Jambi (ANTARA) - Tim Terpadu Penanganan Konflik di Jambi membongkar seluruh bangunan yang dijadikan base camp Serikat Mandiri Batanghari (SMB) pimpinan Muslim di kawasan Distrik VIII, PT Wirakarya Sakti (WKS) Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi, pascaterjadinya insiden kekerasan, perampasan dan penganiayaan terhadap Tim Satgas Karhuta yang dilakukan kelompok tersebut.

"Pembongkaran yang dilakukan Tim Terpadu (Timdu) Penanganan Konflik Provinsi Jambi menggunakan alat berat. Bangunan yang berada di lokasi base camp tersebut kini sudah diratakan dengan tanah," kata Anggota Timdu, Sigit Eko Yuwono di Jambi Kamis.

Hal itu dilakukan agar tidak digunakan lagi oleh kelompok lainnya. "Maka kita sudah melakukan pembongkaran di markas atau base camp SMB," katanya.

Pihaknya juga akan membuka "crisis centre" terkait informasi di kawasan Distrik VIII, PT WKS. "Nanti kita juga akan berkoordinasi dengan Kepolisian setempat seperti Polsek di sana," katanya.

Tim terpadu juga akan memfasilitasi anggota SMB yang menjadi korban penipuan Muslim. Ada anggota SMB yang dijanjikan Muslim bisa mendapatkan lahan dengan menyetorkan sejumlah uang.

"Yang kita fasilitasi hanya korban dari SMB, bukan yang lain karena awalnya mereka tidak mengetahui jika lahan yang dijanjikan adalah lahan hasil rampasan," kata Sigit.

Baca juga: Polisi hancurkan permukiman anggota kelompok SMB di dalam hutan

Mengenai nasib anggota SMB yang memiliki bangunan di kawasan base camp, Sigit mengatakan, setelah dilakukan pembongkaran, anggota SMB tersebut telah pulang ke rumah atau keluarga masing-masing.

Mereka yang punya rumah dipulangkan ke rumahnya dan ada pula yang pulang ke keluarganya. Sedangkan yang sudah tidak memiliki tempat berteduh, segera dipulangkan ke daerah masing-masing. "Untuk proses pemulangan sepenuhnya akan diserahkan kepada dinas sosial," kata Sigit.

Baca juga: Tim gabungan TNI-Polri temukan bungker dan narkoba di perkampungan SMB
Baca juga: Polisi nyatakan SMB kelompok kriminal bersenjata

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial dan Pencatatan Sipil Provinsi Jambi Arief Munandar mengatakan, pihaknya siap memulangkan anggota SMB yang berasal dari luar Jambi.

Namun Arief mengatakan, saat ini pemulangan belum bisa dilakukan karena data belum mereka terima. Sementara itu identitas dan lain sebagainya belum dikantongi, masih tahap pencarian dan kita masing menunggu data yang akurat.

Direktur Reskrimum Polda Jambi Kombes Pol M Edi Faryadi menyampaikan, diperkirakan ada sekira 200 anggota SMB yang melakukan berbagai macam tindak pidana, seperti pencurian, penyerangan dan lain sebagainya.

Saat ini baru 59 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Muslim selaku pimpinan SMB. Edi menyebutkan, saat ini pihaknya masih melakukan pencarian terhadap sisa-sisa anggota SMB lainnya.

"Untuk anggota SMB yang di lokasi, diperkirakan sekitar 400 orang," katanya.

Baca juga: Polda Jambi tetapkan 18 tersangka baru dalam kasus penganiayaan Satgas Karhuta
Baca juga: Polisi kembali tangkap 18 anggota SMB, terkait penganiayaan anggota TNI dan Polri

Ditanyakan mengenai aliran dana yang masuk ke Muslim melalui istrinya serta temuan narkotika jenis sabu-sabu di sekitar base camp, Edi mengatakan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan tim masih terus menggali sumber uang yang didapat Muslim melalui pungutan dengan iming-iming sebidang tahan. "Dan uang itu digunakan untuk apa?," katanya.

Adanya temuan bungker di dalam rumah Muslim di base camp SMB, Edi mengatakan tempat itu digunakan untuk menyimpan senjata beserta amunisinya. Polisi masih melakukan penyelidikan karena saat ditemukan, bungker itu dalam keadaan kosong.


Baca juga: Polda Jambi tambah pasukan di perbatasan Distrik VIII Batanghari
Baca juga: 45 anggota kelompok Serikat Mandiri Batanghari diamankan di Mako Brimob Jambi

Pewarta : Nanang Mairiadi
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024