Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendorong peningkatan produksi beras di Kabupaten Banyuasin untuk mencapai target peringkat tiga besar secara nasional.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Selasa, mengatakan, Kabupaten Banyuasin hingga kini masih menjadi sentra produksi beras di Sumsel dengan menempati peringkat pertama.

“Dukungan kami berikan dengan memberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian, dan benih,” kata Herman Deru.

Pemprov sudah menyalurkan dua unit pompa air 6 inchi dan benih padi inbrida sebanyak 195,2 ton untuk 7.808 hektare (Ha) lahan sawah.

Petani yang menerima bantuan itu diantaranya di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin yang menerapkan pertanian rawa lebak.

Petani di kawasan tersebut telah memanfaatkan lahan tidur berupa lebak menjadi areal persawahan baru.

Selain mendukung dalam sarana dan prasarana petanian, Pemprov Sumsel juga bakal menyalurkan ratusan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang akan membimbing petani di Banyuasin.

"Kami sudah menyiapkan 1000 PPL untuk memberikan edukasi kepada para petani. Jadi satu desa akan ada satu PPL. Kami ingin para petani ini jadi pengusaha di lahannya sendiri," kata dia.

Kabupaten Banyuasin menjadi perhatian dalam pengembangan sektor pertanian karena saat ini menduduki peringkat keempat sebagai daerah lumbung pangan di Tanah Air.

Kepala Dinas Pertanian Zainuddin mengatakan Kabupaten Banyuasin saat ini memiliki luas panen padi 208,598 Ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.

Potensi ini masih bisa ditingkatkan mengingat Banyuasin memiliki luas lahan baku sawah 174.371 Ha dengan luas tanam 2019, 213.813 Ha, terdiri dari lahan pasang surut 148.658 Ha (IP 100 seluas 90.151 Ha, IP200 seluas 58.007 Ha, IP300 seluas 36 Ha), lahan rawa lembak 25.713 Ha (IP100 seluas 21.279 Ha, IP200 seluas 2.562 Ha).

Dengan luas panen 208.598 Ha maka total produksi Banyuasin mencapai 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton.

Sementara ini, lokasi paling potensial untuk dijadikan lahan pertanian terdapat di 15 kecamatan seperti Muara Telang 23.120 Ha, Air Saleh 21.391 Ha, Sumber Marga Telang 10.299 Ha, Makartijaya 11.000 Ha, Muara Sugihan 24.292 Ha, Tanjung Lago 15.226 Ha, Selat Penuguan 12.710 Ha, dan Rantau Bayur 16.337 Ha.

Selain itu terdapat juga empat kecamatan lain yakni Kecamatan Rantau Bayur, Rambutan, Tungkal Ilir dan Selat Penuguan.

Banyuasin menargetkan penambahan luas tanam 213.813 Ha pada tahun 2019 menjadi 263.368 Ha pada 2020 sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton.

Untuk itu, Banyuasin akan memastikan ketersediaan pupuk, menggunakan alat mesin pertanian modern, menyediaan pestisida dan mengelola air dengan baik dengan emperbaiki saluran-saluran air, pintu-pintu air dan tanggul.

Selain itu, Pemkab Banyuasin juga mengintensifikasikan lahan produktif, perluasan lahan produksi dengan pengembangan lahan sawah baru. Kemudian menyediakan sarana panen dan pasca panen yang modern seperti pengering gabah (vertical dryer) dan membangun RMU yang modern untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi.

Sementara itu, Provinsi Sumsel menargetkan produksi padi 4.925.191 ton GKG, sedangkan per 17 Agustus 2020 mencapai 2.899.041 ton GKG dengan luas tanam 840.663 Hektare. Sehingga, Sumsel memerlukan tambahan luas tanam 128.719 Hektare agar target capaian produksi tersebut bisa dipenuhi.

 

Pewarta : Dolly Rosana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024