Palembang (ANTARA News Sumsel) - Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Sumatera Selatan menjadi penyumbang tertinggi tingkat pengangguran di wilayah tersebut. 

"Tingkat pengangguran lulusan SMK mencapai 9,21 persen dari 109 ribu jumlah seluruh pengangguran di Sumsel," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel Ekowati Retnaningsih. 

Menurutnya memang pengangguran lulusan SMK tinggi, namun secara keseluruhan angka pengangguran di Sumsel justru turun, dimana pada 2017 mencapai 181 ribu, sedangkan pada 2018 berkurang menjadi 109 ribu.

Dia menerangkan berdasarkan tingkat pendidikan, lulusan SMK tertinggi, posisi kedua disusul lulusan SMA mencapai 7,66 persen, selanjutnya lulusan Perguruan Tinggi (PT) dengan komulasi 4,53 persen.

Dia menerangkan  berdasarkan data BPS periode Februari, persentase tingkat pengangguran terbuka  tahun 2017 sebesar 4,39 persen, angkanya turun pada tahun 2018 menjadi 4,02 persen. 

"Penyebab tingginya angka pengangguran karena pencari kerja yang terdidik cenderung memilih-milih pekerjaan, akibatnya terjadi ketidak sesuaian antara jumlah kesempatan dengan kebutuhan kerja." ujar Ekowati Retnaningsih. 

Faktor lainnya akibat daya saing tenaga kerja masih rendah meskipun berpendidikan, keterampilan yang dimiliki pencari kerja banyak tidak sesuai dengan permintaan lapangan kerja. 

Dia menambahkan bila dilihat perdaerah, maka Kota Palembang menduduki peringkat pertama penyumbang angka pengangguran sebesar 7,21 persen, disusul Prabumulih sebesar 6,99 persen, Ogan Komering Ulu (OKU) sebesar 4,61 persen, Lubuklinggau sebesar 4,55 persen dan Muara Enim sebesar 4,27 persen.

"Untuk menurunkan angka pengangguran sangat dibutuhkan perhatian pemerintah Kabupaten/kota setempat, harus ada inovasi program yang bisa menghadirkan lebih banyak lapangan kerja," jelas Ekowati.

 

Pewarta : Aziz Munajar
Editor : Erwin Matondang
Copyright © ANTARA 2024