Ambon (ANTARA) - Tim dari Balai Arkeologi Maluku meninjau temuan gambar-gambar pada cadas yang ada di wilayah Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
"Tinjauan kasus arkeologi di SBB dilakukan dengan menyusuri lokasi serta kawasan sekitarnya. Tim melakukan tinjauan kasus untuk melihat dan mengidentifikasi apakah benar laporan yang disampaikan tersebut adalah gambar cadas," kata peneliti di Balai Arkeologi Maluku Lucas Wattimena di Ambon pada Selasa menyusul laporan mahasiswa Institut Agama Kristen Maluku Indonesia soal gambar cadas di wilayah Kecamatan Taniwel.
Dari 19 sampai 23 Agustus 2019, tim yang terdiri atas tiga orang peneliti dan staf Balai Arkeologi Maluku dengan bantuan kewang atau penjaga hutan mengecek gambar-gambar cadas di Gunung Patola, yang berada di bagian utara perkampungan warga Desa Nukuhai, Kecamatan Taniwel. Gunung itu berada sekitar 200 meter dari pantai, 150 meter dari Jalan Trans Seram.
"Peninjauan dilakukan dengan menggunakan metode dasar survei arkeologi, yaitu mencatat, mengidentifikasi, dan dokumentasi," kata Lucas.
Dalam peninjauan itu, tim menemukan gambar cadas dengan motif manusia dan binatang di tiga lokasi di sisi utara dan selatan gunung pada ketinggian 40 sampai 203 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan hasil peninjauan itu, tim merekomendasikan penelitian lebih lanjut mengenai gambar-gambar cadas yang ada di sana dan penyuluhan kepada warga sekitar agar mereka tidak melakukan vandalisme.
Di jurnal ilmiah studi arkeologi dan budaya Kapata Arkeologi Vol.3 No.4 Juli 2007, Marlon NR Ririmase dalam Tinjauan Kembali Seni Cadas di Maluku menyebutkan bahwa jejak seni cadas di Pulau Seram pertama kali ditemukan oleh Roder, yang melakukan penelitian di Teluk Saleman, Seram Utara, dan sekitar Sungai Tala di Seram Bagian Barat tahun 1937 hingga 1938.
Roder menemukan lukisan cadas dengan motif manusia memegang perisai, cap tangan, kadal, burung, matahari, dan perahu di Teluk Saleman dan lukisan cadas bermotif manusia, rusa, burung, perahu, lingkaran, dan matahari di sekitar Sungai Tala.
Menurut Lucas, Tichelman dan Gruyter tahun 1944 juga melaporkan temuan lukisan cadas di Gua Hatu Patola, namun sampai sekarang laporan tersebut belum dikonfirmasi.
"Tinjauan kasus arkeologi di SBB dilakukan dengan menyusuri lokasi serta kawasan sekitarnya. Tim melakukan tinjauan kasus untuk melihat dan mengidentifikasi apakah benar laporan yang disampaikan tersebut adalah gambar cadas," kata peneliti di Balai Arkeologi Maluku Lucas Wattimena di Ambon pada Selasa menyusul laporan mahasiswa Institut Agama Kristen Maluku Indonesia soal gambar cadas di wilayah Kecamatan Taniwel.
Dari 19 sampai 23 Agustus 2019, tim yang terdiri atas tiga orang peneliti dan staf Balai Arkeologi Maluku dengan bantuan kewang atau penjaga hutan mengecek gambar-gambar cadas di Gunung Patola, yang berada di bagian utara perkampungan warga Desa Nukuhai, Kecamatan Taniwel. Gunung itu berada sekitar 200 meter dari pantai, 150 meter dari Jalan Trans Seram.
"Peninjauan dilakukan dengan menggunakan metode dasar survei arkeologi, yaitu mencatat, mengidentifikasi, dan dokumentasi," kata Lucas.
Dalam peninjauan itu, tim menemukan gambar cadas dengan motif manusia dan binatang di tiga lokasi di sisi utara dan selatan gunung pada ketinggian 40 sampai 203 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan hasil peninjauan itu, tim merekomendasikan penelitian lebih lanjut mengenai gambar-gambar cadas yang ada di sana dan penyuluhan kepada warga sekitar agar mereka tidak melakukan vandalisme.
Di jurnal ilmiah studi arkeologi dan budaya Kapata Arkeologi Vol.3 No.4 Juli 2007, Marlon NR Ririmase dalam Tinjauan Kembali Seni Cadas di Maluku menyebutkan bahwa jejak seni cadas di Pulau Seram pertama kali ditemukan oleh Roder, yang melakukan penelitian di Teluk Saleman, Seram Utara, dan sekitar Sungai Tala di Seram Bagian Barat tahun 1937 hingga 1938.
Roder menemukan lukisan cadas dengan motif manusia memegang perisai, cap tangan, kadal, burung, matahari, dan perahu di Teluk Saleman dan lukisan cadas bermotif manusia, rusa, burung, perahu, lingkaran, dan matahari di sekitar Sungai Tala.
Menurut Lucas, Tichelman dan Gruyter tahun 1944 juga melaporkan temuan lukisan cadas di Gua Hatu Patola, namun sampai sekarang laporan tersebut belum dikonfirmasi.