Palembang (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang membangun pabrik Pusri III-B untuk menganti dua pabrik lama yakni Pusri III dan Pusri IV yang saat ini dinilai boros pada penggunaan energi.
Manager Humas Pusri Soerjo Hartono di Palembang, Senin, mengatakan pembangunan Pabrik Pusri III-B itu segera direalisasikan dalam waktu dekat.
“Pembangunan ini merupakan proyek revitalisasi untuk mengganti pabrik lama, yaitu Pabrik Pusri-III dan Pusri-IV, yang berteknologi lama dan boros penggunaan energi,” kata dia.
Ia mengatakan revitalisasi pabrik ini juga untuk membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional sehingga perseroan melakukan berbagai upaya pengembangan dalam lini bisnis.
Pabrik Pusri III-B ini nantinya berkapasitas sebesar 2.000 ton amoniak per hari atau 660.000 ton per tahun untuk amoniak, kemudian 3.500 ton urea per hari atau 1.155.000 ton per tahun.
Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri III dan Pusri IV (existing), teknologi yang digunakan pada Pabrik Pusri III-B ini merupakan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Pabrik ini dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar kurang lebih 10 MMBTU per ton urea sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp1,5 triliun per tahun.
Baca juga: Pusri gunakan aplikasi e-Plant pastikan keandalan operasional pabrik
Baca juga: Pusri produksi 2,3 juta ton pupuk, lampaui target 106 persen
Dengan dibangunnya Pabrik Pusri III-B diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab Pusri untuk selalu memastikan tercukupinya kebutuhan pupuk bagi petani dalam negeri.
“Program revitalisasi Pusri III-B ini merupakan wujud dedikasi Pusri kepada bangsa, dengan melakukan efisiensi produksi sehingga menghasilkan harga jual pupuk yang lebih terjangkau bagi petani Indonesia,” kata Soerjo.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gas seluruh pabrik, saat ini Pusri telah mendapat jaminan gas bumi untuk kurun waktu 10 sampai 20 tahun ke depan dan telah mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam hal prioritas ketersediaan pasokan gas bumi.
Melalui pembangunan Pabrik Pusri III-B ini, diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam peningkatan produksi pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan menstimulus pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di Sumatera Selatan.
Pembangunan Pabrik Pusri III-B ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan kerja yang diperkirakan mampu menyedot sekitar 10.000 tenaga kerja baru selama konstruksi proyek berlangsung.
Untuk itu, Pusri mengharapkan dukungan dari semua stakeholders, khususnya support pemerintah Sumatera Selatan agar program revitalisasi ini bisa berjalan lancar.
“Selain pembangunan pabrik ini, kami juga selalu memastikan bahwa stok pupuk memenuhi kebutuhan,” kata dia.
Manager Humas Pusri Soerjo Hartono di Palembang, Senin, mengatakan pembangunan Pabrik Pusri III-B itu segera direalisasikan dalam waktu dekat.
“Pembangunan ini merupakan proyek revitalisasi untuk mengganti pabrik lama, yaitu Pabrik Pusri-III dan Pusri-IV, yang berteknologi lama dan boros penggunaan energi,” kata dia.
Ia mengatakan revitalisasi pabrik ini juga untuk membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional sehingga perseroan melakukan berbagai upaya pengembangan dalam lini bisnis.
Pabrik Pusri III-B ini nantinya berkapasitas sebesar 2.000 ton amoniak per hari atau 660.000 ton per tahun untuk amoniak, kemudian 3.500 ton urea per hari atau 1.155.000 ton per tahun.
Jika dibandingkan dengan Pabrik Pusri III dan Pusri IV (existing), teknologi yang digunakan pada Pabrik Pusri III-B ini merupakan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Pabrik ini dapat menghemat konsumsi gas bumi sebesar kurang lebih 10 MMBTU per ton urea sehingga diharapkan dapat menghemat biaya gas hingga Rp1,5 triliun per tahun.
Baca juga: Pusri gunakan aplikasi e-Plant pastikan keandalan operasional pabrik
Baca juga: Pusri produksi 2,3 juta ton pupuk, lampaui target 106 persen
Dengan dibangunnya Pabrik Pusri III-B diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab Pusri untuk selalu memastikan tercukupinya kebutuhan pupuk bagi petani dalam negeri.
“Program revitalisasi Pusri III-B ini merupakan wujud dedikasi Pusri kepada bangsa, dengan melakukan efisiensi produksi sehingga menghasilkan harga jual pupuk yang lebih terjangkau bagi petani Indonesia,” kata Soerjo.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gas seluruh pabrik, saat ini Pusri telah mendapat jaminan gas bumi untuk kurun waktu 10 sampai 20 tahun ke depan dan telah mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam hal prioritas ketersediaan pasokan gas bumi.
Melalui pembangunan Pabrik Pusri III-B ini, diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam peningkatan produksi pangan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan menstimulus pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di Sumatera Selatan.
Pembangunan Pabrik Pusri III-B ini juga diharapkan dapat membuka kesempatan kerja yang diperkirakan mampu menyedot sekitar 10.000 tenaga kerja baru selama konstruksi proyek berlangsung.
Untuk itu, Pusri mengharapkan dukungan dari semua stakeholders, khususnya support pemerintah Sumatera Selatan agar program revitalisasi ini bisa berjalan lancar.
“Selain pembangunan pabrik ini, kami juga selalu memastikan bahwa stok pupuk memenuhi kebutuhan,” kata dia.