Palembang (ANTARA) - Pemilihan kepala daerah secara serentak di Provinsi Sumatera Selatan pada 9 Desember 2020 berlangsung di tujuh kabupaten.

Tujuh kabupaten dari 17 kabupaten/kota di Provinsi Sumsel yang menyelenggarakan pilkada pada tahun ini, yakni Kabupaten Ogan Ilir, Penual Abab Lematang Ilir (Pali), Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Musirawas, dan Kabupaten Musirawas Utara.

Dalam pilkada tersebut, enam kabupaten terdapat calon petahana maju kembali untuk meraih jabatan periode kedua. Hanya di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur petahananya tidak maju kembali.

Namun nuansa petahana tetap ada karena yang maju dalam pilkada adalah anak Bupati OKU Timur, Kholid Mawardi yang memberi kesempatan kepada putranya Yudha berpasangan dengan Lanozin yang merupakan adik kandung Gubernur Sumsel, Herman Deru berhadapan dengan adik ipar gubernur, yakni Ruslan Taimi-Herly.

Meskipun didominasi calon petahana, pilkada di Sumsel masih terbuka lebar bagi pendatang baru untuk memenangkan pesta demokrasi rakyat lima tahunan itu.

Untuk menakar kekuatan petahana dan pendatang baru dalam Pilkada 2020, Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) melakukan survei elektabilitas calon peserta pilkada di sejumlah kabupaten dalam Provinsi Sumsel.

Tim survei LKPI mengungkap calon kepala daerah dari pasangan petahana tidak selalu unggul dalam hasil survei, sehingga penantang tetap memiliki peluang yang sama untuk memenangkan kontestasi politik.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di sejumlah daerah Sumsel yang akan menggelar pilkada serentak pada 9 Desember 2020, ada satu kabupaten yang calon petahananya berpotensi kalah.

Direktur Eksekutif LKPI, Arianto ketika mempublikasikan hasil survei pilkada di Palembang, Senin (30/11), menjelaskan ada dua pasangan petahana di pilkada Sumsel yang menjadi perhatian timnya, yakni Kabupaten Musirawas dan Ogan Ilir.

Berdasarkan hasil survei di Kabupaten Musirawas, pasangan calon bupati dan wakil bupati petahana Hendra Gunawan-Mulyana masih unggul dan mempunyai peluang besar memenangkan pilkada pada 9 Desember 2020.

Pilkada di Kabupaten Musirawas terdapat dua pasangan calon yang bertarung, yakni pasangan nomor urut satu (1) Ratna Machmud-Suwarti (Ramah Berarti) dan pasangan nomor urut dua (2) Hendra Gunawan-Mulyana (H2G-Mulyana).

Berdasarkan hasil survei elektabilitas petahana H2G-Mulyana (60,7 persen) dan Ramah Berarti (29,8 persen), serta massa yang belum menentukan pilihan 9,5 persen.

Kuatnya tarikan elektoral pasangan calon H2G-Mulyana tidak terlepas dari kinerja petahana Hendra Gunawan yang baik di masyarakat.

Kinerja yang baik merupakan bukti kepercayaan masyarakat terhadap H2G-Mulyana, kata direktur lembaga yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) itu.

Sementara survei di Kabupaten Ogan Ilir menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan, penantang petahana berpeluang besar memenangkan pilkada melawan petahana.

Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar-Ardani sebagai penantang hasil surveinya menunjukkan mampu mengungguli pasangan petahana Ilyas Panji Alam-Endang PU Ishak.

Elektabilitas Panca-Ardani mencapai 53 persen sedangkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati petahana Ilyas-Endang hanya 25,6 persen, sedangkan massa mengambang/yang belum menentukan pilihan 21,4 persen.

Lemahnya tarikan elektoral pasangan petahana tidak terlepas dari kinerja Ilyas Panji Alam yang kurang baik di mata masyarakat sehingga mereka menginginkan perubahan dengan sosok pemimpin baru, kata Direktur LKPI.

  Direktur LKPI Arianto (kiri) dan Direktur Eksekutif IPO Institute, Ahmad Muhaimin. (kanan) (ANTARA/Yudi Abdullah/20)



Petahana tidak selalu unggul dalam survei diperkuat pernyataan anggota Asosiasi Lembaga Survei dan Hitung Cepat Indonesia (ALSHCI), IPO Institute.

Direktur Eksekutif IPO Institute, Ahmad Muhaimin di Palembang, Sabtu (5/12), menyatakan berdasarkan hasil survei lembaganya, petahana yang bertarung dalam kontestasi politik seperti pilkada serentak pada 9 Desember 2020 tidak selalu unggul.

