Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Budapest kembali menyelenggarakan kegiatan Indonesian Week untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia sekaligus menghibur warga Hongaria.
Kegiatan Indonesian Week yang dicanangkan oleh KBRI Budapest mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Hongaria, khususnya di kota Szeged dan Budapest, demikian disampaikan dalam keterangan KBRI Budapest yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Kami kangen akan penampilan eksotisnya Indonesia, makanya kami rela antri masuk gedung pertunjukannya," ujar salah satu pengunjung yang dengan sabar menunggu giliran untuk dapat masuk ke Ferenc Hopp Museum of Asiatic Art di Budapest -- tempat kegiatan Indonesian Week digelar.
Pemerintah Hongaria telah mengizinkan kegiatan pentas, baik di dalam maupun di luar ruangan setelah memberlakukan penguncian (lockdown) dan pembatasan pergerakan orang dari November 2020 hingga Mei 2021.
Kini warga, yang telah mendapatkan vaksin dan memiliki kartu imunitas bukti vaksin, dibebaskan untuk menikmati berbagai kegiatan masal baik di luar maupun di luar ruangan.
Kegiatan Indonesian Week merupakan kegiatan pertama yang diizinkan berlangsung di kota Szeged, salah satu kota besar di Hongaria, sejak pembatasan sosial dicabut.
Kegiatan Indonesian Week terdiri dari pameran foto pariwisata Indonesia karya Mario Blanco, pertunjukan tari tradisional Indonesia, serta pertunjukan musik gamelan.
"Kegiatan promosi Indonesia kali ini dilaksanakan secara terpadu, selain dengan pementasan tarian dan musik tradisional Indonesia juga melalui pameran foto mengenai keindahan Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Hongaria A.H. Dimas Wahab dalam sambutan pembukaannya.
"Harapannya, melalui pentas seni dan budaya ini serta pameran foto-foto pariwisata Indonesia, masyarakat Hongaria maupun masyarakat asing lainnya di Hongaria tertarik berkunjung ke Indonesia saat pandemi mereda," ujarnya.
Sebanyak 10 foto hasil jepreten Mario Blanco dari hampir seluruh wilayah Indonesia dipamerkan sampai awal bulan Juli 2021 dalam kegiatan Indonesian Week itu.
Selain itu, pertunjukan musik Gamelan Jawa asuhan KBRI Budapest di gedung Szent Gyorgy Albert Agora kota Szeged berhasil memukau masyarakat Hongaria di kota tersebut karena para pemainnya adalah warga Hongaria sendiri yang mendapatkan kesempatan untuk belajar gamelan di Indonesia melalui program Beasiswa Darmasiswa.
Sementara para penari yang memeriahkan Indonesian Cultural Night adalah para mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di University of Szeged.
Dubes Dimas Wahab juga berkesempatan bertemu dengan masyarakat Indonesia di kota Szeged.
Setidaknya terdapat lebih dari 70 warga Indonesia yang sebagian besar merupakan pelajar yang mendapatkan beasiswa berkuliah di Hongaria.
"Senang sekali bisa melihat budaya Indonesia dipamerkan di Hongaria, terutama di kota Szeged. Sudah lama sekali sejak restriksi tidak ada kegiatan apapun di kota ini. Jadi ini juga sekaligus mengobati rasa rindu kami dengan Indonesia," ucap Lina, salah seorang mahasiswi S2 asal Indonesia di Szeged.
Sementara itu untuk kegiatan di Budapest yang diselaraskan dengan program Pemerintah Hongaria, Night of Museum, KBRI Budapest mengadakan pertunjukkan tarian dan musik tradisional yang lebih interaktif dengan para penonton.
Para penari dan pemain Rindik Bali juga memberikan pelatihan singkat kepada pengunjung untuk dapat belajar menari tarian Indonesia, antara lain Tari Merak dari Jawa Barat dan Tari Joged dari Bali serta belajar menabuh rindik, alat musik dari bambu serta ceng-ceng dari Bali.
Rindik Bali juga dimainkan oleh warga Hongaria alumni Darmasiswa RI, begitu pula dengan para penari yang beberapa diantaranya adalah diaspora Indonesia serta warga Hongaria yang cinta Indonesia.
