Palembang (ANTARA) - Kopi robusta asal Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, resmi mendapat sertifikat indikasi geografis dari Direktorat Jenderal Merek dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Selasa, mengatakan sebelumnya kopi robusta Semendo telah lebih dulu mendapat sertifikasi.
“Tahun 2020 ini bertambah satu kota lagi yang menerima Sertifikat Indikasi Geografis, Kopi Robusta Pagaralam,” kata Rudi.
Rudi melanjutkan Kota Pagaralam juga pada April tahun 2019, telah melepas empat varietas unggul kopi robusta.
Keempat varietas unggulan bersertifikat, yakni robusta basemah 1, basemah 2, basemah 3 dan basemah 4 oleh Kementerian Pertanian.
Ia menerangkan salah satu varietas unggul kopi robusta hasil seleksi pohon induk di Batu Belighe, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam Selatan.
“Berat biji dalam 100 gram sebesar 31,30 gram dengan potensi produksi rata-rata mencapai 1,62 Kilogram per biji per pohon per tahun atau setara dengan 2,60 ton per biji per Hektare per tahun,” kata dia.
Rudi mengemukakan populasi varietas itu mencapai 1.600 tanaman dan umur ekonomis tanaman hingga 30 tahun.
Adapun keunggulannya, kata dia, mampu beradaptif pada dataran tinggi (700 m dpl) dengan tipe iklim A atau B (Schmidth&Ferguson).
“Keunggulan lainnya memiliki skor citarasa seduhan 81,25 sampai 82,50 (Fine Robusta) dengan karakter citarasa spicy dan nutty,” kata dia.
Menurut Rudi, kualitas hulu yang sudah baik ini akan lebih optimal lagi jika didukung dengan kekompakan di hilir komoditas kopi.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Selasa, mengatakan sebelumnya kopi robusta Semendo telah lebih dulu mendapat sertifikasi.
“Tahun 2020 ini bertambah satu kota lagi yang menerima Sertifikat Indikasi Geografis, Kopi Robusta Pagaralam,” kata Rudi.
Rudi melanjutkan Kota Pagaralam juga pada April tahun 2019, telah melepas empat varietas unggul kopi robusta.
Keempat varietas unggulan bersertifikat, yakni robusta basemah 1, basemah 2, basemah 3 dan basemah 4 oleh Kementerian Pertanian.
Ia menerangkan salah satu varietas unggul kopi robusta hasil seleksi pohon induk di Batu Belighe, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam Selatan.
“Berat biji dalam 100 gram sebesar 31,30 gram dengan potensi produksi rata-rata mencapai 1,62 Kilogram per biji per pohon per tahun atau setara dengan 2,60 ton per biji per Hektare per tahun,” kata dia.
Rudi mengemukakan populasi varietas itu mencapai 1.600 tanaman dan umur ekonomis tanaman hingga 30 tahun.
Adapun keunggulannya, kata dia, mampu beradaptif pada dataran tinggi (700 m dpl) dengan tipe iklim A atau B (Schmidth&Ferguson).
“Keunggulan lainnya memiliki skor citarasa seduhan 81,25 sampai 82,50 (Fine Robusta) dengan karakter citarasa spicy dan nutty,” kata dia.
Menurut Rudi, kualitas hulu yang sudah baik ini akan lebih optimal lagi jika didukung dengan kekompakan di hilir komoditas kopi.