Baturaja (ANTARA) - Sejumlah petani di Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi di pasaran sehingga sulit didapat untuk kebutuhan bercocok tanam.

"Untuk mendapat pupuk bersubsidi sekarang harus dipesan dulu dan menunggu selama 10 hari baru datang," kata salah seorang petani asal Kecamatan Peninjauan, Novi di Baturaja, Rabu.

Dia mengemukakan, kelangkaan pupuk subsidi ini terjadi sejak beberapa bulan terakhir hingga petani terpaksa membeli dengan harga mahal untuk bercocok tanaman.

"Sudah pasti dana yang dikeluarkan lebih besar jika membeli pupuk non subsidi. Kami berharap ada upaya dari dinas terkait agar pupuk bersubsidi tidak langka di pasaran," harapnya.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura OKU, Joni Saihu melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Agus Paharyono mengatakan kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut terjadi karena perubahan sistem penyaluran pupuk dari pemerintah.

Dia menjelaskan, sebelumnya dalam penyaluran pupuk dilakukan dengan sistem manual, namun mulai Januari 2021 nanti akan disalurkan menggunakan Kartu Tani.

"Oleh karena itu stok pupuk bersubsidi di tahun ini dihabiskan dan tidak ada penambahan," kata dia.

Mulai Januari 2021 nanti, lanjut dia, semua penyaluran pupuk bersubsidi akan menggunakan Kartu Tani sehingga para petani wajib memiliki kartu tersebut untuk mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau di tingkat pengecer.

"Selain itu, para pengecer akan menggunakan mesin EDC untuk menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani," ujar dia.

Di Kabupaten OKU sendiri saat ini memiliki 42 kios pengecer pupuk bersubsidi yang dilengkapi mesin EDC untuk menyalurkannya kepada petani.

"Dengan sistem baru ini pendistribusian pupuk bersubsidi akan lebih tepat sasaran," kata dia.


Pewarta : Edo Purmana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024