Palembang (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan menyebut semakin banyak Kampung Tangkal COVID-19 maka akan lebih baik dalam pencegahan bertambahnya kasus-kasus positif.
"Kampung-kampung tangkal COVID-19 perlu diperbanyak agar pengawasan dan koordinasi pencegahannya bisa lebih efektif sampai unit pimpinan terkecil yaitu Ketua RT," kata Juru Bicara GTPP COVID-19 Sumsel, Yusri, Jumat malam.
Menurut dia, kondisi normal baru (new normal) saat ini membuat potensi kasus terus bertambah karena masih kurangnya kesadaran masyarakat usai penangguhan aktivitas tiga bulan terakhir, sehingga membutuhkan pengawasan lanjutan sampai ke kelompok masyarakat yang lebih kecil.
Ketua RT harus memaksimalkan peranannya dalam membina warga, kata dia, mulai dari memastikan masyarakat menjalani protokol kesehatan hingga pengawasan kasus yang menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Kabupaten OKI kembangkan Kampung Tangkal COVID-Karhutla
Baca juga: Kabupaten Banyuasin ikuti jejak Palembang kembali zona merah COVID-19
"Masyarakat juga perlu memandang disiplin protokol kesehatan sebagai upaya membantu negara untuk keluar dari krisis pandemi, silahkan saja beraktivitas tapi tetap patuhi protokol," tegasnya.
Sementara itu warga Sumsel yang terkonfirmasi positif kembali bertambah 36 orang per 3 Juli, yakni dari Palembang (27 orang), Banyuasin (lima), Musi Banyuasin (dua), serta Lubuklinggau dan OKI satu orang.
Selain itu kasus sembuh juga bertambah 25 orang, dari Palembang (23 orang), Banyuasin (satu), dan Musi Banyuasin (satu), sehingga totalnya menjadi 1.113 orang (51,4)
Sedangkan kasus meninggal turut bertambah tiga orang dari Kota Palembang, sehingga total kematian dengan COVID-19 di Sumsel menjadi 104 kasus.
73 kasus meninggal di antaranya berasal dari Kota Palembang atau setara 5 persen dari total kasus positif di Palembang yakni 1.441 orang, akumulasi 5 persen tersebut menyamai rata-rata angka kematian secara nasional dan perlu diwaspadai.
Baca juga: Update 3 Juli: Angka kematian akibat COVID-19 di Palembang menyamai angka rata-rata nasional, total kasus di Sumsel 2.150
Baca juga: Kota Palembang belum penuhi indikator zona aman COVID-19
Sementara dari total 2.156 kasus positif di Sumsel, masih terdapat 939 kasus aktif yang mendapat penanganan di Kota Palembang (763 kasus), disusul Kabupaten Banyuasin (71 kasus), Muara Enim (38 kasus), Kabupaten PALI (12 kasus).
OKI (13 kasus), Musi Banyuasin (sembilan kasus), Lubuklinggau (tujuh kasus). Ogan Ilir (tujuh kasus), OKU Timur (empat kasus), Pagaralam (dua kasus), dan Empat Lawang (satu kasus), serta khusus luar wilayah terdapat tiga kasus.
"Selama vaksin belum ditemukan maka perlawanan terhadap COVID-19 belum akan berhenti, fokus kami saat ini menjaga agar orang yang sehat tetap sehat dan mengobati agar yang positif bisa segera sembuh," kata Yusri menjelaskan.
"Kampung-kampung tangkal COVID-19 perlu diperbanyak agar pengawasan dan koordinasi pencegahannya bisa lebih efektif sampai unit pimpinan terkecil yaitu Ketua RT," kata Juru Bicara GTPP COVID-19 Sumsel, Yusri, Jumat malam.
Menurut dia, kondisi normal baru (new normal) saat ini membuat potensi kasus terus bertambah karena masih kurangnya kesadaran masyarakat usai penangguhan aktivitas tiga bulan terakhir, sehingga membutuhkan pengawasan lanjutan sampai ke kelompok masyarakat yang lebih kecil.
Ketua RT harus memaksimalkan peranannya dalam membina warga, kata dia, mulai dari memastikan masyarakat menjalani protokol kesehatan hingga pengawasan kasus yang menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Kabupaten OKI kembangkan Kampung Tangkal COVID-Karhutla
Baca juga: Kabupaten Banyuasin ikuti jejak Palembang kembali zona merah COVID-19
"Masyarakat juga perlu memandang disiplin protokol kesehatan sebagai upaya membantu negara untuk keluar dari krisis pandemi, silahkan saja beraktivitas tapi tetap patuhi protokol," tegasnya.
Sementara itu warga Sumsel yang terkonfirmasi positif kembali bertambah 36 orang per 3 Juli, yakni dari Palembang (27 orang), Banyuasin (lima), Musi Banyuasin (dua), serta Lubuklinggau dan OKI satu orang.
Selain itu kasus sembuh juga bertambah 25 orang, dari Palembang (23 orang), Banyuasin (satu), dan Musi Banyuasin (satu), sehingga totalnya menjadi 1.113 orang (51,4)
Sedangkan kasus meninggal turut bertambah tiga orang dari Kota Palembang, sehingga total kematian dengan COVID-19 di Sumsel menjadi 104 kasus.
73 kasus meninggal di antaranya berasal dari Kota Palembang atau setara 5 persen dari total kasus positif di Palembang yakni 1.441 orang, akumulasi 5 persen tersebut menyamai rata-rata angka kematian secara nasional dan perlu diwaspadai.
Baca juga: Update 3 Juli: Angka kematian akibat COVID-19 di Palembang menyamai angka rata-rata nasional, total kasus di Sumsel 2.150
Baca juga: Kota Palembang belum penuhi indikator zona aman COVID-19
Sementara dari total 2.156 kasus positif di Sumsel, masih terdapat 939 kasus aktif yang mendapat penanganan di Kota Palembang (763 kasus), disusul Kabupaten Banyuasin (71 kasus), Muara Enim (38 kasus), Kabupaten PALI (12 kasus).
OKI (13 kasus), Musi Banyuasin (sembilan kasus), Lubuklinggau (tujuh kasus). Ogan Ilir (tujuh kasus), OKU Timur (empat kasus), Pagaralam (dua kasus), dan Empat Lawang (satu kasus), serta khusus luar wilayah terdapat tiga kasus.
"Selama vaksin belum ditemukan maka perlawanan terhadap COVID-19 belum akan berhenti, fokus kami saat ini menjaga agar orang yang sehat tetap sehat dan mengobati agar yang positif bisa segera sembuh," kata Yusri menjelaskan.