Jakarta (ANTARA News Sumsel) Mengonsumsi suplemen gizi dianggap sebagai langkah cerdas dalam persiapan melawan salesma (batuk, mata berair, sakit tenggorokan, hidung meler, dan bersin).

Namun, para ahli gizi tidak menyetujui hal tersebut. Suplemen gizi dapat diperoleh dengan mudah dan hadir dalam pelbagai bentuk, baik sebagai tablet yang mudah dilarutkan dalam air, pil, kapsul, cairan atau bubuk. Namun, apakah perlu benar-benar diperlukan untuk tetap sehat dan merasa baik? Dikutip dari dpa, Rabu, ahli gizi menyatakan tidak.

Orang sehat yang tidak terlindungi dengan baik dari penyakit dapat mengonsumsi suplemen sejenis itu, menurut juru bicara German Nutrition Society (DGE) Antje Gahl. Diet seimbang umumnya menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Namun bagaimana jika diet Anda tidak seimbang? Dapatkah suplemen gizi membantu? Sekali lagi, tidak. Suplemen bukanlah pengganti untuk diet seimbang, kata para ahli.

Suplemen gizi bukan pengganti nutrisi, ujar juru bicara Germany s Federal Office for Agriculture and Food Harald Seitz dengan tegas.

Jika Anda makan paprika, misalnya, Anda mendapat lebih dari sekadar vitamin C. Selain itu, paprika mengandung asam folat vitamin B Kompleks magnesium dan zat besi serta zat tanaman sekunder.

Dan konsumen tidak perlu khawatir bahwa buah dan sayuran saat ini tidak lagi memiliki nutrisi yang cukup. Jika Anda makan pelbagai variasi makanan segar, sebagai aturan Ada akan mendapatkan nutrisi, ujar Seitz.

Pengecualian untuk aturan ini ditujukan pada orang lanjut usia yang tidak lagi keluar rumah, perempuan hamil atau menyusui, dan bayi. Intoleransi makanan, diet vegan, dan penyakit-penyakit tertentu juga dapat mengonsumsi suplemen gizi, menurut DGE.

Pewarta : Anggarini Paramita
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024