Palembang (ANTARA Sumsel) - Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, menggencarkan Program Remaja Peduli Kesehatan untuk menekan angka penggunaan narkoba, seks pranikah, dan pernikahan dini.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Alhadi Nasir di Palembang, Jumat, mengatakan melalui program Remaja Peduli Kesehatan (RPK) ini pemerintah juga berkeinginan mengendalikan jumlah penduduk karena sejatinya para remaja ini bakal menjadi pasangan usia subur pada masa mendatang.

"Program ini merupakan tindak lanjut dari program KB Emas yang bertujuan memberikan kesadaran sejak dini, serta membangun karakter remaja yang kuat dan berdaya saing," kata dia.

Untuk itu, program ini menyasar Karang Taruna, Ikatan Remaja Masjid dan para remaja putus sekolah di beberapa kecamatan di OKI.

"Remaja-remaja ini kami bekali ilmu pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan dilibatkan dalam pembentukan kampung KB di tempat tinggalnya," kata dia.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan Waspi mengatakan remaja sedapat mungkin harus menunda keinginan untuk menikah karena akan lebih baik bagi mereka untuk fokus menggapai cita-cita menjadi manusia yang sejahtera di masa mendatang.

"Sangat dianjurkan remaja untuk menunda usia perkawinan hingga 20 tahun bagi perempuan, dan 25 tahun bagi laki-laki karena pada masa itu alat-alat reproduksi telah berkembang dengan sempurna sehingga dapat menurunkan resiko," kata Waspi.

Ia mengatakan pernikahan pada usia dini bisa meningkatkan risiko kematian ibu melahirkan karena usia yang terlalu muda saat menjalani kehamilan.

BKKBN pun aktif mensosialisasikan program Kependudukan dan Keluarga Berencana ini kalangan remaja, salah satunya dengan mengoptimalkan keberadaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M) yang eksis di Sekolah Menengah Atas dan Universitas/Perguruan Tinggi.  

"Sejumlah kegiatan rutin aktif digelar PIK Remaja dan Mahasiswa karena dipandang sangat efektif menyuarakan gerakan menunda pernikahan dini ini,"

Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024