Palembang, (ANTARA Sumsel) - Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan pihaknya terus berupaya mengatasi bencana kabut asap yang hingga kini masih mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.

"Saya bersama jajaran dan instansi terkait saat ini terus berupaya mengatasi bencana kabut asap. Saya mohon maaf atas masalah kabut asap yang hingga kini belum bisa diatasi dengan baik dan telah membuat masyarakat terganggu," kata Alex Noerdin di Palembang, Kamis.

Menurut gubernur, dalam kondisi cuaca yang cukup ekstrem pada musim kemarau 2015 ini, pihaknya telah banyak melakukan berbagai langkah pencegahan terjadinya bencana kabut asap namun masalah tersebut tidak bisa dihindari.

Meskipun sulit mengatasi masalah kabut asap, dengan dukungan berbagai pihak dan masyarakat akan terus dilakukan upaya yang dapat menghilangkan asap.

Sambil menunggu hasil berbagai upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah kabut asap, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memperparah masalah tersebut.

Selain itu diimbau pula kepada masyarakat agar selalu menggunakan masker jika melakukan aktivitas di luar rumah untuk mencegah terganggunya kesehatan akibat terhirup secara langsung udara kotor, ujarnya.

Sementara menghadapi kondisi cuaca tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan berupaya secara maksimal mengatasi kebakaran hutan dan lahan, serta bencana kabut asap dengan melakukan berbagai tindakan penanganan.

Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Yulizar Dinoto menjelaskan menghadapi kondisi panas akhir-akhir ini pihaknya berupaya meningkatkan tindakan tanggap darurat seperti melakukan operasi darat dan udara di daerah yang terdeteksi banyak titik panas, serta mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), dan menggelar shalat minta hujan.

Akhir-akhir ini jumlah titik panas atau "hotspot" berfluktuasi dan cenderung meningkat sehingga perlu dilakukan upaya meminimalkan titik panas serta penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang kini mengakibatkan bencana kabut asap yang mulai mengganggu berbagai aktivitas seperti sekolah dan penerbangan serta banyak masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), ujar Yulizar.

Pewarta : Oleh Yudi Abdullah
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024