Jakarta (ANTARA Sumsel) - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta pemerintah Indonesia memberi pernyataan untuk menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Pernyataan Indonesia tersebut bisa menjadi antitesis bahwa tidak bisa Donald Trump sekonyong-konyong memutuskan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel karena itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, ujar pelaksana Desk Advokasi Internasional KontraS Fatia Maulidiyanti dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu.
Langkah lain yang bisa dilakukan Indonesia sebagai negara yang selama ini mendukung perdamaian untuk konflik Israel-Palestina adalah menginisiasi sebuah pertemuan di PBB untuk secara khusus membahas isu yang telah menjadi sorotan internasional sejak Trump mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Rabu (6/12).
Komitmen politik AS itu diyakini akan berdampak besar terhadap konflik yang berlangsung sejak 50 tahun lalu dan mencemari komitmen AS sendiri saat pemerintahan Barack Obama yang menyatakan sikap tidak lagi memberikan veto untuk konflik Israel-Palestina.
"Dalam hal ini PBB juga harus segera mendesak Trump untuk mencabut pernyataannya terkait Yerusalem," tutur Fatia.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi serta menginginkan semua kedutaan asing ditempatkan di sana.
Di lain pihak, Palestina menginginkan Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan. Kota itu direbut Israel dalam perang pada 1967 dan kemudian diduduki Israel. Pencaplokan oleh Israel itu terus ditentang oleh dunia internasional.
Presiden RI Joko Widodo sendiri telah menyampaikan kecaman keras terhadap sikap Trump yang dinilai telah melanggar berbagai resolusi DK PBB dimana AS menjadi anggota tetap, dan dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia.
Presiden Jokowi pun memastikan akan hadir pada Sidang Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Istanbul, Turki pada 13 Desember untuk membahas pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Menlu RI Retno Marsudi pada Minggu pagi telah bertolak menuju Amman, Yordania untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Palestina dan Menlu Yordania menyangkut isu tersebut dan menyampaikan dukungan penuh Indonesia kepada Palestina.
Pernyataan Indonesia tersebut bisa menjadi antitesis bahwa tidak bisa Donald Trump sekonyong-konyong memutuskan bahwa Yerusalem adalah Ibu Kota Israel karena itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, ujar pelaksana Desk Advokasi Internasional KontraS Fatia Maulidiyanti dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu.
Langkah lain yang bisa dilakukan Indonesia sebagai negara yang selama ini mendukung perdamaian untuk konflik Israel-Palestina adalah menginisiasi sebuah pertemuan di PBB untuk secara khusus membahas isu yang telah menjadi sorotan internasional sejak Trump mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Rabu (6/12).
Komitmen politik AS itu diyakini akan berdampak besar terhadap konflik yang berlangsung sejak 50 tahun lalu dan mencemari komitmen AS sendiri saat pemerintahan Barack Obama yang menyatakan sikap tidak lagi memberikan veto untuk konflik Israel-Palestina.
"Dalam hal ini PBB juga harus segera mendesak Trump untuk mencabut pernyataannya terkait Yerusalem," tutur Fatia.
Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi serta menginginkan semua kedutaan asing ditempatkan di sana.
Di lain pihak, Palestina menginginkan Yerusalem menjadi ibu kota negara Palestina merdeka di masa depan. Kota itu direbut Israel dalam perang pada 1967 dan kemudian diduduki Israel. Pencaplokan oleh Israel itu terus ditentang oleh dunia internasional.
Presiden RI Joko Widodo sendiri telah menyampaikan kecaman keras terhadap sikap Trump yang dinilai telah melanggar berbagai resolusi DK PBB dimana AS menjadi anggota tetap, dan dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia.
Presiden Jokowi pun memastikan akan hadir pada Sidang Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Istanbul, Turki pada 13 Desember untuk membahas pengakuan sepihak Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Menlu RI Retno Marsudi pada Minggu pagi telah bertolak menuju Amman, Yordania untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Palestina dan Menlu Yordania menyangkut isu tersebut dan menyampaikan dukungan penuh Indonesia kepada Palestina.