Palembang (ANTARA) - Sebanyak 10 hektare sawah di Desa Siring Agung Kecamatan Semende Darat Ulu Kabupaten Muara Enim terpaksa gagal panen akibat dihantam longsor setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan Ansori di Palembang, Jumat, mengatakan longsor terjadi pada Jumat dini hari dan merusak 20 bidang sawah siap panen.

"Longsor juga menyebabkan empat jembatan akses persawahan putus, enam tanggul rusak, satu ekor sapi hanyut, dan saluran irigasi rusak berat, serta tidak ada korban jiwa," ujar Ansori.

Selain itu saluran pipa Desa Siring Agung ikut rusak dan membuat pasokan air bersih mati total.

Diduga tanah menjadi longsor karena tidak mampu menahan debit air sungai yang naik begitu cepat sehingga air meluap ke area sawah bersama longsoran.

Pihak desa telah melaporkan kejadian tersebut ke Pemkab Muara Enim untuk ditindaklanjuti.

Sementara Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Bambang Beny Setiaji, mengatakan wilayah Sumatera Selatan memang sedang mengalami kondisi curah hujan intensitas lebat sejak 27 April dan diperkirakan hingga 3 Mei 2020.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa saat ini kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia tidak stabil dan terjadi peningkatan pertumbuhan awan hujan, kata dia.

"Kondisi itu dipicu oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan sirkulasi siklonik di sekitar Laut Jawa bagian barat serta di perairan utara Maluku dan Papua Barat yang membentuk daerah belokan dan pertemuan angin (konvergensi)," jelas Beny.

Ia mengimbau masyarakat Sumsel waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat-petir, dan hujan es.

Sebab dampaknya dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Pewarta : Aziz Munajar
Editor : Dolly Rosana
Copyright © ANTARA 2024