Surabaya (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Surabaya akhirnya secara resmi menutup lokalisasi yang berada di Kelurahan Sememi dengan didukung oleh tokoh masyarakat setempat.
         
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Senin mengatakan pihaknya benar-benar serius untuk menghapuskan bisnis prostitusi di Surabaya, setelah sebelumnya berhasil menutup lokalisasi Dupak Bangunsari, Moroseneng, Klakah Rejo, dan Kremil.
         
"Pada Minggu (22/12) malam, kami bersama warga dan tokoh masyarakat Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, mendaklarasikan wilayah Sememi bebas lokalisasi," kata wali kota.
         
Menurut dia, isi deklarasi warga dan tokoh Sememi berkeinginan wilayahnya menjadi wilayah yang bersih, sehat, aman, nyaman, dan bebas prostitusi. Menjadikan wilayah Sememi menjadi wilayah yang bermanfaat dengan membangun usaha-usaha perekonomian sesuai dengan tuntunan agama dan peraturan serta senantiasa mengharapkan bimbingan dan perhatian dari ulama dan pemerintah untuk kemajuan wilayah Sememi.
         
Tri Rismaharini mengatakan penutupan ini dilakukan demi masa depan anak-anak Surabaya. Menurutnya, keberadaan lokalisasi sangat mempengaruhi tingkah laku dan pergaulan anak.
        
Menurut Risma, orang yang hidup di kawasan lokalisasi pasti akan terpengaruh dengan lingkungan tersebut. Ia sudah banyak menemukan bukti akibat dari rusaknya anak-anak di kawasan tersebut, karena terpengaruh lokalisasi.
         
"Saya ingin tidak ada lagi anak-anak yang masa depannya suram karena terjerumus dengan persoalan prostitusi," katanya.
         
Risma menambahkan bahwasanya masa depan anak-anak di Surabaya, terutama mereka yang berada di kawasan lokalisasi tergantung pada kita semua. "Anak-anak dimana pun dia berada berhak merasakan kemerdekaan memperoleh pendidikan, keberhasilan, dan keseuksesan. Makanya, saya berniat untuk menutup lokalisasi apapun risikonya akan saya jalani," katanya.
         
Risma menegaskan kalau tidak segera menekan permasalahan tersebut, maka masa depan anak-anak kita yang terdampak lokalisasi tidak akan memiliki masa depan yang baik. Maka itu, mari bersama-sama untuk mengatasi permasalahan ini.
         
"Pemkot akan terus berusaha untuk menutup lokalisasi yang ada di Surabaya, supaya masa depan anak-anak kita bisa secarah harapan meraka," tegasnya.
         
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku tidak mudah menutup lokalisasi di Surabaya karena prostitusi merupakan salah satu bisnis yang menggiurkan untuk mendapatkan keuntungan besar. Untuk itu, Pemkot Surabaya melakukan pendampingan kepada anak-anak usia sekolah yang terjerumus dengan persoalan traficking.
         
"Saya melakukan pendampingan kepada anak-anak ini ke sekolah-sekolah yang terdampak kawasan lokalisasi. Setiap berkunjung saya selalu membawa psikiater untuk mengetahui permasalahan apa yang menimpa mereka sehingga mereka bisa terjerumus persoalan prostitusi. Dari sanalah saya semakin kuat untuk menutup lokalisasi di Surabaya, karena memang dampaknya sangat luar biasa pada masa depan anak-anak kita," katanya.


Pewarta : Oleh: Abdul Hakim
Editor :
Copyright © ANTARA 2024