Pangkalpinang (Antarasumsel.com) - Para perajin kolang kaling di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai bermunculan menjelang bulan puasa Ramadhan.
Para perajin kolang kaling atau yang disebut masyarakat setempat beluluk mulai terlihat di pasar-pasar tradisional bahkan di pinggir jalan seputaran Pangkalpinang, Jumat.
"Ini semua pesanan dari pedagang pengumpul untuk dijual ke pasar di Pangkalpinang. Mereka memesan sejak sebulan sebelum puasa. Kolang kaling yang sudah jadi disimpan di bak penampungan dan jika sudah banyak akan diambil pemesan," kata salah seorang perajin kolang kaling asal Tuatunu, Sukri.
Ia mengatakan, pencari beluluk sejak jauh hari mulai memproduksi buah aren itu untuk dijadikan manisan kolang kaling atau sebagai campuran kolak dan es.
"Guna memenuhi permintaan kita perajin sudah mulai produksi agar bisa memenuhi kebutuhan pada saat Ramadhan. Permintaan kolang kaling meningkat tajam pada saat Ramadhan," jelasnya.
Manisan kolang kaling yang dihasilkan kata dia, setiap tahunnya bisa mencapai puluhan ton. Buah yang diambil dari pohon aren tersebut dijual ke pedagang pengumpul yang selanjutnya dipasarkan ke pasar tradisional.
Sementara itu salah satu pedagang kolang kaling, Bambang, mengatakan menjelang Ramadhan permintaan sudah cukup ramai.
"Pada hari biasa permintaan beluluk hanya sekitar 5-6 kg saja tapi menjelang puasa mencapai 20 kg per hari," jelasnya.
Menurut dia, pada saat Ramadhan permintaan kaling akan lebih banyak lagi dan untuk harga setiap kg Rp15 ribu.
"Pasokan kolang kaling berasal dari perajin di Desa Mesu dan Desa Balunijuk," katanya.
Asinan kolang kaling bisa tahan lama berbulan-bulan sehingga tiga minggu sebelum Ramadhan para perajin kolang-kaling sudah produksinya.
Para perajin kolang kaling atau yang disebut masyarakat setempat beluluk mulai terlihat di pasar-pasar tradisional bahkan di pinggir jalan seputaran Pangkalpinang, Jumat.
"Ini semua pesanan dari pedagang pengumpul untuk dijual ke pasar di Pangkalpinang. Mereka memesan sejak sebulan sebelum puasa. Kolang kaling yang sudah jadi disimpan di bak penampungan dan jika sudah banyak akan diambil pemesan," kata salah seorang perajin kolang kaling asal Tuatunu, Sukri.
Ia mengatakan, pencari beluluk sejak jauh hari mulai memproduksi buah aren itu untuk dijadikan manisan kolang kaling atau sebagai campuran kolak dan es.
"Guna memenuhi permintaan kita perajin sudah mulai produksi agar bisa memenuhi kebutuhan pada saat Ramadhan. Permintaan kolang kaling meningkat tajam pada saat Ramadhan," jelasnya.
Manisan kolang kaling yang dihasilkan kata dia, setiap tahunnya bisa mencapai puluhan ton. Buah yang diambil dari pohon aren tersebut dijual ke pedagang pengumpul yang selanjutnya dipasarkan ke pasar tradisional.
Sementara itu salah satu pedagang kolang kaling, Bambang, mengatakan menjelang Ramadhan permintaan sudah cukup ramai.
"Pada hari biasa permintaan beluluk hanya sekitar 5-6 kg saja tapi menjelang puasa mencapai 20 kg per hari," jelasnya.
Menurut dia, pada saat Ramadhan permintaan kaling akan lebih banyak lagi dan untuk harga setiap kg Rp15 ribu.
"Pasokan kolang kaling berasal dari perajin di Desa Mesu dan Desa Balunijuk," katanya.
Asinan kolang kaling bisa tahan lama berbulan-bulan sehingga tiga minggu sebelum Ramadhan para perajin kolang-kaling sudah produksinya.