Agam (Antarasumsel.com) - Sejumlah warga Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) yang berprofesi sebagai pembuat manisan kolang-kaling meraup rezeki saat Ramadhan 1438 Hijriah karena permintaan panganan tersebut meningkat.

"Kami membuat panganan yang terbuat dari buah pohon aren tersebut hanya saat Ramadhan saja yang penjualannya lumayan laris, bisa Rp170.000 hingga Rp200.000 per hari," kata salah seorang warga Nagari Malalak Barat, Yurnida (52) di Agam, Jumat.

Ia menjelaskan pembuatan kolang kaling diawali dengan mengambil buah dari pohonnya kemudian dipisahkan dari arainya.

Setelah terpisah enau direbus menggunakan drum bekas selama satu jam, katanya melanjutkan lalu diangkat dan dibelah berdasarkan posisi biji enau yang akan diambil.

Setelah dibelah buah dikeluarkan satu persatu, pada umumnya satu buah enau terdapat tiga biji yang bisa diambil.

"Sehari dapat menghasilkan sekita 25 sampai 35 liter, tergantung seberapa cepat mengerjakan proses tersebut apalagi saat ini anak-anak sudah mulai libur sekolah sehingga dapat membantu," ujar dia.

Untuk satu liter enau biasanya dapat dijual dengan harga Rp6.500 hingga Rp7.000 per liter, tergantung bagaimana pasokannya.

"Jika pasokan banyak harganya dapat turun hingga Rp5.000 per liter," sebutnya.

Menurutnya pengerjaan menghasilkan buah enau ini tidak sulit, namun lumayan menyita waktu.

"Pekerjaan ini kami anggap pengisi waktu saat puasa saja sehingga terasa lebih ringan," tambahnya.

Warga Malalak Barat lainnya, Nasrul yang juga memproduksi kolang kaling saat Ramadhan mengatakan, penghasilan dari enau tersebut lumayan menjanjikan dan pengerjaannya pun tidak sulit.

"Kalau penghasilannya lumayan untuk belanjas saat hari raya Idul Fitri," tambahnya.

Pewarta : Miko Elfisha
Editor : Ujang
Copyright © ANTARA 2024