Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menginstruksikan dinas terkait segera merealisasikan bantuan tunai uang kuliah bagi mahasiswa terdampak COVID-19 karena sejak diluncurkan sebulan lalu masih terganjal persoalan administrasi.

“Hampir sebulan (setelah penyerahan simbolis, red.) kok bisa belum terdistribusi. Jangan dipersulitlah, ini kan sifatnya darurat. Dananya ada, pendistribusian ada dan penerimanya ada. Artinya ini tidak fiktif dan jelas,” kata dia di Palembang, Jumat.

Selain dana keringanan uang kuliah itu, ia menilai penyaluran bantuan untuk pondok pesantren (ponpes) juga terlambat.

Dia mengatakan bantuan tersebut mestinya segera cair agar dapat segera dimanfaatkan mereka yang membutuhkan.

Oleh karena itu, Deru mendesak jajarannya segera menyelesaikan masalah distribusi.

“Saya minta bantuan COVID untuk ponpes ini sudah terdistribusi paling lambat Rabu (9/9) depan. Begitu juga bantuan untuk keringanan uang kuliah mahasiswa yang belum tersalur. Kalau tidak sanggup menyelesaikan ini, lebih baik mundur,” ujar dia.

Ia mengatakan seharusnya proses distribusi dana tersebut lebih sederhana karena bantuan itu bersifat darurat.

Begitupun untuk ponpes, Deru meminta dinas terkait ikut membantu "jemput bola", agar ponpes dapat segera menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan operasional belajar mengajar mereka.

Selain mempercepat distribusi itu, Deru juga meminta pihak terkait memastikan data penerima bantuan agar tepat sasaran.

Gubernur Herman Deru mengaku tak ingin ponpes yang memang memiliki kegiatan belajar mengajar tidak mendapat bantuan tersebut.

“Jangan sampai yang ada KBM malah tidak dapat tapi yang sudah tutup malah dapat. Beri rekomendasi untuk mereka yang benar-benar aktif. Semua harus tepat sasaran,” ujar dia.

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Reza Pahlevi menjelaskan dari 18.082 mahasiswa yang terdata mendapatkan bantuan tersebut sebagian besar sudah mendapatkan dana itu.

Namun demikian, masih ada beberapa universitas yang mendaftarkan nomor rekening selain Bank Sumsel Babel maka pencairan belum dapat dilakukan.

“Untuk yang itu (rekening bukan BSB, red.) kami sudah carikan solusi dengan membuat surat pernyataan. Nah untuk bantuan yang mahasiswa luar negeri seperti Mesir sudah kami proses,” kata dia.

Sebelumnya, sebagai bentuk komitmennya membantu kelangsungan pendidikan mahasiswa Sumsel di masa pandemi COVID-19, Deru mengelontorkan bantuan.

Sebanyak 18.082 mahasiswa dari 92 perguruan tinggi diberikan bantuan stimulan berupa Uang Kuliah Tunggal (UKT) masing-masing Rp1 juta.

Selain ribuan mahasiswa tersebut, ia juga memberikan kepeduliannya kepada 328 pondok pesantren se-Sumsel. Masing-masing ponpes diberikan bantuan operasional senilai Rp15 juta.

Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024