Salah satu pasangan calon petahana yang hasil surveinya berada di bawah pasangan calon pendatang baru yakni pilkada di Kabupaten Ogan Ilir.

Berdasarkan hasil survei periode 29 November-1 Desember 2020 dengan sampel 400 responden berasal dari 16 kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir yang diambil secara proporsional, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati pendatang baru Panca Wijaya Akbar-Ardani (Panca-Ardani) berpeluang menang dalam pertarungan pilkada melawan petahana pasangan Ilyas Panji Alam-Endang PU Ishak (Ilyas-Endang).

Berdasarkan hasil survei tersebut, pada simulasi elektabilitas tertutup, pasangan penantang Panca-Ardani meraih angka 60,50 persen dukungan sedangkan pasangan petahana Ilyas-Endang 33,50 persen, sedangkan responden yang tidak menjawab 6,0 persen.



Siap menang dan kalah

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri S meminta seluruh peserta pilkada di tujuh kabupaten dalam provinsi setempat mempersiapkan diri meraih kemenangan dan menerima kekalahan.

"Komitmen siap menang dan kalah perlu ditanamkan dengan baik oleh 13 pasangan peserta pilkada yang akan bertarung dalam pesta demokrasi rakyat di tujuh kabupaten pada 9 Desember 2020," kata Kapolda Sumsel, di Palembang, Jumat.

Menurut dia, dengan komitmen siap menang dan kalah itu diharapkan setelah proses pemungutan suara dan diketahui peraih dukungan pemilih terbanyak tidak terjadi konflik yang dapat mengganggu kamtibmas yang terpelihara dengan baik selama ini.

Untuk mencegah terjadinya konflik yang dapat mengganggu stabilitas kamtibmas, selain melakukan pendekatan dengan semua peserta pilkada

pihaknya juga telah menyiapkan pasukan pengamanan.

Pengamanan dilakukan mulai dari tahapan penetapan pasangan calon peserta pilkada, masa kampanye, penyiapan dan pendistribusian logistik, serta menjelang dan pascapemungutan suara termasuk pelantikan pasangan bupati dan wakil bupati terpilih.

Khusus untuk pengamanan saat berlangsungnya pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 9 Desember 2020, pihaknya menyiapkan 1.213 personel, katanya.

Menghadapi tugas pengamanan pilkada di masa pandemi COVID-19, seluruh personel yang terlibat secara langsung di lapangan diminta untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar terhindar dari virus corona jenis baru itu.

Selain mengecek kesehatan, kesiapan dan sikap tampang para personel yang akan melaksanakan pengamanan TPS, sebelum diturunkan ke daerah yang menggelar pilkada pihaknya juga memberikan pembekalan tentang materi dan simulasi bagaimana tata cara pengamanan TPS.

"Saya mengingatkan untuk seluruh personel agar selalu mengikuti aturan dengan baik, para personel harus bisa menjaga situasi dan kondisi kamtibmas di TPS yang akan dijaga serta menguasai tempat pelaksanaan tugas dengan berkomunikasi, bekerja sama serta bertanggung jawab dengan baik,” ujar Kapolda.

Sementara Komisioner KPU Sumsel Divisi Perencanaan, Data dan Informasi Hendri Almawijaya mengatakan pihaknya berupaya mengawal persiapan protokol kesehatan 5.447 tempat pemungutan suara (TPS) di tujuh kabupaten yang akan menyelenggarakan pilkada serentak pada 9 Desember.

Selain terciptanya kamtibmas kondusif, penerapan protokol kesehatan di TPS secara ketat merupakan kunci suksesnya pilkada di tengah pandemi COVID-19.

Protokol kesehatan antisipasi penyebaran COVID-19 seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak di area TPS perlu diterapkan secara ketat sehingga penyelenggara dan masyarakat yang menggunakan hak suaranya dalam pilkada tersebut bisa terhindar dari infeksi virus Corona.

Berdasarkan data pemilih tetap di tujuh kabupaten yang akan menyelenggarakan pilkada Serentak dari 17 kabupaten/kota di Sumsel terdaftar 1.832.660 orang yang memiliki hak suara, kata Hendri.

Melalui dukungan pengamanan Polda Sumsel dan penerapan protokol kesehatan dengan baik diharapkan pilkada di tujuh kabupaten dalam provinsi setempat berjalan dengan aman, lancar, serta tidak menjadi klaster baru penularan COVID-19 sebagaimana dikhawatirkan banyak pihak

Pewarta : Yudi Abdullah
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024