(ANTARA Sumsel) - Peta rinci tebing dan permukaan Merkurius menunjukkan bahwa planet terkecil dalam tata surya itu kehilangan sumber daya alaminya karena proses pendinginan selama empat miliar tahun lebih lama dari perkiraan para ilmuwan, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Minggu.
Pendinginan inti besi Merkurius telah terjadi sekitar 14,4 kilometer dari diameter planet itu, dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
"Ketika kamu melihat angka sebenarnya, itu sangatlah kecil, dibandingkan dengan ukuran sebuah planet. Namun tidak perlu dilakukan banyak perubahan untuk mendapatkan banyak efek," ujar ilmuwan planet Paul Byrne dari Carnegie Institution's Department of Terrestrial Magnetism.
Para ilmuwan mempelajari lebih dari 5.900 jenis permukaan, termasuk lereng curam yang menyerupai tebing dan kerutan yang menonjol, untuk menghitung sejauh mana kondensasi Merkurius.
Tidak seperti Bumi, yang memiliki lempeng di bagian kerak bumi, Merkurius hanya memiliki satu lapisan berbatu yang berupa tebing dan jurang dikarenakan kontraksi global.
Pengukuran tersebut dibuat dengan menggunakan pesawat ruang angkasa MESSENGER milik NASA, yang mengorbit di Merkurius. Pengukuran itu juga sama dengan prediksi model komputer yang digunakan para ilmuwan untuk menentukan komposisi dalam Merkurius, unsur kimianya dan strukturnya.
Pendinginan inti besi Merkurius telah terjadi sekitar 14,4 kilometer dari diameter planet itu, dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
"Ketika kamu melihat angka sebenarnya, itu sangatlah kecil, dibandingkan dengan ukuran sebuah planet. Namun tidak perlu dilakukan banyak perubahan untuk mendapatkan banyak efek," ujar ilmuwan planet Paul Byrne dari Carnegie Institution's Department of Terrestrial Magnetism.
Para ilmuwan mempelajari lebih dari 5.900 jenis permukaan, termasuk lereng curam yang menyerupai tebing dan kerutan yang menonjol, untuk menghitung sejauh mana kondensasi Merkurius.
Tidak seperti Bumi, yang memiliki lempeng di bagian kerak bumi, Merkurius hanya memiliki satu lapisan berbatu yang berupa tebing dan jurang dikarenakan kontraksi global.
Pengukuran tersebut dibuat dengan menggunakan pesawat ruang angkasa MESSENGER milik NASA, yang mengorbit di Merkurius. Pengukuran itu juga sama dengan prediksi model komputer yang digunakan para ilmuwan untuk menentukan komposisi dalam Merkurius, unsur kimianya dan strukturnya.