Purwokerto (ANTARA Sumsel) - Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian air susu ibu atau ASI eksklusif sejak bayi dilahirkan hingga berusia enam bulan tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan dan minuman lainnya.
Pasalnya, air susu ibu mengandung segala nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi dan sangat bermanfaat bagi kesehatannya.
Dengan pemberian ASI secara ekslusif, diharapkan tumbuh kembang bayi dapat berjalan secara optimal.
Untuk mendorong pemberian ASI ekslusif bagi bayi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ikut berperan aktif dalam melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Ketua AIMI Purwokerto Ika Isnaeni Setiawati mengatakan pihaknya terus meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para orang tua agar memberikan ASI eksklusif bagi bayi mereka.
"Kami bergandengan tangan dengan pemerintah daerah dalam menyosialisasikan pentingnya pemberian ASI eksklusif," katanya.
AIMI, kata dia, memberikan edukasi di semua lapisan dengan berbagai program yang sesuai kebutuhan.
"Contohnya melalui kelas edukasi," katanya.
Dia menjelaskan, kelas tersebut mengajak masyarakat, baik yang sudah hamil, akan hamil atau merencanakan untuk hamil, serta lingkungan pendukungnya untuk belajar bagaimana memberikan ASI.
"Ada juga upaya sosialisasi yang dilakukan dengan cara turun langsung ke masyarakat marginal agar mereka juga teredukasi dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh informasi mengenai pemberian air susu ibu," katanya.
Edukasi yang dilakukan, ujar dia, juga dilakukan oleh AIMI Purwokerto ke kalangan pekerja, komunitas dan lain sebagainya yang di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
"Kami juga melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para tenaga kesehatan yang ada di Purwokerto dan sekitarnya melalui acara-acara seminar terkait isu-isu terbaru tentang breastfeeding," katanya.
Selain itu, kata dia, AIMI Purwokerto juga mengadakan layanan konseling kepada ibu-ibu yang mengalami berbagai masalah dalam proses menyusui bayi mereka.
Dalam proses konseling tersebut, katanya, nanti akan didalami apakah disebabkan oleh masalah fisik atau masalah psikis, lalu dari situ pihaknya mengembangkan upaya apa yang dapat dilakukan, apakah hanya perlu konseling atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.
AIMI, kata dia, berharap, berbagai program sosialisasi dan edukasi yang dilakukan dapat mendorong pemberian ASI eksklusif bagi bayi di wilayah tersebut.
Makanan Terlengkap
Ketua Divisi Komunikasi AIMI Purwokerto dr Kristiana Hartati mengatakan air susu ibu merupakan makanan yang terlengkap untuk bayi.
"Salah satu standar emas makanan bayi adalah ASI eksklusif yang diberikan sejak bayi lahir hingga berusia enam bulan," katanya.
Setelah bayi berusia enam bulan, bayi kemudian diperkenalkan dengan makanan lain, namun pemberian ASI sebaiknya dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun.
Dia mengatakan, dengan pemberian ASI eksklusif, bayi bisa mendapatkan nutrisi yang lengkap sesuai kebutuhannya.
Selain itu, kata dia, bayi akan mendapatkan imunitas dan terhindar dari risiko penyakit infeksi juga dapat meningkatkan kecerdasan otak dan emosionalnya.
Dia menambahkan, pada ASI terdapat sekitar satu juta sel darah putih atau leukosit yang berfungsi sebagai imunitas atau kekebalan tubuh.
Penyakit infeksi yang dimaksud, kata dia, bisa berupa infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi jamur atau infeksi yang lainnya.
"Antara lain infeksi yang menyerang saluran cerna ataupun infeksi saluran nafas," katanya.
Dia juga menambahkan, komponen ASI pada setiap ibu berbeda-beda dan dapat berubah-berubah.
"Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi itu sendiri," katanya.
Pemberian ASI eksklusif, tambah dia, juga dapat memberi dampak positif secara ekonomi bagi keluarga karena orang tua tidak perlu lagi membeli susu bagi anak mereka.
Menyusui secara eksklusif juga dapat menghemat pengeluaran bagi keluarga, katanya.
Selain sangat bermanfaat bagi bayi, tambah dia, menyusui juga dapat memberikan kontribusi positif bagi ibu.
Adapun manfaat menyusui untuk ibu adalah bisa mencegah perdarahan dan anemia pascamelahirkan, katanya.
Selain itu, dia menambahkan, menyusui juga dapat mempercepat proses mengecilnya rahim.
"Terlebih lagi, menyusui dapat menunda menstruasi melalui metode amenorhea laktasi," katanya.
Dia juga mengatakan, bahwa yang terpenting dari proses menyusui adalah dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.
Bahkan, menyusui juga dapat menurunkan angka kejadian kanker payudara serta osteoporosis, katanya.
Dengan berbagai manfaat baik tersebut, AIMI Purwokerto mengajak para orang tua khususnya ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka.
Bahkan bagi orang tua yang memiliki kesulitan atau masalah dalam proses menyusui, AIMI bisa memberikan layanan konseling di ruang konseling kami, katanya.
Para orang tua, kata dia, juga dapat mengikuti kelas edukasi yang diselenggarakan AIMI.
Sementara itu, pada bulan Oktober, AIMI menyelenggarakan kelas edukasi MPASI (Makanan Pendamping ASI) sebagai lanjutan kelas edukasi tentang persiapan menyusui sebelum dan sesudah melahirkan.
