juga menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan mendirikan usaha.
"Kadang kita lupa akan faktor proteksi sebagai salah satu pilar dalam memajukan UMKM. Kalau UMKM bisa berkembang, namun tidak terproteksi, bisa saja kolaps ketika terpapar risiko. Apalagi pada UMKM di kelas mikro dan ultra mikro yang rata-rata berada pada ekonomi pas-pasan," ujar Fankar dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BRI-Pemprov Sulteng kerjasama fasilitasi pinjaman UMKM untuk PEN
Ketika dihadapkan para risiko, lanjut Fankar, umumnya para pelaku industri UMKM tidak punya dana cadangan untuk membangun kembali usahanya. Sehingga, sebagian besar pengusaha-pengusaha kecil tersebut tidak bisa bangkit dari musibah yang sedang terjadi.
Fankar menyebut, kolapsnya usaha akibat risiko yang datang secara tiba-tiba bisa diatasi dengan asuransi mikro. Ia menjelaskan premi asuransi mikro sangat kecil dan murah namun bisa memberikan perlindungan ketika dibutuhkan.
Baca juga: BRI siap bantu Pemprov Sulteng sediakan dana KUR Rp5 triliun
Ia mencontohkan, dengan membayar Rp50 ribu saja dalam setahun, asuransi bisa memberikan santunan hingga Rp15 juta jika terjadi musibah.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mulai berpikir tentang proteksi. Tidak hanya pertumbuhan dan ekspansi usaha. Dalam situasi pandemi, masyarakat sudah semakin aware, hanya tinggal diperdalam saja," kata Fankar.
Fankar menyampaikan, BRI Insurance akan terus menjangkau lebih banyak nasabah di level mikro yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Fankar, ada dua cara yang bisa dilakukan oleh perseroan, yaitu cara konvensional dan cara digital.
Untuk menjangkau nasabah secara digital, nantinya akan dibantu oleh agen laku pandai yang terdaftar pada aplikasi BRINS Agent.
"Ada lebih dari satu juta agen bank. Kalau agen ini bisa kita manfaatkan untuk menjangkau nasabah, bayangkan ada berapa nasabah yang bisa kita jangkau. Sangat mungkin sekali kita berkontribusi pada financial inclusion," ujar Fankar.
Baca juga: Asosiasi: Kenaikan pagu kredit BRI dorong kebangkitan sektor UMKM
Baca juga: BRI salurkan bantuan untuk pengungsi Yalimo
Menurut Fankar, selain pertumbuhan dan ekspansi, proteksi usaha juga menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan mendirikan usaha.
"Kadang kita lupa akan faktor proteksi sebagai salah satu pilar dalam memajukan UMKM. Kalau UMKM bisa berkembang, namun tidak terproteksi, bisa saja kolaps ketika terpapar risiko. Apalagi pada UMKM di kelas mikro dan ultra mikro yang rata-rata berada pada ekonomi pas-pasan," ujar Fankar dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: BRI-Pemprov Sulteng kerjasama fasilitasi pinjaman UMKM untuk PEN
Ketika dihadapkan para risiko, lanjut Fankar, umumnya para pelaku industri UMKM tidak punya dana cadangan untuk membangun kembali usahanya. Sehingga, sebagian besar pengusaha-pengusaha kecil tersebut tidak bisa bangkit dari musibah yang sedang terjadi.
Fankar menyebut, kolapsnya usaha akibat risiko yang datang secara tiba-tiba bisa diatasi dengan asuransi mikro. Ia menjelaskan premi asuransi mikro sangat kecil dan murah namun bisa memberikan perlindungan ketika dibutuhkan.
Baca juga: BRI siap bantu Pemprov Sulteng sediakan dana KUR Rp5 triliun
Ia mencontohkan, dengan membayar Rp50 ribu saja dalam setahun, asuransi bisa memberikan santunan hingga Rp15 juta jika terjadi musibah.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mulai berpikir tentang proteksi. Tidak hanya pertumbuhan dan ekspansi usaha. Dalam situasi pandemi, masyarakat sudah semakin aware, hanya tinggal diperdalam saja," kata Fankar.
Fankar menyampaikan, BRI Insurance akan terus menjangkau lebih banyak nasabah di level mikro yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Fankar, ada dua cara yang bisa dilakukan oleh perseroan, yaitu cara konvensional dan cara digital.
Untuk menjangkau nasabah secara digital, nantinya akan dibantu oleh agen laku pandai yang terdaftar pada aplikasi BRINS Agent.
"Ada lebih dari satu juta agen bank. Kalau agen ini bisa kita manfaatkan untuk menjangkau nasabah, bayangkan ada berapa nasabah yang bisa kita jangkau. Sangat mungkin sekali kita berkontribusi pada financial inclusion," ujar Fankar.
Baca juga: Asosiasi: Kenaikan pagu kredit BRI dorong kebangkitan sektor UMKM
Baca juga: BRI salurkan bantuan untuk pengungsi Yalimo