Jakarta (ANTARA) - Ethiopia perlu mendengarkan pengalaman Indonesia yang telah menjalankan proses demokrasi dengan baik dan pesat serta menjadikannya negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, kata Direktur Amani Africa Dr. Solomon Dersso.
"Demokratisasi memerlukan komitmen bersama, inklusif, waktu dan proses yang tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi suatu bangsa dalam menuju negara demokrasi," katanya dalam pertemuannya dengan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur di Addis Ababa, Jumat (5/4).
Seperti terungkap dalam pernyataan pers KBRI Addis Ababa yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, Dr. Solomon mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi menjadi isu sentral bagi Ethiopia.
Sejak terpilihnya Abiy Ahmed sebagai Perdana Menteri Ethiopia April 2018, proses reformasi dan promosi demokrasi menjadi prioritas pemerintah Ethiopia. Sejumlah langkah reformasi dilakukan, meliputi keterbukaan politik, penegakan hukum, kebebasan pers dan penegakan hak asasi manusia, katanya kepada Duta Besar Al Busyra.
Pada pertemuan yang berlangsung di markas lembaga think- tank terkemuka di Afrika tersebut, Dubes Al Busyra memaparkan berbagai perkembangan dan kemajuan terkini Indonesia, khususnya di bidang perdamaian dan demokrasi, termasuk Bali Demokrasi Forum (BDF), forum tahunan tingkat menteri yang diinisiasi Indonesia pada 2008.
Dubes Al Busyra yang dalam kunjungannya ke markas Amani Africa itu didampingi Fungsi Politik KBRI Addis Ababa Christine Refina menjelaskan peran Indonesia dalam misi-misi perdamaian internasional dan prioritas Indonesia sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB.
Dr. Solomon seperti dikutip Dubes Al Busyra menegaskan kesiapan pihaknya mendukung Indonesia, terutama dengan berbagi informasi pembahasan isu perdamaian dan keamanan di Dewan Perdamaian dan Keamanan (PSC) Uni Afrika.
Pada pertemuan tersebut, kedua pihak juga menyepakati rencana kerja sama KBRI Addis Ababa dan Amani Africa, lembaga think-tank yang bertujuan mendukung kebijakan terkait perdamaian dan keamanan, isu pembangunan dan pemerintahan demokratis di benua Afrika, menggelar Forum Diskusi tentang Demokrasi di Addis Ababa, Ethiopia.
Sebelumnya, pada Selasa (2/4), Dubes Al Busyra Basnur juga bertemu Dr. Kidane Kiros, Direktur Institute for Peace and Security Studies (IPSS), salah satu dari 50 lembaga think-tank terbaik di Afrika di Addis Ababa. Pada kunjungan tersebut, Dubes Al Busyra juga membahas berbagai perkembangan terkini tentang perdamaian, keamanan dan demokrasi serta peningkatan hubungan dan kerja sama Ethiopia dengan Indonesia.
"Demokratisasi memerlukan komitmen bersama, inklusif, waktu dan proses yang tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang dihadapi suatu bangsa dalam menuju negara demokrasi," katanya dalam pertemuannya dengan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika Al Busyra Basnur di Addis Ababa, Jumat (5/4).
Seperti terungkap dalam pernyataan pers KBRI Addis Ababa yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, Dr. Solomon mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, demokrasi menjadi isu sentral bagi Ethiopia.
Sejak terpilihnya Abiy Ahmed sebagai Perdana Menteri Ethiopia April 2018, proses reformasi dan promosi demokrasi menjadi prioritas pemerintah Ethiopia. Sejumlah langkah reformasi dilakukan, meliputi keterbukaan politik, penegakan hukum, kebebasan pers dan penegakan hak asasi manusia, katanya kepada Duta Besar Al Busyra.
Pada pertemuan yang berlangsung di markas lembaga think- tank terkemuka di Afrika tersebut, Dubes Al Busyra memaparkan berbagai perkembangan dan kemajuan terkini Indonesia, khususnya di bidang perdamaian dan demokrasi, termasuk Bali Demokrasi Forum (BDF), forum tahunan tingkat menteri yang diinisiasi Indonesia pada 2008.
Dubes Al Busyra yang dalam kunjungannya ke markas Amani Africa itu didampingi Fungsi Politik KBRI Addis Ababa Christine Refina menjelaskan peran Indonesia dalam misi-misi perdamaian internasional dan prioritas Indonesia sebagai anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB.
Dr. Solomon seperti dikutip Dubes Al Busyra menegaskan kesiapan pihaknya mendukung Indonesia, terutama dengan berbagi informasi pembahasan isu perdamaian dan keamanan di Dewan Perdamaian dan Keamanan (PSC) Uni Afrika.
Pada pertemuan tersebut, kedua pihak juga menyepakati rencana kerja sama KBRI Addis Ababa dan Amani Africa, lembaga think-tank yang bertujuan mendukung kebijakan terkait perdamaian dan keamanan, isu pembangunan dan pemerintahan demokratis di benua Afrika, menggelar Forum Diskusi tentang Demokrasi di Addis Ababa, Ethiopia.
Sebelumnya, pada Selasa (2/4), Dubes Al Busyra Basnur juga bertemu Dr. Kidane Kiros, Direktur Institute for Peace and Security Studies (IPSS), salah satu dari 50 lembaga think-tank terbaik di Afrika di Addis Ababa. Pada kunjungan tersebut, Dubes Al Busyra juga membahas berbagai perkembangan terkini tentang perdamaian, keamanan dan demokrasi serta peningkatan hubungan dan kerja sama Ethiopia dengan Indonesia.