Palembang (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja siap mengoperasikan pabrik NPK Fusion II di Palembang dalam waktu dekat setelah kontraktor pembuat pabrik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menuntaskan pekerjaannya.
Penandatanganan penyerahan pabrik dilakukan Project Manager PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tamhid yang merupakan Kontraktor Pelaksana Proyek ke Project Manager PT Pusri Palembang Khairul Anwar dengan disaksikan direksi dari masing-masing perusahaan di Jakarta, Kamis.
Rilis pers diterima ANTARA menyebutkan, pabrik NPK Fusion II merupakan salah satu proyek strategis perusahaan yang mulai dibangun sejak Januari 2018 dengan kapasitas produksi sebesar 2 x 100.000 MTPY.
Pabrik ini dibangun kontraktor EPC Nasional PT Wijaya Karya (Persero) Tbk diatas lahan seluas 4,38 hektare di komplek Pusri Palembang, tepatnya di dekat pabrik Pusri IIB dengan menggunakan teknologi Steam Fused Granulation.
Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro mengatakan Pabrik NPK Fusion II ini dibangun sebagai upaya diversifikasi usaha produk pupuk majemuk yang mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium.
“Bagi Pusri ini jadi salah satu tonggak penting karena ke depannya kami tidak hanya fokus urea saja, melainkan mulai merambah ke pupuk majemuk atau yang lazim dikenal dengan NPK,” ujar Mulyono dalam sambutannya setelah menyaksikan penandatanganan.
Mewakili Wijaya Karya sebagai kontraktor pelaksana proyek, Direktur Operasi II Bambang Pramujo menyampaikan apresiasi atas dipercayanya Wika dalam menyelesaikan proyek NPK Fusion II.
“Terimakasih atas kepercayaan Pusri kepada Wika dan kesempatan yang diberikan sehingga Wika dapat turut berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional,” ujar Bambang.
Pusri Palembang memproduksi dan menyalurkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan petani di sejumlah Provinsi yakni khususnya pupuk urea PSO yang disalurkan ke wilayah Babel, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jateng, Yogyakarta, Kalbar, Kalsel, dan Kalteng.
Sedangkan untuk NPK disalurkan ke wilayah Sumsel dan beberapa wilayah di Jambi.
Dengan beroperasinya Pabrik NPK Fusion II ini, Pusri berharap dapat meningkatkan market share mengingat semakin tingginya tren permintaan pasar dalam negeri dan ekspor.
Pembangunan pabrik NPK Fusion II ini juga sejalan dengan program kerja Pupuk Indonesia untuk lebih fokus pada lini produk pupuk majemuk yang telah terbukti memiliki produktivitas lebih dibanding pupuk tunggal. Selain itu, upaya ini juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku gas.
Penandatanganan penyerahan pabrik dilakukan Project Manager PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tamhid yang merupakan Kontraktor Pelaksana Proyek ke Project Manager PT Pusri Palembang Khairul Anwar dengan disaksikan direksi dari masing-masing perusahaan di Jakarta, Kamis.
Rilis pers diterima ANTARA menyebutkan, pabrik NPK Fusion II merupakan salah satu proyek strategis perusahaan yang mulai dibangun sejak Januari 2018 dengan kapasitas produksi sebesar 2 x 100.000 MTPY.
Pabrik ini dibangun kontraktor EPC Nasional PT Wijaya Karya (Persero) Tbk diatas lahan seluas 4,38 hektare di komplek Pusri Palembang, tepatnya di dekat pabrik Pusri IIB dengan menggunakan teknologi Steam Fused Granulation.
Direktur Utama PT Pusri Mulyono Prawiro mengatakan Pabrik NPK Fusion II ini dibangun sebagai upaya diversifikasi usaha produk pupuk majemuk yang mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium.
“Bagi Pusri ini jadi salah satu tonggak penting karena ke depannya kami tidak hanya fokus urea saja, melainkan mulai merambah ke pupuk majemuk atau yang lazim dikenal dengan NPK,” ujar Mulyono dalam sambutannya setelah menyaksikan penandatanganan.
Mewakili Wijaya Karya sebagai kontraktor pelaksana proyek, Direktur Operasi II Bambang Pramujo menyampaikan apresiasi atas dipercayanya Wika dalam menyelesaikan proyek NPK Fusion II.
“Terimakasih atas kepercayaan Pusri kepada Wika dan kesempatan yang diberikan sehingga Wika dapat turut berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional,” ujar Bambang.
Pusri Palembang memproduksi dan menyalurkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan petani di sejumlah Provinsi yakni khususnya pupuk urea PSO yang disalurkan ke wilayah Babel, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jateng, Yogyakarta, Kalbar, Kalsel, dan Kalteng.
Sedangkan untuk NPK disalurkan ke wilayah Sumsel dan beberapa wilayah di Jambi.
Dengan beroperasinya Pabrik NPK Fusion II ini, Pusri berharap dapat meningkatkan market share mengingat semakin tingginya tren permintaan pasar dalam negeri dan ekspor.
Pembangunan pabrik NPK Fusion II ini juga sejalan dengan program kerja Pupuk Indonesia untuk lebih fokus pada lini produk pupuk majemuk yang telah terbukti memiliki produktivitas lebih dibanding pupuk tunggal. Selain itu, upaya ini juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku gas.