Meureudu, Aceh (Antarasumsel.com) - Sepasang suami istri meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR), Rabu pagi yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, namun sebelum tewas sempat menelepon keluarganya untuk minta tolong.

Di antara korban meninggal gempa itu, pasangan suami istri, Jailani (60) dan Faridah (55) tertimbun reruntuhan rumah toko (ruko) empat lantai yang ia tempati di Jalan Banda Aceh - Medan, Gampong (desa) Seukon Baro, Kecamatan Simpang Tiga berbatasan langsung dengan Kabupaten Pijay (Antara Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya).

Usai guncangan gempa, bangunan yang ditempati pasangan suami istri tersebut belum roboh, selang beberapa menit kemudian bangunan itu roboh seketika dan sebelumnya korban sempat menghubungi keluarga untuk meminta pertolongan.

"Korban sempat menghubungi keluarga dengan telepon genggamnya untuk meminta pertolongan," kata famili keluarga korban,  Joni dilokasi rubuhnya bagunan empat lantai itu.

Ruko empat lantai tersebut merupakan tempat usaha pasangan suami istri itu yang dijadikan sebagai gudang galong isi ulang air mineral.

Empat unit beko (excavator) milik Dinas Pekerja Umum (PU) dan perusahaan swasta pun dikerahkan kelokasi reruntuhan bagunan ruko itu untuk mengevakuasi pasangan suami istri yang masih tertimbun puing-puing beton empat lantai tersebut.

"Pasangan suami istri itu telah dievakuasi, Jailani dan Faridah ditemukan sudah tidak bernyawa dibawah reruntuhan beton. Mereka meninggalkan lima orang anak, dua laki-laki dan tiga perempuan," ujarnya.

Ada pun jumlah korban meninggal gempa yang sudah berhasil dievakuasi untuk sementara waktu sebanyak 92 orang dan yang mengalami luka-laka 213 orang. 

Pewarta : Irman Yusuf
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024