Jakarta (ANTARA) - Biro perjalanan dalam jaringan (online) Traveloka hingga saat ini merupakan perusahaan rintisan di bidang perjalanan wisata yang berhasil menembus status unicorn di Indonesia.

Indonesia, hingga 2019, memiliki empat perusahaan rintisan yang mendapatkan status unicorn itu karena memiliki valuasi di atas 10 miliar dolar, yaitu GOJEK, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.

Merujuk situs Startup Ranking, Traveloka berada pada peringkat ketiga startup teratas di Indonesia. Mereka mendapatkan pendanaan dari Expedia pada 2017.

Kemudian pada akhir 2018, Traveloka dikabarkan akan mendapatkan pendanaan sekitar 400 juta dolar AS yang akan digunakan untuk ekspansi bisnis.

Namun, tidak ada konfirmasi resmi dari Traveloka mengenai kabar tersebut. Hanya saja perusahaan yang didirikan Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang itu semakin gencar berekspansi ke luar negeri. Bahkan pada awal 2019, Traveloka resmi masuk ke Australia baik melalui aplikasi maupun website.

Mereka juga membuka kantor baru yang difokuskan untuk penelitian dan pembangunan di Bangalore, India.

Meskipun sudah memiliki banyak fitur, Traveloka terus berinovasi untuk mengembangkan layanan yang mereka miliki baik lewat aplikasi maupun website. Fitur terbaru, Traveloka merilis Xperience berupa solusi menyeluruh untuk pengguna yang merencanakan bepergian.

Traveloka menawarkan layanan Easy Acces untuk konsumen yang membeli tiket tempat wisata melalui platform tersebut. Konsumen tidak perlu antre di loket reguler dan dapat langsung masuk melalui gerbang elektronik yang sudah disiapkan.

Gerbang elektronik hasil kerja sama Traveloka dengan pengelola tempat wisata memiliki kemampuan untuk membaca kode QR yang ada di tiket, termasuk tiket elektronik.

Hingga kuartal II 2019, Traveloka telah bekerja sama dengan 20 pengelola tempat wisata untuk menyediakan gerbang elektronik ini, salah satunya taman wisata Jatim Park.
 

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024