Palembang  (ANTARA News Sumsel) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Terapung petama di Indonesia bekerja sama dengan PT PP Energi dan Ecubes Arcola.

"Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Terapung ini merupakan kerja sama tiga komponen yakni Pemerintah Kabupaten Muba melalui BUMD PT Petro Muba, PT PP Energi, dan Ecubes Arcola yang sudah diawali penandatanganan 'Share Holder Agreement' (SHA)," kata Sekda Kabupaten Musi Banyuasin Apriyadi di Palembang, Jumat.

Penandatanganan SHA itu telah dilakukan oleh Direktur PT Petro Muba H Yuliar, Presiden Direktur Ecubes Arcola Alexander Gerbec, dan Direktur PT PP Energi  Yoyok Nusihandoyo, disaksikan Sekretaris Daerah Muba Apriyadi, Staf Khusus Gubernur Sumsel Bidang Perubahan Iklim Najib Asmani, Plt Asisten II Setda Muba Erdiansyah, serta para perangkat daerah Muba, di Griya Agung Palembang, Kamis (22/3).

Apriyadi menjelaskan, selama ini aliran listrik khususnya di Kecamatan Lalan, Muba menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sumber dana disuplai dari APBD Muba. Ke depan tidak akan membebani APBD lagi, karena akan dibangun PLTMG Gas Terapung.

"Ini juga merupakan solusi dari tekad kami agar listrik di Lalan tidak memberatkan APBD lagi. Oleh karena itu pembangunan PLTMG Terapung ini harus dikawal dengan baik sehingga berjalan seperti yang diharapkan," ujar Sekda, tanpa menjelaskan kapasitas terpasang PLTMG yang akan dibangun itu.

Sementara Perwakilan Ecubes Arcola untuk Indonesia Husni Azof mengungkapkan pembangunan PLTMG Terapung di Kecamatan Lalan merupakan yang pertama kali di Indonesia dan pembangunan tersebut secara 'mobile' dan bisa sewaktu-waktu pindah ke daerah lain.

"PLTMG Terapung ini satu-satunya di Indonesia dan pembangunan di Muba juga untuk pertama kalinnya. Kemudan jika penuh kapasitas bisa pindah ke daerah lain," katanya.

Setelah pembangunan PLTMG ini kerja sama selanjutnya terkait "Power Purchase Agreement" (PPA) akan dilakukan guna menentukan tarif harga yang berpatokan dengan tarif PLN.

"Tentu untuk harga tarif bisa lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan sekarang (penggunaan PLTD)," tambahnya.

Direktur PT Petro Muba H Yuliar mengatakan Pembangun PLTMG itu merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi krisis listrik dalam jangka pendek, karena bersifat mobile sehingga bisa menyesuaikan dengan kondisi kelistrikan di lokasi krisis.

"Semoga setelah penandatanganan agreement dapat mencapai kata mufakat demi membantu warga yang berada di pelosok daerah terpencil  dapat menikmati aliran listrik yang stabil," kata Yuliar.    

 

Pewarta : -
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024