Kegiatan Indonesian Week yang dicanangkan oleh KBRI Budapest mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Hongaria, khususnya di kota Szeged dan Budapest, demikian disampaikan dalam keterangan KBRI Budapest yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Kami kangen akan penampilan eksotisnya Indonesia, makanya kami rela antri masuk gedung pertunjukannya," ujar salah satu pengunjung yang dengan sabar menunggu giliran untuk dapat masuk ke Ferenc Hopp Museum of Asiatic Art di Budapest -- tempat kegiatan Indonesian Week digelar.
Pemerintah Hongaria telah mengizinkan kegiatan pentas, baik di dalam maupun di luar ruangan setelah memberlakukan penguncian (lockdown) dan pembatasan pergerakan orang dari November 2020 hingga Mei 2021.
Kini warga, yang telah mendapatkan vaksin dan memiliki kartu imunitas bukti vaksin, dibebaskan untuk menikmati berbagai kegiatan masal baik di luar maupun di luar ruangan.
Kegiatan Indonesian Week merupakan kegiatan pertama yang diizinkan berlangsung di kota Szeged, salah satu kota besar di Hongaria, sejak pembatasan sosial dicabut.
Kegiatan Indonesian Week terdiri dari pameran foto pariwisata Indonesia karya Mario Blanco, pertunjukan tari tradisional Indonesia, serta pertunjukan musik gamelan.
"Kegiatan promosi Indonesia kali ini dilaksanakan secara terpadu, selain dengan pementasan tarian dan musik tradisional Indonesia juga melalui pameran foto mengenai keindahan Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Hongaria A.H. Dimas Wahab dalam sambutan pembukaannya.
"Harapannya, melalui pentas seni dan budaya ini serta pameran foto-foto pariwisata Indonesia, masyarakat Hongaria maupun masyarakat asing lainnya di Hongaria tertarik berkunjung ke Indonesia saat pandemi mereda," ujarnya.
Sebanyak 10 foto hasil jepreten Mario Blanco dari hampir seluruh wilayah Indonesia dipamerkan sampai awal bulan Juli 2021 dalam kegiatan Indonesian Week itu.
Selain itu, pertunjukan musik Gamelan Jawa asuhan KBRI Budapest di gedung Szent Gyorgy Albert Agora kota Szeged berhasil memukau masyarakat Hongaria di kota tersebut karena para pemainnya adalah warga Hongaria sendiri yang mendapatkan kesempatan untuk belajar gamelan di Indonesia melalui program Beasiswa Darmasiswa.
Sementara para penari yang memeriahkan Indonesian Cultural Night adalah para mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di University of Szeged.
Dubes Dimas Wahab juga berkesempatan bertemu dengan masyarakat Indonesia di kota Szeged.
Setidaknya terdapat lebih dari 70 warga Indonesia yang sebagian besar merupakan pelajar yang mendapatkan beasiswa berkuliah di Hongaria.
"Senang sekali bisa melihat budaya Indonesia dipamerkan di Hongaria, terutama di kota Szeged. Sudah lama sekali sejak restriksi tidak ada kegiatan apapun di kota ini. Jadi ini juga sekaligus mengobati rasa rindu kami dengan Indonesia," ucap Lina, salah seorang mahasiswi S2 asal Indonesia di Szeged.
Sementara itu untuk kegiatan di Budapest yang diselaraskan dengan program Pemerintah Hongaria, Night of Museum, KBRI Budapest mengadakan pertunjukkan tarian dan musik tradisional yang lebih interaktif dengan para penonton.
Para penari dan pemain Rindik Bali juga memberikan pelatihan singkat kepada pengunjung untuk dapat belajar menari tarian Indonesia, antara lain Tari Merak dari Jawa Barat dan Tari Joged dari Bali serta belajar menabuh rindik, alat musik dari bambu serta ceng-ceng dari Bali.
Rindik Bali juga dimainkan oleh warga Hongaria alumni Darmasiswa RI, begitu pula dengan para penari yang beberapa diantaranya adalah diaspora Indonesia serta warga Hongaria yang cinta Indonesia.