Palembang (ANTARA) - Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang kembali dibuka untuk umum dengan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung setelah hampir lima bulan ditutup akibat pandemi COVID-19.
Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Rudi Indrawan, Senin, mengatakan pembukaan Museum SMB II mempertimbangkan grafik kasus dan status Palembang yang sudah menurun ke zona oranye atau wilayah risiko sedang.
"Dengan status zona oranye itu maka masih memungkinkan untuk membuka kembali Museum SMB II," ujarnya.
Jadwal kunjungan ke Museum SMB II Palembang sementara ini dibagi menjadi pukul 13.00-15.00 WIB (Senin) dan pukul 09.00-15.00 WIB (Selasa-Ahad).
Menurut dia, pengunjung yang masuk wajib menggunakan masker dan tidak boleh bersuhu badan lebih dari 37 derajat celcius, selain itu petugas museum akan berjaga agar tidak ada pengunjung yang bertumpuk di koleksi-koleksi tertentu.
Bahkan jika jumlah pengunjung membludak, pengelola akan membatasi kapasitas ruangan hanya untuk 20 orang pengunjung per sesi, terutama pengunjung kelompok siswa.
Selain itu pihaknya juga sedang menyiapkan aplikasi telepon pintar berbasis barcode yang memungkinkan pengunjung membaca informasi lebih banyak tentang koleksi-koleksi museum, sehingga pengunjung tidak perlu mengantre untuk membaca papan informasi.
"Nanti cukup di scan saja barcode yang tertempel pada kaca pembatas kemudian akan muncul informasi terkait koleksi di telpon pengunjung, ini bagian upaya modernisasi museum supaya lebih menarik," ujar Rudi.
Meski selama lima bulan ditutup, namun ia menyebut 700-an koleksi museum SMB II Palembang dalam kondisi baik karena tetap dirawat oleh tim konservator selama tutup.
Koleksi-koleksi itu di antaranya mata uang, prasasti, naskah kuno, guci, kain, pakaian tradisional, piranti saji, aksesoris kamar pengantin, keris, pedang, dan senjata tajam.
Pihaknya berharap intensitas kunjungan kembali meningkat dengan dibukanya kembali Museum SMB II, sebab pada kondisi normal sebelum COVID-19 jumlah rerata pengunjung mencapai 50 orang perhari dari domestik maupun mancanegara.*
Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Rudi Indrawan, Senin, mengatakan pembukaan Museum SMB II mempertimbangkan grafik kasus dan status Palembang yang sudah menurun ke zona oranye atau wilayah risiko sedang.
"Dengan status zona oranye itu maka masih memungkinkan untuk membuka kembali Museum SMB II," ujarnya.
Jadwal kunjungan ke Museum SMB II Palembang sementara ini dibagi menjadi pukul 13.00-15.00 WIB (Senin) dan pukul 09.00-15.00 WIB (Selasa-Ahad).
Menurut dia, pengunjung yang masuk wajib menggunakan masker dan tidak boleh bersuhu badan lebih dari 37 derajat celcius, selain itu petugas museum akan berjaga agar tidak ada pengunjung yang bertumpuk di koleksi-koleksi tertentu.
Bahkan jika jumlah pengunjung membludak, pengelola akan membatasi kapasitas ruangan hanya untuk 20 orang pengunjung per sesi, terutama pengunjung kelompok siswa.
Selain itu pihaknya juga sedang menyiapkan aplikasi telepon pintar berbasis barcode yang memungkinkan pengunjung membaca informasi lebih banyak tentang koleksi-koleksi museum, sehingga pengunjung tidak perlu mengantre untuk membaca papan informasi.
"Nanti cukup di scan saja barcode yang tertempel pada kaca pembatas kemudian akan muncul informasi terkait koleksi di telpon pengunjung, ini bagian upaya modernisasi museum supaya lebih menarik," ujar Rudi.
Meski selama lima bulan ditutup, namun ia menyebut 700-an koleksi museum SMB II Palembang dalam kondisi baik karena tetap dirawat oleh tim konservator selama tutup.
Koleksi-koleksi itu di antaranya mata uang, prasasti, naskah kuno, guci, kain, pakaian tradisional, piranti saji, aksesoris kamar pengantin, keris, pedang, dan senjata tajam.
Pihaknya berharap intensitas kunjungan kembali meningkat dengan dibukanya kembali Museum SMB II, sebab pada kondisi normal sebelum COVID-19 jumlah rerata pengunjung mencapai 50 orang perhari dari domestik maupun mancanegara.*