London (Antara/Reuters) - Penggemar Putri Diana berkumpul sejak dini hari di gerbang Istana Kensington pada Kamis untuk merayakan kehidupan perempuan yang telah mengubah Inggris dan keluarga kerajaan ketika sang putri meninggal 20 tahun lalu.
Para penggemarnya menyalankan lilin dan berkumpul untuk memperingati kematian salah satu sosok perempuan paling terkenal di dunia akibat kecelakaan mobil di Paris itu.
Kematiannya pada usia 36 tahun mendorong kesedihan terbesar yang pernah terlihat di Inggris dan dianggap sebagai titik balik keluarga kerajaan dalam hubungannya dengan masyarakat.
Dua putra Diana, William dan Harry, berbicara secara terbuka kepada publik tentang trauma yang dideritanya saat kehilangan ibu mereka, sebagai bagian dari kampanye luas untuk membicarakan masalah kesehatan mental.
"Tidak ada siapapun yang hidup 20 tahun lalu akan melupakan momen ketika mereka mendengar Putri Diana telah meninggal, atau kesedihan nasional yang meluap," demikian komentar surat kabar Sun pada Jumat.
"Orang muda mungkin bertanya-tanya mengapa kematian Diana masih menjadi berita utama, tetapi dunia pada 2017 tidak akan sama jika Diana tidak menjadi dirinya sendiri," lanjut komentar dari surat kabar tersebut.
Peringatan 20 tahun kematian Diana telah memicu daya tarik baru tentang seorang perempuan yang menikah dengan penerus takhta kerajaan Inggris, Pangeran Charles, pada 1981 sebelum akhirnya bercerai pada 1996.
"Kami telah melakukan ini selama 20 tahun," ungkap penggemar berat Diana berusia 41 tahun, Nicky Surridge. "Saya biasa mengikuti Diana saat dia masih hidup, rumahku masih menjadi tempat suci baginya. Dia benar-benar perempua yang sangat cantik. Dia adalah seorang putri, namun sangat normal dan peduli," ujarnya.
"Saya menetap disini selama seminggu (20 tahun yang lalu). Sangat menyedihkan saat itu, tetapi sekarang kami datang dan merayakan hidupnya," ujar Nicky.
Para penggemarnya menyalankan lilin dan berkumpul untuk memperingati kematian salah satu sosok perempuan paling terkenal di dunia akibat kecelakaan mobil di Paris itu.
Kematiannya pada usia 36 tahun mendorong kesedihan terbesar yang pernah terlihat di Inggris dan dianggap sebagai titik balik keluarga kerajaan dalam hubungannya dengan masyarakat.
Dua putra Diana, William dan Harry, berbicara secara terbuka kepada publik tentang trauma yang dideritanya saat kehilangan ibu mereka, sebagai bagian dari kampanye luas untuk membicarakan masalah kesehatan mental.
"Tidak ada siapapun yang hidup 20 tahun lalu akan melupakan momen ketika mereka mendengar Putri Diana telah meninggal, atau kesedihan nasional yang meluap," demikian komentar surat kabar Sun pada Jumat.
"Orang muda mungkin bertanya-tanya mengapa kematian Diana masih menjadi berita utama, tetapi dunia pada 2017 tidak akan sama jika Diana tidak menjadi dirinya sendiri," lanjut komentar dari surat kabar tersebut.
Peringatan 20 tahun kematian Diana telah memicu daya tarik baru tentang seorang perempuan yang menikah dengan penerus takhta kerajaan Inggris, Pangeran Charles, pada 1981 sebelum akhirnya bercerai pada 1996.
"Kami telah melakukan ini selama 20 tahun," ungkap penggemar berat Diana berusia 41 tahun, Nicky Surridge. "Saya biasa mengikuti Diana saat dia masih hidup, rumahku masih menjadi tempat suci baginya. Dia benar-benar perempua yang sangat cantik. Dia adalah seorang putri, namun sangat normal dan peduli," ujarnya.
"Saya menetap disini selama seminggu (20 tahun yang lalu). Sangat menyedihkan saat itu, tetapi sekarang kami datang dan merayakan hidupnya," ujar Nicky.