Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, bergerak menguat jelang rilis data inflasi di Amerika Serikat.
Pada pukul 9.57 WIB, rupiah menguat 18 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.237 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.255 per dolar AS.
"Investor bersikap hati-hati menjelang rilis data inflasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Mayoritas investor memilih menunggu data inflasi AS periode Mei 2021 yang diproyeksikan mencapai 4,7 persen (yoy) atau lebih tinggi dari inflasi April 4,2 persen.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,177, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,12.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,481 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,489 persen.
Selain data inflasi AS, investor juga mencermati pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan datang untuk membantu mengukur laju pemulihan ekonomi saat ini.
Investor akan mengawasi setiap petunjuk ECB tentang perlambatan yang akan segera terjadi pada program pembelian obligasi.
Pada Rabu (9/6) lalu, rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.255 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per dolar AS.
Pada pukul 9.57 WIB, rupiah menguat 18 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.237 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.255 per dolar AS.
"Investor bersikap hati-hati menjelang rilis data inflasi AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Mayoritas investor memilih menunggu data inflasi AS periode Mei 2021 yang diproyeksikan mencapai 4,7 persen (yoy) atau lebih tinggi dari inflasi April 4,2 persen.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 90,177, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,12.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,481 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,489 persen.
Selain data inflasi AS, investor juga mencermati pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan datang untuk membantu mengukur laju pemulihan ekonomi saat ini.
Investor akan mengawasi setiap petunjuk ECB tentang perlambatan yang akan segera terjadi pada program pembelian obligasi.
Pada Rabu (9/6) lalu, rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.255 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.253 per dolar AS.