Pada bulan November dan Desember, AIMI Purwokerto akan melakukan sosialisasi ke sekolah dan komunitas.
Pasalnya, air susu ibu mengandung segala nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi dan sangat bermanfaat bagi kesehatannya.
Dengan pemberian ASI secara ekslusif, diharapkan tumbuh kembang bayi dapat berjalan secara optimal.
Untuk mendorong pemberian ASI ekslusif bagi bayi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ikut berperan aktif dalam melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Ketua AIMI Purwokerto Ika Isnaeni Setiawati mengatakan pihaknya terus meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para orang tua agar memberikan ASI eksklusif bagi bayi mereka.
"Kami bergandengan tangan dengan pemerintah daerah dalam menyosialisasikan pentingnya pemberian ASI eksklusif," katanya.
AIMI, kata dia, memberikan edukasi di semua lapisan dengan berbagai program yang sesuai kebutuhan.
"Contohnya melalui kelas edukasi," katanya.
Dia menjelaskan, kelas tersebut mengajak masyarakat, baik yang sudah hamil, akan hamil atau merencanakan untuk hamil, serta lingkungan pendukungnya untuk belajar bagaimana memberikan ASI.
"Ada juga upaya sosialisasi yang dilakukan dengan cara turun langsung ke masyarakat marginal agar mereka juga teredukasi dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh informasi mengenai pemberian air susu ibu," katanya.
Edukasi yang dilakukan, ujar dia, juga dilakukan oleh AIMI Purwokerto ke kalangan pekerja, komunitas dan lain sebagainya yang di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
"Kami juga melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para tenaga kesehatan yang ada di Purwokerto dan sekitarnya melalui acara-acara seminar terkait isu-isu terbaru tentang breastfeeding," katanya.
Selain itu, kata dia, AIMI Purwokerto juga mengadakan layanan konseling kepada ibu-ibu yang mengalami berbagai masalah dalam proses menyusui bayi mereka.
Dalam proses konseling tersebut, katanya, nanti akan didalami apakah disebabkan oleh masalah fisik atau masalah psikis, lalu dari situ pihaknya mengembangkan upaya apa yang dapat dilakukan, apakah hanya perlu konseling atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.
AIMI, kata dia, berharap, berbagai program sosialisasi dan edukasi yang dilakukan dapat mendorong pemberian ASI eksklusif bagi bayi di wilayah tersebut.
Makanan Terlengkap
Ketua Divisi Komunikasi AIMI Purwokerto dr Kristiana Hartati mengatakan air susu ibu merupakan makanan yang terlengkap untuk bayi.
"Salah satu standar emas makanan bayi adalah ASI eksklusif yang diberikan sejak bayi lahir hingga berusia enam bulan," katanya.
Setelah bayi berusia enam bulan, bayi kemudian diperkenalkan dengan makanan lain, namun pemberian ASI sebaiknya dilanjutkan hingga bayi berusia dua tahun.
Dia mengatakan, dengan pemberian ASI eksklusif, bayi bisa mendapatkan nutrisi yang lengkap sesuai kebutuhannya.
Selain itu, kata dia, bayi akan mendapatkan imunitas dan terhindar dari risiko penyakit infeksi juga dapat meningkatkan kecerdasan otak dan emosionalnya.
Dia menambahkan, pada ASI terdapat sekitar satu juta sel darah putih atau leukosit yang berfungsi sebagai imunitas atau kekebalan tubuh.
Penyakit infeksi yang dimaksud, kata dia, bisa berupa infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi jamur atau infeksi yang lainnya.
"Antara lain infeksi yang menyerang saluran cerna ataupun infeksi saluran nafas," katanya.
Dia juga menambahkan, komponen ASI pada setiap ibu berbeda-beda dan dapat berubah-berubah.
"Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan bayi itu sendiri," katanya.
Pemberian ASI eksklusif, tambah dia, juga dapat memberi dampak positif secara ekonomi bagi keluarga karena orang tua tidak perlu lagi membeli susu bagi anak mereka.
Menyusui secara eksklusif juga dapat menghemat pengeluaran bagi keluarga, katanya.
Selain sangat bermanfaat bagi bayi, tambah dia, menyusui juga dapat memberikan kontribusi positif bagi ibu.
Adapun manfaat menyusui untuk ibu adalah bisa mencegah perdarahan dan anemia pascamelahirkan, katanya.
Selain itu, dia menambahkan, menyusui juga dapat mempercepat proses mengecilnya rahim.
"Terlebih lagi, menyusui dapat menunda menstruasi melalui metode amenorhea laktasi," katanya.
Dia juga mengatakan, bahwa yang terpenting dari proses menyusui adalah dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.
Bahkan, menyusui juga dapat menurunkan angka kejadian kanker payudara serta osteoporosis, katanya.
Dengan berbagai manfaat baik tersebut, AIMI Purwokerto mengajak para orang tua khususnya ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka.
Bahkan bagi orang tua yang memiliki kesulitan atau masalah dalam proses menyusui, AIMI bisa memberikan layanan konseling di ruang konseling kami, katanya.
Para orang tua, kata dia, juga dapat mengikuti kelas edukasi yang diselenggarakan AIMI.
Sementara itu, pada bulan Oktober, AIMI menyelenggarakan kelas edukasi MPASI (Makanan Pendamping ASI) sebagai lanjutan kelas edukasi tentang persiapan menyusui sebelum dan sesudah melahirkan.
Pada bulan November dan Desember, AIMI Purwokerto akan melakukan sosialisasi ke sekolah dan komunitas.