Jakarta (ANTARA Sumsel) - Sebanyak 22 mahasiswa Woosong University Korea mengikuti 'Indonesian Culinary Art 2014' (ICA-2014) yang diadakan Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra Surabaya di Kitchen Gedung A Lantai 2 Petra Surabaya, Senin.
"ICA 2014 merupakan sebuah program studi internasional yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa asing untuk mempelajari kuliner, bahasa, serta budaya di Indonesia," kata Koordinator Jurusan Manajemen Perhotelan UK Petra Surabaya, Sienny Thio SE M.Bus.
Menurut dia, ICA yang digelar pada 13-25 Januari itu menghadirkan 22 mahasiswa laki-laki dari Departemen of Global Korean Culinary Arts, College of Hotel and Culinary Arts, Woosong University serta satu profesor pendamping dari Korea Selatan.
"Mereka akan dibagi menjadi beberapa tim untuk unjuk gigi memasak empat resep makanan tradisional dari Korea, di antaranya Doejang dakgui, Ganjang dakgui, Dakganjung, serta Chogyetang," katanya.
Sementara itu, Profesor Global Korean Culinary Arts, Hye Soo Kim, mengatakan resep Korea itu bermanfaat bagi mereka yang mengonsumsi keempat makanan tradisional Korea tersebut.
"Contohnya, makanan tradisional Chogyetang atau 'Cold chicken soup with vegetables' yang disajikan pada musim panas di Korea untuk menstabilkan kesehatan dengan rasa dingin dari makanan tersebut," katanya.
Ia mengatakan bahan-bahan baku yang tidak ada di Indonesia seperti saus pasta dibawa langsung dari Korea untuk memberikan rasa yang khas dari makanan tradisional tersebut.
"Masakan Indonesia sangat berbeda dan unik dibandingkan dengan makanan tradisional Korea setelah saya coba mencicipi makanan tradisional Indonesia yang diajarkan oleh UK Petra seperti soto ayam, gado-gado, tahu telor, rawon, nagasari, pisang goreng, serta es palu butung," katanya.
Didampingi oleh Koordintor Jurusan, Sienny Thio SE M.Bus, ia mengatakan masakan Indonesia sangat berbeda dan memiliki rasa yang unik, tetapi rasanya sangat nikmat.
Selain itu, Mahasiswa Perhotelan UK Petra, Marchellyn Soenjaya mengungkapkan sangat senang dan antusias dengan program studi internasional tersebut.
"Pasti senang dan antusias dengan demo masak dari mahasiswa Woosong guna mempelajari makanan tradisional Korea yang dimasak langsung oleh mereka," kata mahasiswi semester V ini.
Dari antusias mahasiswa tersebut, Koodinator Jurusan, Sienny Thio SE M.Bus, berharap agar kegiatan ICA bisa diadakan secara rutin untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata internasional.
"Dari kegiatan ini diharapkan dapat digelar secara rutin untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata internasional, mengingat enam mahasiswa kami sudah berada di sana," katanya.
"ICA 2014 merupakan sebuah program studi internasional yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa asing untuk mempelajari kuliner, bahasa, serta budaya di Indonesia," kata Koordinator Jurusan Manajemen Perhotelan UK Petra Surabaya, Sienny Thio SE M.Bus.
Menurut dia, ICA yang digelar pada 13-25 Januari itu menghadirkan 22 mahasiswa laki-laki dari Departemen of Global Korean Culinary Arts, College of Hotel and Culinary Arts, Woosong University serta satu profesor pendamping dari Korea Selatan.
"Mereka akan dibagi menjadi beberapa tim untuk unjuk gigi memasak empat resep makanan tradisional dari Korea, di antaranya Doejang dakgui, Ganjang dakgui, Dakganjung, serta Chogyetang," katanya.
Sementara itu, Profesor Global Korean Culinary Arts, Hye Soo Kim, mengatakan resep Korea itu bermanfaat bagi mereka yang mengonsumsi keempat makanan tradisional Korea tersebut.
"Contohnya, makanan tradisional Chogyetang atau 'Cold chicken soup with vegetables' yang disajikan pada musim panas di Korea untuk menstabilkan kesehatan dengan rasa dingin dari makanan tersebut," katanya.
Ia mengatakan bahan-bahan baku yang tidak ada di Indonesia seperti saus pasta dibawa langsung dari Korea untuk memberikan rasa yang khas dari makanan tradisional tersebut.
"Masakan Indonesia sangat berbeda dan unik dibandingkan dengan makanan tradisional Korea setelah saya coba mencicipi makanan tradisional Indonesia yang diajarkan oleh UK Petra seperti soto ayam, gado-gado, tahu telor, rawon, nagasari, pisang goreng, serta es palu butung," katanya.
Didampingi oleh Koordintor Jurusan, Sienny Thio SE M.Bus, ia mengatakan masakan Indonesia sangat berbeda dan memiliki rasa yang unik, tetapi rasanya sangat nikmat.
Selain itu, Mahasiswa Perhotelan UK Petra, Marchellyn Soenjaya mengungkapkan sangat senang dan antusias dengan program studi internasional tersebut.
"Pasti senang dan antusias dengan demo masak dari mahasiswa Woosong guna mempelajari makanan tradisional Korea yang dimasak langsung oleh mereka," kata mahasiswi semester V ini.
Dari antusias mahasiswa tersebut, Koodinator Jurusan, Sienny Thio SE M.Bus, berharap agar kegiatan ICA bisa diadakan secara rutin untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata internasional.
"Dari kegiatan ini diharapkan dapat digelar secara rutin untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata internasional, mengingat enam mahasiswa kami sudah berada di sana," katanya.